Mengapa ASI Tidak Keluar Setelah Melahirkan

Mengapa ASI Tidak Keluar Setelah Melahirkan
Setelah melahirkan, tugas ibu selanjutnya adalah menyusui bayinya. Namun, terkadang persoalan muncul saat menyusui. Beberapa ibu mengeluhkan air susunya tidak keluar sebagai akibatnya belum dapat menyusui bayinya beberapa hari sehabis kelahiran. Ini adalah hal yang normal terjadi. Air susu ibu (ASI) umumnya baru keluar dua sampai 3 hari sehabis melahirkan pada beberapa ibu.

Namun, yang menjadi persoalan adalah apabila ASI ibu tidak keluar sampai hari keempat atau ASI ibu keluar namun sangat sedikit sebagai akibatnya tidak mampu memenuhi kebutuhan bayinya, & akhirnya ASI jua tidak keluar. ASI yang lancar jua dipengaruhi oleh imbasan bayi. Semakin acapkali bayi mengisap payudara ibu buat mendapatkan ASI, semakin lancar jua ASI yang keluar. Namun, apabila ASI yang keluar sedikit semenjak awal sebagai akibatnya akhirnya ibu jarang memberikan ASI-nya pada bayi, lama-kelamaan produksi ASI pun berhenti & ASI tidak keluar.

Mengapa ASI tidak keluar meski sudah melahirkan?

ASI mungkin dapat saja tidak keluar yang disebabkan oleh beberapa faktor, seperti faktor kelahiran, faktor saat menyusui, faktor ibu, & lainnya. Berikut ini adalah penyebab-penyebab ASI tidak keluar.

Faktor kelahiran

Faktor kelahiran dapat menjadi alasan mengapa ASI tidak kunjung keluar. Faktor kelahiran ini, seperti:

Ibu stres atau mengalami persalinan traumatik karena proses persalinan yang sangat lama atau dilakukan dengan operasi caesar sebagai akibatnya mempengaruhi hormon stres yang berdampak pada tertundanya pengeluaran ASI.
Penggunaan cairan intravena atau cairan infus yang banyak selama proses persalinan dapat menyebabkan payudara bengkak & ketersediaan ASI tertunda sampai payudara pulang normal.
Kehilangan banyak darah, yaitu lebih dari 500 mililiter. Biasanya terjadi karena ibu mengalami perdarahan sehabis melahirkan. Hal ini dapat mengganggu kerja kelenjar hipofisis di otak yang mengontrol hormon laktasi.
Plasenta yang tertahan atau apapun yang mempengaruhi fungsi plasenta dapat menunda ASI keluar.
Obat penghilang rasa sakit yang diberikan saat proses persalinan jua dapat menunda ASI keluar.

Faktor kesehatan ibu

Ibu yang mengalami persoalan kesehatan dapat mempengaruhi hormon yang berhubungan dengan produksi ASI. Beberapa syarat yang dapat mempengaruhi hormon & produksi ASI adalah:

Diabetes saat kehamilan atau diabetes gestasional. Diabetes dibagi dua jenis, yaitu diabetes yang disebabkan oleh tubuh yang tidak cukup memproduksi insulin (diabetes mellitus tipe 1) atau tubuh tidak dapat menggunakan insulin dengan baik (diabetes mellitus tipe 2). Insulin turut mempengaruhi produksi ASI & fluktuasi akbar dari insulin dapat berdampak pada cadangan ASI. Namun, tidak semua ibu dengan diabetes memiliki persoalan ini. mengontrol kadar gula darah & kadar insulin dapat membantu menjaga produksi ASI permanen stabil.
Gestational ovarian theca lutein cysts. Kista ini berkembang saat kehamilan & menyebabkan kadar hormon testosteron meningkat sebagai akibatnya menekan produksi ASI sehabis melahirkan. Penelitian memberikan bahwa kadar hormon testosteron menurun sehabis 3 sampai empat minggu semenjak kista diatasi & pada akhirnya proses menyusui dapat berjalan normal.
Kelebihan berat badan atau obesitas. Ibu yang sudah memiliki kelebihan berat badan sebelum hamil berisiko buat mengalami tertundanya pengeluaran ASI & ASI keluar hanya sedikit. Ini berhubungan dengan produksi prolaktin yang rendah. Aika yang menyebabkan obesitas ini adalah gangguan metabolisme, seperti sindrom ovarium polikistik atau hipertiroidisme, ini jua adalah faktor yang mempengaruhi cadangan ASI.
Pengobatan yang dilakukan ibu. Beberapa obat dapat menyebabkan produksi ASI sedikit, seperti kontrasepsi hormonal. Kontrasepsi hormonal mengandung hormon estrogen yang dapat mempengaruhi produksi ASI.

Faktor payudara ibu

Masalah pada payudara ibu dapat menciptakan produksi ASI sedikit & ASI telat keluar. Beberapa persoalan payudara ibu yang mempengaruhi produksi ASI adalah:

Kelahiran prematur. Kelahiran prematur mungkin menyebabkan terhentinya pertumbuhan jaringan payudara yang memproduksi ASI pada akhir kehamilan sebagai akibatnya mengakibatkan jaringan yang memproduksi ASI hanya sedikit saat kelahiran. Tetapi hal ini dapat diatasi dengan manajemen menyusui yang baik sebagai akibatnya pertumbuhan jaringan payudara dapat berlanjut sehabis melahirkan.
Payudara belum berkembang paripurna. Ini dapat disebabkan karena hipoplasia atau jaringan kelenjar susu yang tidak cukup.
Operasi atau cedera pada payudara, yang menjadikan jaringan payudara hilang atau rusak atau rusaknya saraf yang berhubungan dengan pengeluaran ASI.
Bentuk puting payudara yang tak terbiasa, seperti puting payudara datar atau masuk ke dalam.

Faktor manajemen menyusui

Pemisahan ibu & bayi sehabis kelahiran & awal menyusui yang tidak baik dapat mempengaruhi keluarnya ASI. Hal ini karena semakin cepat payudara ibu dikosongkan atau semakin cepat bayi menyusui pada jam-jam atau hari pertama sehabis kelahiran berhubungan dengan cadangan ASI yang lebih tinggi. Aika menyusui atau memompa ASI pada awal-awal sehabis kelahiran jarang dilakukan oleh ibu, produksi ASI akan sedikit bahkan dapat berhenti. Perlu diingat, semakin acapkali ASI dimuntahkan, maka semakin lancar jua produksi ASI.

Apa yang harus saya lakukan apabila ASI belum keluar pada hari keempat?

Tertundanya pengeluaran ASI dapat mengakibatkan bayi kehilangan berat badannya & ini dapat menciptakan terhambatnya perkembangan fisik & mental bayi. Oleh karena itu, Knda harus berusaha memancing ASI keluar. Bisa dengan cara kontak kulit dengan bayi, memijat payudara atau memompa ASI keluar dengan tangan setiap jam. Sebaiknya selalu memantau berat badan bayi, apabila berat badan bayi turun lebih dari 7% dari berat lahir karena bayi tidak cukup ASI, mungkin suplementasi susu diperlukan, dapat dari donor ASI atau susu formula.
loading...

0 komentar untuk Mengapa ASI Tidak Keluar Setelah Melahirkan