selaput lendir hidung dan tenggorokan. Penyakit ini bisa menyebar melalui
partikel udara saat batuk atau bersin, serta dari kontak kulit dengan
barang-barang pribadi yang terkontaminasi. Menyentuh luka yang terinfeksi
bakteri penyebabnya juga dapat membuat Anda terekspos penyakit ini.
Jika
tidak tertangani dengan baik, bukan hanya berisiko menularkan penyakit ini pada
orang lain, namun juga bisa berujung pada kematian. Kenapa bisa
begitu?
Memahami bagaimana difteri menginfeksi
tubuh
Difteri disebabkan oleh bakteri Corynebacterium. Bakteri ini
dapat menghasilkan racun yang merusak dan membunuh jaringan dalam tubuh,
terutama selaput lendir tenggorokan dan hidung. Selaput lendir yang mati
kemudian menebal dan berubah warna menjadi keabuan.
Gejala umum yang
biasanya mengikuti adalah radang tenggorokan dan serak, sulit bernapas dan
menelan, hidung meler, ngiler berlebihan, demam menggigil, bicara melantur, dan
batuk yang keras. Rentetan gejala ini disebabkan oleh racun bakteri yang ikut
terhanyut ke dalam aliran darah dan merusak jantung, ginjal, sistem saraf otak,
serta jaringan tubuh sehat lainnya.
Apa saja risiko komplikasi
difteri?
Pada awalnya difteri bisa tidak menampilkan gejala berarti.
Itu sebabnya banyak orang yang sebenarnya sudah terinfeksi bisa tidak menyadari
kalau dirinya sakit.
Namun orang yang terinfeksi penyakit ini harus
cepat-cepat diobati untuk mencegah risiko komplikasi fatal dan penyebaran
bakteri. Anak-anak dan lansia lebih rentan mengalami komplikasi penyakit ini.
Diperkirakan satu dari lima dan lansia di atas 40 tahun meninggal dunia akibat
komplikasi difteri.
Jika tidak diobati dengan cepat dan tepat, racun yang
dihasilkan bakteri dapat memicu beberapa komplikasi yang berpotensi mengancam
jiwa. Beberapa di antaranya meliputi gagal pernapasan, peradangan otot jantung
(miokarditis), gagal jantung, hingga perdarahan dalam parah yang menyebabkan
gagal ginjal.
Dibiarkan terus, difteri dapat menyebabkan syok (kulit
dingin memucat, keringat deras, dan jantung berdebar) yang berujung pada
kematian.
Bagaimana cara mencegah difteri?
Penyakit
ini sangat menular. Itu sebabnya difteri lebih banyak ditemui di negara-negara
berkembang, di mana angka imunisasi masih rendah.
Langkah pencegahan
paling efektif untuk penyakit ini adalah dengan vaksin DPT. Vaksin ini meliputi
difteri, tetanus, dan pertusis (batuk rejan). Vaksin DPT termasuk dalam 5
imunisasi wajib bagi anak-anak di Indonesia. Pemberian vaksin ini dilakukan 5
kali pada saat anak berusia 2 bulan, 4 bulan, 6 bulan, satu setengah tahun, dan
lima tahun.
Vaksinasi ini dapat melindungi anak terhadap difteri seumur
hidup. Namun bagi anak-anak yang belum menerima vaksin ini saat bayi, segera
dapatkan vaksin Tdap pada usia 12 tahun. Orang yang sudah sembuh juga disarankan
untuk menerima vaksin karena tetap memiliki risiko untuk kembali tertular
penyakit yang sama.
Semoga bermanfaat
loading...
Penulis: upiknugroho8117
0 komentar untuk Awas! Difteri Bisa Mengancam Nyawa Jika Tidak Cepat-cepat Ditangani