Komen yang Merendahkan Perempuan, Dampaknya Besar Secara Psikologis

Komen yang Merendahkan
Eh, liat deh busana cewek itu, paha dipamer-pamerin gitu. Pantes disiulin tukang ojek!

Maksudnya apa coba nge-post foto seksi gitu? Dasar cewek gatel.

Perempuan kok tingkahnya murah. Pasti poly yg pake deh.

Terdengar familiar kepada pendengaran Knda?

Atau, waktu melihat fakta perkosaan yg memberi paparan lebih jelasnya busana korban, kita otomatis jadi berpikir, Salah sendiri jalan sendirian malem-malem kenapa pake baju begitu? Pantas aja diperkosa. Tak sporadis jua argumen memojokkan serupa dipakai sang aparat penegak aturan dalam memproses masalah kekerasan perempuan, yg makin menegaskan estimasi udik bahwa perempuan yg diperkosa haruslah disalahkan buat perkosaan mereka sendiri.

Knda mungkin penasaran apa yg memproduksi problem ini begitu layak diangkat menjadi sebuah topik pembicaraan. Lagipula, apa salahnya, sih, sedikit berkomentar nyinyir? Apalagi kita tumbuh akbar kepada tengah warga yg hobi mempreteli kecacatan orang lain, menjadi pembenaran buat menjadi siapa yg lebih kudus daripada siapa. Semua orang melakukannya, atau setidaknya, pernah terbersit dalam benak.

BACA JUGA: 8 Trauma Fisik & Mental Akibat Kekerasan Seksual

Pakaian terbuka & aktualisasi diri seksualitas perempuan bukan berarti undangan seks perdeo

Kita tidak sporadis mencoba buat mengajarkan sesama agar menjunjung nilai & moral eksklusif. Ironisnya, kita jua berada kepada tengah warga yg memperdagangkan seksualitas, khususnya seksualitas perempuan. Masyarakat menghendaki kaum perempuan buat menyadari & menjadi nyaman bareng seksualitas dirinya, bahkan seharusnya memamerkan dirinya kepada luaran sana. Karena berdasarkan anggapan warga, perempuan yg sensual & bertubuh seksi ialah tipe perempuan yg paling diidamkan.

Tetapi apabila Knda mengikuti pedoman ini, Knda merisikokan diri buat dipermalukan & dihakimi. Aika seseorang perempuan dipercaya terlalu seksi; apabila beliau merenggut terlalu poly perhatian; apabila beliau nir memiliki daya tarik yg wajib dimiliki perempuan buat tampil seksi-akan akan tetapi-nir-murahan; perempuan menghadapi risiko konkret buat dicap menjadi perempuan yg melanggar kodrat, pelacur, atau vulgar. Di sisi lain, remaja laki-laki & laki-laki dewasa kepada luaran sana justru menuai puja-puji atas pola tingkah laris yg sama. Pria yg memamerkan daya tarik fisik & aktualisasi diri maskulinitasnya dipercaya menjadi laki-laki sejati.

Ini ialah esensi dari standar ganda sosial, kepada mana kaum Adam dibutuhkan buat menginginkan & mengejar seks tanpa dibatasi interaksi juga emosional, ad interim perempuan hanya diizinkan terlibat dalam kegiatan seksual waktu itu melibatkan cinta sejati atau pernikahan legal.

BACA JUGA: Ada Kaitan Antara Film Porno & Kekerasan Terhadap Wanita

Alih-alih mengajarkan buat menanamkan rasa hormat kepada setiap orang & menghormati pilihan-pilihan yg seseorang ambil atas tubuh atau hayati mereka sendiri, tubuh perempuan dipukul homogen menjadi faktor pengundang nafsu ereksi.

Apa implikasi dari komentar nyinyir yg bertujuan merendahkan perempuan?

Komentar seksis mengajarkan kita buat mempermalukan, menghina, atau merendahkan prestise perempuan merdeka yg menjelajahi identitas diri &/atau menampakan perasaan & konduite seksualnya, termasuk cara berpakaian & konduite tertentu, menjadi aktualisasi diri diri. Inilah yg menjadikan komentar diskriminatif mirip model kepada atas sebenarnya sama bareng upaya pelecehan apabila nir lebih parah yg bersifat menghambat & membawa sejumlah kerugian konkret bagi siapapun yg menjadi buntut masalah, tidak ubahnya bullying.

Dilansir dari Your Tango, penelitian profesor Raquel Bergen dari St. Joseph University wacana kekerasan terhadap perempuan berkata bahwa para pejalan kaki & pengamat kepada kurang lebih cenderung buat enggan menyampaikan pertolongan kepada perempuan yg mengenakan busana terbuka. Bahwa apabila Knda memproduksi pilihan seksual tertentu, Knda sanggup didiskualifikasi menjadi seseorang yg kompeten kepada seluruh bidang kehidupan Knda. Nilai & prestise seseorang perempuan yg dicap label murah mirip ini sanggup diperas habis menjadi akibatnya beliau nir lagi memiliki akses luas terhadap hak asasi insan dasar, mirip konservasi & keadilan, yg sama mirip warga negara lainnya.

BACA JUGA: Panduan yg Harus Dilakukan Setelah Alami Kekerasan Seksual

Kekangan standar ganda mirip ini sanggup membuahkan kerugian psikologis berfokus kepada perempuan. Perempuan dibutuhkan buat menjadi versi terbaik dari dirinya, akan akan tetapi jua dipermalukan waktu beliau aktif secara seksual, buat memiliki figur tubuh latif, atau dari cara berpakaiannya yg nir sinkron kebiasaan. Ini menghipnotis seluruh perempuan, dari anak sekolah hingga perempuan dewasa. Pernah dengar peribahasa pena lebih tajam daripada pedang? Kira-kira begitulah prinsipnya. Aika luka fisik sanggup disembuhkan, lain ceritanya bareng luka batin yg diterima dari pedasnya lisan publik.

Perempuan yg berulang kali menjadi obyek komentar merendahkan kerap diselimuti sang rasa bersalah, memalukan, nir berharga, & sakit hati menjadi akibatnya luka ini sanggup terwujud menjadi sebuah kepribadian diri yg sama sekali baru. Maka tidak sporadis poly dari perempuan-perempuan korban bullying tersembunyi ini usang kelamaan merasa bahwa beliau memang pantas diperlakukan demikian, dalam hal ini disakiti, direndahkan, atau bahkan dieksploitasi secara seksual.

Komentar yg Knda kira remeh sanggup berdampak buruk kepada mental seseorang perempuan

Wanita yg kerap menjadi buntut dari cemoohan seksis kerap mengalami goncangan jiwa berat yg mengakibatkan hilangnya agama diri (bahkan hingga kehilangan status sosial & pekerjaan), isolasi diri, gangguan makan, stress berat, kebencian terhadap diri sendiri, & depresi dan kecemasan yg sanggup dialami selama bertahun-tahun bahkan seumur hayati.

Konsekuensi dari upaya bullying misoginistik dan komentar seksis terhadap perempuan tidak hanya mengorbankan sisi emosional saja, akan akan tetapi jua sanggup berakhir fatal mirip bunuh diri. Dilansir dari Liputan 6 News, Menteri Sosial Khofifah Indar Parawansa berkata sebesar 40 % anak-anak kepada Indonesia meninggal alasannya bunuh diri output tidak tahan menjadi korban bullying.

Seorang perempuan remaja berinisial ES dari Medan, ditemukan tewas sehabis menenggak racun rumput alasannya beliau tidak sanggup menanggung aib menjadi korban perkosaan ad interim kasusnya diremehkan sang kepolisian, mirip yg dilaporkan Tribun News. Sementara itu, laporan dari Pojok Satu, seseorang perempuan muda korban perkosaan dari Deliserdang,  jua memutuskan buat mengakhiri hidupnya karena pihak kepolisian memaksanya buat berdamai bareng si pelaku.

BACA JUGA: Benarkah Wanita Lebih Panjang Umur Dibanding Pria?

Pelajaran yg sanggup dipetik dalam hal ini ialah buat berpikir seribu kali sebelum Knda menghardik atau melontarkan komentar merendahkan sinkron apa yg seseorang kenakan atau bagaimana mereka bertindak. Seksisme & budaya misoginistik ialah masalah konkret yg perlu buat mulai ditangani bareng lebih berfokus lagi. Perilaku ini sanggup memiliki konsekuensi merugikan yg tidak tergantikan bagi perempuan, mengakibatkan stress berat & kerusakan fatal yg berdampak tak pernah mati.
loading...

0 komentar untuk Komen yang Merendahkan Perempuan, Dampaknya Besar Secara Psikologis