Vitamin D & sinar matahari
Vitamin D yang seringkali disebut dengan vitamin matahari, mempunyai peran penting untuk kesehatan tulang. Vitamin D membantu pembentukan & pemeliharaan tulang dengan cara menyerap kalsium & fosfor yang ada di dalam darah untuk diendapkan di tulang, sehingga tulang menjadi kuat & keras. Vitamin ini dapat dibuat sang tubuh ketika tubuh terpapar ultarviolet B dari sinar matahari.
Apakah baik menjemur bayi di bawah sinar matahari?
Sebagian akbar bayi lahir dengan kadar vitamin D rendah di dalam tubuh, sang karena itu bayi mengandalkan vitamin D yang berasal dari ASI, sinar matahari, & suplementasi. Kekurangan vitamin D pada bayi dapat menjadikan rickets, susah bernapas, & aneka macam gangguan kesehatan tulang. Oleh karena itu, banyak yang mempercayai bahwa menjemur bayi di bawah paparan sinar matahari itu baik karena dapat membantu meningkatkan kadar vitamin D & mencegah kekurangan vitamin D pada tubuh.
Terapi matahari telah dilakukan pada pertengahan abad ke-19. Terapi ini dilakukan pada orang yang mengalami penyakit rickets yang disebabkan karena kekurangan vitamin D. Sedangkan berdasarkan penelitian yang dilakukan pada tahun 1958, terapi matahari pertama kalinya digunakan pada bayi untuk mengatasi penyakit kuning yang seringkali terjadi bayi yang baru lahir. Penelitian tersebut, menunjukkan bahwa menjemur bayi yang kuning setidaknya 10 menit dalam dua kali sehari dapat membuat kuning pada bayi menghilang secara perlahan. Hal ini disebabkan sang sinar ultraviolet B dapat menguraikan kadar bilirubin yang berlebihan pada permukaan kulit sehingga kulit menjadi kuning.
Risiko paparan sinar matahari bagi bayi
Namun mulai tahun 1970-an, banyak peneliti yang menyadari bahwa paparan sinar matahari yang terlalu lama dapat meningkatkan risiko terkena kanker kulit & melanoma. Oleh karena itu, American Academy of Pediatrics menganjurkan, anak yang berusia di bawah 6 bulan sebaiknya tidak terpapar sinar matahari. Hal ini disebabkan sang kulit bayi yang sensitif & mudah iritasi seandainya dipakaikan tabir surya. Oleh karena itu lebih baik menghindarkan bayi yang baru lahir dari paparan matahari langsung.
Penyerapan vitamin D dipengaruhi sang aneka macam faktor seperti umur, rona kulit atau pigmen kulit, luas permukaan tubuh yang terpapar sinar, & waktu terpapar. Orang yang memiliki rona kulit lebih gelap berarti mempunyai pigmentasi kulit yang lebih banyak. Orang yang pigmentasi kulitnya lebih banyak, memerlukan waktu yang lebih lama untuk dapat memproduksi vitamin D. Tubuh tidak mampu menghasilkan vitamin D seandainya paparan sinar mataharinya terhalang sesuatu, seperti kaca & tabir surya. Namun, semakin lama terpapar di bawah sinar matahari, maka akan semakin tinggi risiko terkena kanker kulit & kulit terbakar. Selain itu, untuk meningkatkan produksi vitamin D dalam tubuh, diperlukan setidaknya 20% dari luas permukaan kulit yang terkena paparan sinar matahari.
Sampai dikala ini belum ada penelitian yang mampu menentukan seberapa banyak sinar matahari yang dibutuhkan anak untuk memproduksi vitamin D sesuai dengan kebutuhan tubuh. Namun beberapa peneliti menganjurkan bahwa untuk menjaga konsentrasi vitamin D yang stabil dalam tubuh, sebaiknya menjemur anak selama 5 hingga 30 menit antara pukul 10 pagi & 4 sore, & dilakukan sebanyak 2 kali dalam satu hari.
Bagaimana menjemur bayi yang baik & benar?
Memakai tabir surya yang mengandung SPF 15 atau lebih & digunakan ulang setiap dua jam sekali atau setelah anak berkeringat. Namun pemakaian tabir surya untuk bayi berusia kurang dari 6 bulan wajib diminimalkan, karena kulit bayi yang masih tipis & sensitif.
Menjemur bayi setiap jam 10 pagi & jam 4 sore, & hindari paparan sinar matahari terkena muka, apalagi mata karena akan mengganggu retina bayi. Biarkan tangan & kaki yang terkena paparan sinar matahari.
Menggunakan baju yang nyaman & tipis dikala menjemur bayi. Jika perlu pakaikan topi pada bayi untuk melindungi muka, leher, & telinga bayi.
loading...
Penulis: upiknugroho8117
0 komentar untuk Menjemur Bayi di Bawah Sinar Matahari, Untuk Apa, Sih