Siapa yang Lebih Baik Jadi Pemimpin Pria atau Wanita

Siapa yang Lebih Baik Jadi Pemimpin Pria atau Wanita
Ada kesenjangan gender yg konkret dikala membicarakan posisi kepemimpinan laki-laki & perempuan kepada kantor. Saat ini terdapat 18 perempuan pemimpin mayapada, termasuk 12 perempuan kepala pemerintahan & 11 perempuan kepala negara terpilih (beberapa pemimpin memegang ke 2 posisi, & pemimpin kerajaan nir termasuk), berdasarkan data PBB per 2015. Wanita-perempuan ini mengemban hanya satu persepuluh jumlah pemimpin mayapada dikala ini dari negara-negara anggota PBB.

Hari ini, perempuan hanya menempati 14,6 % dari eksekutif perjuangan & kurang dari lima % dari Fortune 500 CEO & persentase yg sama dari posisi CEO kepada Fortune 1000. Dan kesenjangan terlihat membaik kepada manajemen taraf rendah, namun nir sungguh hilang dalam manajemen taraf menengah, contohnya, hanya kurang lebih 1/4 dari manajer ialah perempuan.

Masalahnya mungkin sebagian berakar dari asumsi seksis. Dalam sebuah studi baru, para peneliti menemukan bahwa warga mengira laki-laki memiliki kualitas kepemimpinan yg baik, akan namun bareng perempuan, orang-orang cenderung lebih skeptis. Yang tentu saja kemudian menggenjot gagasan warga mengenai siapa yg lebih pantas & lebih sanggup dalam menangani pekerjaan manajemen eksklusif.

Karakteristik apa saja yg wajib dimiliki sang seseorang pemimpin yg baik?

Berdasarkan informasi lapangan PEW Research Center, dalam asumsi publik, beberapa ciri memiliki kadar kepentingan yg lebih berat daripada lainnya. Kejujuran, kecerdasan, & ketegasan dipercaya menjadi kualitas kepemimpinan yg sangat krusial sang setidaknya delapan dari sepuluh orang dewasa.

Kira-kira 2-pertiga orang dewasa (67 %) membicarakan bahwa keteraturan & organisasi yg baik ialah kualitas krusial yg wajib dimiliki seseorang pemimpin. Selanjutnya disusul sang rasa simpati & afeksi (57%), inovatif (56%), atau ambisius (53%) ialah karakter yg dipercaya krusial dalam kualitas kepemimpinan.

Kesenjangan gender yg lebih akbar terdapat kepada beberapa sifat yg dipercaya kurang krusial. Wanita dibandingkan laki-laki lebih mungkin buat membicarakan bahwa penuh kasih adalah faktor krusial buat seseorang pemimpin: 66% dari perempuan membicarakan ini, dibandingkan bareng 47% laki-laki. Perempuan jua menempatkan nilai tinggi kepada penemuan dibanding laki-laki. Sekitar 61% perempuan mengira sifat ini menjadi sungguh krusial dalam seseorang pemimpin, dibandingkan bareng 51% laki-laki. Selain itu, perempuan lebih mungkin dibandingkan laki-laki buat membicarakan ambisi menjadi sifat krusial bagi seseorang pemimpin (57% perempuan & 48% laki-laki membicarakan ciri ini sungguh krusial). Kesenjangan gender secara holistik ini didorong sang generasi orang-orang belia milenium kaum milenium.

Jadi, siapa yg lebih baik menjadi pemimpin, laki-laki atau perempuan?

Masyarakat melihat sedikit disparitas antara laki-laki & perempuan kepada beberapa sifat kepemimpinan kepada atas. Mayoritas irang membicarakan bahwa dikala membicarakan soal kecerdasan & penemuan sinkron empat survei mayapada terpisah dari PEW Research Center, Harvard Business Review, Business Tech, & Business Insider laki-laki & perempuan menampilkan kualitas yg sama akbar. Dan hampir holistik warga nir melihat disparitas gender dalam ambisi, kejujuran, & ketegasan.

Namun, masih poly yg membedakan kualitas kepemimpinan antara laki-laki & perempuan sinkron ciri eksklusif. Misalnya, pemimpin laki-laki mencetak skor yg lebih tinggi dalam aspek membuat keputusan-keputusan sulit & penanganan fakta-fakta kontroversial atau krisis, bareng damai & penuh percaya diri.

Menariknya, dalam survei milik Harvard Business Review, hanya 3 dari 12 kategori profesi yg dievaluasi sang warga bahwa laki-laki memiliki efektivitas yg lebih unggul daripada pesaing wanitanya, & 2 kepada antaranya customer service & fungsi administratif secara tradisional dipercaya menjadi huma pekerjaan para perempuan. Malah, keunggulan terbesar perempuan dalam ranking efektivitas dibandingkan laki-laki umumnya lebih masih terdapat kepada bidang fungsional yg umumnya sangat didominasi sang kaum laki-laki (sales, general management, RdanD, IT, & product development).

Publik jua lebih cenderung buat menilai perempuan menjadi sosok pemimpin yg lebih teratur & terorganisir daripada laki-laki, & sporadis yg menilai kebalikannya. Selain itu, berdasarkan temuan survei, responden menilai pemimpin perempuan lebih tinggi kepada memimpin laki-laki bareng menjadi sosok yg menyampaikan model; lebih baik dalam berkomunikasi secara terbuka & transparan; lebih mungkin buat mengakui kesalahan; & mengeluarkan potensi terbaik dalam diri orang lain.

Selain itu, warga lebih cenderung menilai bahwa perempuan lebih memiliki sifat afeksi & menawarkan kompetensi mengasuh, mirip berbagi potensi orang lain & membangun interaksi. Di seluruh duduk perkara survei, perempuan memang menawarkan skor yg lebih tinggi daripada laki-laki.

Dan, 2 dari ciri klasik mirip cepat merogoh inisiatif & bekerja demi mendapatkan implikasi yg selama itu inheren menjadi kekuatan laki-laki, justru didominasi sang pemimpin perempuan yg mencetak skor tertinggi. Sebaliknya, kaum laki-laki hanya menduduki peringkat pertama kepada satu kategori kompetensi manajemen, berdasarkan survei Harvard Business Review yaitu kemampuan berbagi perspektif strategis.

Salah satu survei jua menemukan bahwa, secara mayapada, laki-laki hampir terkalahkan sang perempuan mereka 54% dibandingkan 46% menjadi jenis kelamin yg diharapkan penduduk mayapada buat mengarahkan kita melalui tantangan dalam lima tahun ke depan.

Apa kesimpulannya?

Menurut Ketchum Leadership Communication Monitor, survei ini bukannya digunakan menjadi ketukan palu bahwa setiap pemimpin mayapada masa depan wajib perempuan, & laki-laki nir lagi memiliki kawasan dalam kepemimpinan. Sebaliknya, sudah saatnya buat mengabaikan gagasan antik warga mengenai peran gender kepada kantor. Perempuan akan unggul dikala diberi kesempatan buat bersinar. Begitu jua bareng laki-laki, terutama dikala mereka jua merasa perlu buat menerangkan diri dalam peran non-tradisional.

Yang menjadi benang merah dari seluruh survei ini ialah nir terdapat gender yg lebih baik daripada yg lain. Temuan survei lebih serius kepada bagaimana laki-laki & perempuan sanggup berbagi keterampilan kepemimpinan & kemampuan mereka, & nir terdapat bidang eksklusif yg spesifik disediakan buat satu gender atau yg lain.

Apa yg diharapkan buat berbagi seseorang pemimpin akbar, baik laki-laki atau perempuan, ialah kesediaan mereka sendiri buat berbagi diri, diberikan kesempatan buat tumbuh melalui tugas pekerjaan yg menantang, & dukungan melalui pendampingan & training dari para pemimpin senior.

BACA JUGA:

Kenapa Wanita Perlu Tidur Lebih Lama Daripada Pria
Apakah Pria Juga Bisa Menopause?
Bagian Tubuh Paling Sensitif Pada Pria & Wanita
loading...

0 komentar untuk Siapa yang Lebih Baik Jadi Pemimpin Pria atau Wanita