4 Fakta Kesehatan Seputar Tahi Lalat

4 Fakta Kesehatan Seputar Tahi Lalat
Coba perhatikan tahi lalat yg Enda miliki. Menurut astrologi Cina, posisi tahi lalat krusial & bisa menyampaikan wawasan lebih dalam mengenai kepribadian, syarat mental, masa depan, & kesehatan Enda. Di pipi, contohnya, menampakan bahwa Enda memiliki ketakutan akan komitmen berkeluarga, atau apabila berada sejajar menggunakan garis senyum, posisi ini melambangkan potensi bahaya dalam kemudian hari. Di bawah mata, artinya menandakan Enda orang yg sangat emosional. Atau dalam atas alis, berarti Enda memiliki stabilitas finansial yg nisbi mapan.

Berbekal pengetahuan ini, berdasarkan astrologi Cina, Enda bisa mencegah bala & memanfaatkannya buat kesuksesan dalam hayati. Namun, tentu saja tidak terdapat bukti ilmiah yg mendukung klaim ini. Nah, kalau berasal sisi kesehatan, apa celoteh global medis mengenai tahi lalat?

Tahi lalat poly jenisnya

Istilah tahi lalat digunakan buat memberi gambaran noda dalam kulit. Banyak jua yg menyebutnya menjadi beauty mark. Istilah medisnya artinya nevus melanositik. Tahi lalat bisa memiliki perbedaan makna kecokelatan, hitam, merah belia kecokelatan misalnya daging, merah, atau senada menggunakan warna kulit. Mereka bisa berbentuk datar, menyatu menggunakan bagian atas kulit, atau timbul, berambut, memiliki tekstur halus atau kasar. Biasanya berbentuk bundar atau oval menggunakan tepian yg halus, kebanyakan tahi lalat berukuran lebih mini berasal penghapus dalam ujung pensil (lebih kurang 1,25 centimeter).

Tahi lalat bisa timbul dalam poly sekali area tubuh telapak kaki, tangan, kepala, ketiak, bahkan area genitalia menjadi satu kesatuan terpisah, atau terdapat berkelompok dalam satu area tertentu. Kebanyakan orang memiliki lebih kurang 10-40 tahi lalat, meski jumlah pastinya akan bisa berubah sepanjang hayati.

Tahi lalat artinya bentuk tumor kulit jinak

Ada beberapa jenis pertumbuhan kulit abnormal yg awam ditemukan dalam insan & termasuk tumor jinak (non-kanker). Kondisi ini termasuk freckles (bercak kecokelatan dalam paras), skin tag, lentigo (age spot/sun spot/noda penuaan kulit), keratosis seboroik, & tahi lalat.

Tahi lalat terjadi waktu melanosit, sel pembuat pigmen kulit, memutuskan buat mengelompok dalam satu area tertentu bukannya menyebar ke seluruh kulit buat menyampaikan warna orisinal kulit yg merata.

Kondisi ini umumnya terdapat pertama kali dalam waktu menjelang & selama puber. Tahi lalat baru bisa terdapat dalam pertengahan usia, & memiliki masa kedaluwarsa karena akan menghilang selesainya usia 40-50 tahun, atau datang-datang tanpa Enda sadari. Walaupun begitu, para ilmuwan belum berhasil memahami alasan mengapa tahi lalat bisa terbentuk atau apakah mereka memiliki fungsi tertentu.

Kenapa terdapat orang yg punya lebih poly tahi lalat dibanding orang lain?

Gen yg kita warisi berasal orangtua, beserta menggunakan jumlah gambaran surya yg kita miliki (terutama selama masa kanak-kanak) artinya faktor primer penentu jumlah tahi lalat yg kita miliki.

Tahi lalat bisa hadir semenjak lahir atau terdapat secara sedikit demi sedikit dalam masa perkembangan bayi dalam kemudian hari. Banyak anak yg sudah membuatkan tahi lalat semenjak masih berbentuk janin dalam rahim, terus hingga beliau menginjak dewasa. Kondisi ini disebut menjadi tahi lalat kongenital. Alasan lain yg memungkinkan, selain faktor genetika, artinya berasal efek lingkungan misalnya gambaran sinar surya.

Kulit yg mengalami kontak menggunakan sinar surya lebih tidak sporadis, akan cenderung memiliki lebih poly tahi lalat. Namun, tahi lalat jua bisa timbul dalam daerah yg tertutup & terlindungi, misalnya telapak tangan, telapak kaki, atau bokong.

Tahi lalat cenderung akan menggelap menjadi respon perubahan hormon tubuh, contohnya selama pubertas (menggelap & sekaligus memperbanyak diri) & selama masa kehamilan.

Tahi lalat kadang bisa jadi penanda kanker kulit

Kebanyakan tahi lalat nir berbahaya, akan tetapi dalam perkara langka, bisa menjadi tunas kanker. Dilansir berasal American Cancer Society, seseorang yg memiliki poly tahi lalat dalam tubuh dipercaya berisiko lebih akbar buat mengidap kanker kulit melanoma daripada mereka yg bertahi lalat lebih sedikit atau nir sama sekali.

Namun demikian, dugaan ini disanggah sang sejumlah studi kesehatan, galat satunya sang studi mutakhir yg diterbitkan dalam jurnal JAMA Dermatology Maret 2016 kemudian. Dilansir berasal STAT News, studi ini menemukan bahwa orang-orang yg memiliki lebih berasal 50 butir tanda lahir ini memiliki penurunan risiko terhadap melanoma invasif yg sangat dramatis. Tidak terdapat klarifikasi paripurna buat temuan ini, akan tetapi, berdasarkan kepala pelaksana studi Alan C. Geller, dosen senior dalam Harvard TH Chan School of Public Health dalam Boston, melanoma bisa timbul menggunakan poly sekali taraf serangan dalam orang-orang yg memiliki jumlah tahi lalat bhineka.

Studi ini menampakan bahwa sedikit banyaknya jumlah tahi lalat nir berkaitan pribadi menggunakan risiko kanker kulit melanoma, begitu jua menggunakan rambut yg bertumbuh, melainkan tipe berasal tahi lalat itu sendiri.

Ciri tahi lalat yg berpotensi kanker

Tahi lalat yg berpotensi kanker, disebut jua tahi lalat atipikal, umumnya berbentuk asimetris menggunakan tepian yg nir beraturan, datar atau sedikit menonjol, memiliki beberapa perbedaan makna warna, & cenderung berukuran lebih akbar berasal 1,25 centimeter. Secara awam, tahi lalat yg berukuran lebih akbar berasal kepalan tangan akan membawa risiko tertinggi, & poly tanda-tanda kanker yg bermula dalam area lebih kurang tahi lalat atau noda gelap lainnya dalam tubuh. Aika Enda menyadari terdapat lebih berasal 20-25 butir tahi lalat yg memiliki ciri misalnya ini dalam tubuh Enda, Enda memiliki peningkatan risiko secara holistik terhadap melanoma.

Kehadiran tahi lalat turunan yg lebih akbar berasal 20-25 centimeter jua bisa mengindikasikan peningkatan risiko terhadap kanker kulit mematikan ini. Tahi lalat atipikal artinya frekuwensi potensi pengembangan melanoma, terutama dalam orang-orang yg berkulit putih pucat & terang.

Orang-orang yg memiliki poly tahi lalat atipikal mungkin akan mengalami kesulitan buat mengawasi perubahan dalam berukuran, bentuk, & warnanya terutama karena tahi lalat jenis ini bisa timbul dalam punggung atau daerah-daerah lain yg sulit dijangkau. Walaupun begitu, nir seluruh melanoma akan berkembang berasal tahi lalat yg sudah terdapat sebelumnya, & tahi lalat atipikal itu sendiri sporadis berubah menjadi melanoma atau kanker.

Pemantauan tahi lalat, tompel, atau tanda lahir berpigmen lainnya  adalah langkah krusial buat mendeteksi kanker kulit, terutama melanoma ganas. Aika Enda khawatir mengenai tahi lalat Enda mengalami pembesaran datang-datang, perubahan dalam ciri fisik, atau timbul perdarahan segera kunjungi dokter kulit buat memeriksakan kondisinya.

BACA JUGA:

Pilih body butter atau body lotion?
Sauna jerami, spa bir, hingga jasa pijat ular, temukan dalam sini
Tidur siang dalam daerah kerja bukan menandakan malas, lho!
loading...

0 komentar untuk 4 Fakta Kesehatan Seputar Tahi Lalat