Sekilas tentang vaksin dengue, imunisasi untuk mencegah sekaligus obat demam berdarah
Virus dengue merupakan penyebab penyakit demam berdarah dengue (DBD) yang ditularkan lewat gigitan nyamuk Aedes aegypti. Vaksin yang disuntikkan ke dalam tubuh anak Knda mengandung virus DBD yang sudah dimatikan. Ini akan membantu sistem kekebalan tubuh anak untuk membentuk antibodi yang berfungsi untuk mengenali potensi zat asing serta melawan virus atau bakteri yang masuk ke tubuhnya.
Virus dengue itu sendiri memiliki 4 serotipe yang berbeda: DEN-1, DEN-2, DEN-2, serta DEN-4. Nah, umumnya Knda hanya terkena satu serotipe virus saja pada satu kali infeksi. Lewat vaksin dengue, tubuh Knda bisa membangun kekebalan terhadap semua serotipe virus DBD. Vaksin ini diberikan sebanyak 3 kali bareng berjarak per 6 bulan.
Untuk mendapatkan vaksin dengue, Knda bisa tiba pribadi ke rumah sakit atau klinik kesehatan terdekat serta tanyakan ketersediannya. Sayangnya vaksin ini belum timbul pada Puskesmas sebab belum masuk ke dalam program imunisasi nasional. Saat ini harganya pun masih tergolong relatif mahal yaitu lebih kurang 1 juta rupiah per 1 kali injeksi vaksin.
Akan tetapi, Knda perlu jangan lupa bahwa komplikasi dari demam berdarah ini sangatlah berbahaya. Maka dari itu, pencegahan berupa vaksinasi tetap diharapkan.
Kapan bisa mendapatkan vaksin DBD untuk anak?
Badan Kesehatan Dunia (WHO) menegaskan bahwa vaksin dengue sebagai cara mencegah serta obat demam berdarah bisa diberikan pada orang-orang yang berusia 9-45 tahun, terutama bagi mereka yang tinggal pada wilayah rawan DBD. Namun sesuai penelitian, efektivitas vaksin DBD untuk anak akan paling manjur jikalau diberikan pada usia 9-16 tahun.
Menurut penelitian yang dimuat dalam New England Journal of Medicine, vaksin DBD untuk anak yang berusia 9-16 tahun bisa mengurangi risiko tertular demam berdarah sampai 65,6 persen. Hal ini pula bisa mencegah tingginya perkara demam berdarah yang wajib dirawat inap pada rumah sakit sampai 80 persen, serta perkara demam berdarah berat sebesar 93 persen.
Meski begitu, tahan dulu niat Knda untuk memberikan vaksin dengue jikalau si mini belum mencapai batas usia ini. Pasalnya, jikalau vaksin dengue diberikan terlalu dini pada anak pada bawah usia 9 tahun, vaksin ini bisa meningkatkan risiko anak menjalani opname yang membutuhkan waktu lama. Risikonya untuk menderita DBD berat pula bisa meningkat. Ini tentu membawa risiko bahaya serta komplikasinya tersendiri.
Baca ini dulu sebelum memberikan vaksin untuk anak Knda
Saat ini terdapat 10 negara pada global yang telah menyetujui penggunaan vaksin dengue yaitu Indonesia, Filipina, Vietnam, Thailand, Malaysia, Brazil, Puerto Rico, Meksiko, Honduras, serta Kolombia.
Dengvaxia ialah vaksin dengue pertama keluaran perusahaan farmasi Sanofi yang mendapat biar untuk dipasarkan kepada masyarakat luas. Baru-baru ini, dilansir dari NYtimes, perusahaan tersebut berkata bahwa vaksin Dengvaxia bisa mencegah infeksi kambuhan pada seseorang yang telah terinfeksi dengue sebelumnya. Meski begitu, jikalau anak pernah belum pernah terinfeksi DBD sebelumnya, hadiahvaksin DBD untuk anak justru bisa meningkatkan risikonya terinfeksi dengue pada kemudian hari.
Klaim tersebut membuat pemerintah Filipina secara serentak menghentikan program vaksin DBD nasional setelah memberikannya pada lebih dari 740.000 siswa sekolah dasar pada Filipina. Hal ini dilakukan sebagai langkah antisipasi pemerintah Filipina terhadap kemungkinan risiko kesehatannya.
Masih belum tahu vaksin ini akan diberhentikan sampai kapan. Selama diberhentikan, banyak sekali profesional kesehatan akan terus mengulik lebih lanjut seputar efektivitas serta keamanannya.
loading...
Penulis: upiknugroho8117
0 komentar untuk Apakah Anak Saya Perlu Divaksin DBD