Siapa Saja yang Harus Menjalani Tes Penyakit Kelamin

Siapa Saja yang Harus Menjalani Tes Penyakit Kelamin
Penyakit kelamin, atau yg dalam bahasa medis dikenal menjadi infeksi menular seksual (IMS) adalah penyakit yg bisa ditularkan melalui interaksi seksual, termasuk lewat penetrasi vagina, seks berkaitan dengan mulut, & seks anal.

Aika nir secepatnya ditangani, penyakit kelamin bisa menaikkan risiko ketidaksuburan Knda, bahkan mengakibatkan beberapa jenis kanker. Penyakit kelamin bisa menular antar laki-laki & perempuan, antar perempuan, juga antar laki-laki. Seorang perempuan hamil atau menyusui juga bisa menularkan infeksi menular seksual kepada bayinya. Selain itu, beberapa jenis penyakit kelamin memproduksi Knda lebih rentan terhadap infeksi HIV.

Penting buat selalu memeriksakan diri, terutama apabila kehidupan seksual Knda tergolong aktif, pernah melakukan interaksi seks tanpa pengaman, atau Knda berpikir Knda berisiko terhadap penyakit menular seksual. Sadari setiap perubahan yg terjadi kepada tubuh Knda, sekecil apapun itu. Konsultasikan lebih lanjut bareng dokter buat pemahaman yg lebih mendalam.

Kenapa aku perlu tes penyakit kelamin?

Kunjungan rutin ke ginekolog bukan berarti otomatis Knda akan menjalankan tes infeksi menular seksual. Aika Knda berpikir Knda membutuhkan tes ini minta secara khusus kepada dokter Knda. Bicarakan mengenai kekhawatiran Knda & tes apa yg ingin Knda jalani.

Jangan merasa segan buat menjelaskan hal ini bareng dokter Knda. Dokter sudah bersumpah buat bertanggung jawab dalam perawatan Knda bareng nir menghakimi & menjaga kerahasiaan pasien. Mereka adalah orang yg wajib Knda tuju buat mengobati infeksi Knda. Dokter juga bisa menyampaikan konsultasi lanjutan ihwal cara mengurangi risiko Knda kepada kemudian hari.

Tes juga krusial, karena beberapa penyakit menular seksual nir menunjukkan mengambarkan-mengambarkan apapun, menjadi akibatnya Knda tidak akan menyadari bahwa Knda telar tertular, hingga penyakitnya sudah telanjur parah.

Berikut ini adalah sejumlah pedoman tes infeksi menular seksual buat penyakit eksklusif.

Untuk klamidia & gonore

Screening buat klamidia & gonore direkomendasikan satu tahun sekali. Siapa saja yg wajib meminta screening?

Knda adalah perempuan yg aktif secara seksual, berusia kepada bawah 25 tahun.
Knda perempuan berusia lebih sumber 25 tahun & berisiko mengidap penyakit kelamin (misal, Knda berganti partner seksual atau memiliki partner seksual lebih sumber satu).
Knda seseorang laki-laki, pernah bekerjasama seks bareng laki-laki lain.
Knda mengidap HIV.
Knda pernah terlibat dalam kegiatan seksual atas dasar paksaan.

Screening khusus klamidia & gonore dilakukan melalui tes urin atau uji seka kepada penis atau kepada dalam rahim, yg kemudian akan dianalisis lebih lanjut kepada laboratorium.

Untuk HIV, sipilis, & hepatitis

Screening khusus HIV direkomendasikan buat dilakukan setidaknya satu kali seumur hayati, termasuk dalam check-up tempat tinggal sakit rutin, mulai sumber usia 15-65 tahun. Orang-orang yg lebih belia diharuskan menjalankan screening apabila mereka berada kepada risiko yg sangat tinggi terhadap penyakit kelamin. Screening HIV dilakukan setiap tahun apabila Knda berisiko tinggi terhadap infeksi.

Siapa saja yg perlu menjalankan screening HIV, sipilis, & hepatitis?

Terdiagnosis positif mengidap penyakit kelamin lain, yg berarti Knda berisiko lebih akbar terhadap penyakit lainnya.
Memiliki partner seksual lebih sumber satu orang semenjak screening terakhir Knda.
Menggunakan narkotika injeksi.
Knda seseorang laki-laki, & pernah bekerjasama seks bareng laki-laki lain.
Knda sedang hamil, atau merencanakan kehamilan.
Knda pernah terlibat dalam kegiatan seksual atas dasar paksaan.

Screening sipilis dilakukan bareng uji darah atau swab test sumber sampel jaringan genital Knda. Screening HIV & hepatitits hanya membutuhkan uji darah.

Untuk herpes genital

Herpes adalah infeksi virus yg simpel ditularkan bahkan apabila orang tadi nir menunjukkan mengambarkan-mengambarkan apapun. Hingga waktu ini belum timbul screening khusus buat mendeteksi herpes, akan tetapi dokter mungkin melakukan biopsi (sampel jaringan) sumber kutil atau luka lecet yg mungkin Knda miliki, buat kemudian dianalisis lebih lanjut kepada laboratorium. Hasil tes negatif bukan berarti Knda nir memiliki herpes yg menjadi penyebab lecet kepada area genital Knda.

Uij darah juga mungkin direkomendasikan, akan tetapi hasilnya nir selalu seksama. Beberapa uji darah bisa membedakan antara 2 tipe primer herpes, akan tetapi hasilnya nir bisa konklusif, tergantung sumber taraf sensitivitas & stadium infeksi yg Knda alami. Hasil tes yg mengakali permanen bisa terjadi.

Untuk HPV

Beberapa tipe human papillomavirus (HPV) bisa membuahkan kanker rahim, ad interim jenis lainnya bisa mengakibatkan kutil kelamin. Orang-orang yg terinfeksi HPV bisa saja nir menunjukkan mengambarkan & mengambarkan-mengambarkan sama sekali. Virus ini umumnya hilang dalam 2 tahun semenjak kontak pertama.

Screening HPV buat laki-laki belum tersedia. Biasanya HPV kepada laki-laki didiagnosis sumber investigasi visual sang dokter atau biopsi sumber kutil genital. Sedangkan buat perempuan, screening HPV termasuk:

Pap test, buat menelaah adanya pertumbuhan sel abnormal kepada dalam rahim. Pap test direkomendasikan dilakukan sang perempuan setiap 3 tahun sekali mulai usia 21 65 tahun.
HPV test, menjadi tes tindak lanjut bagi perempuan berusia 30 tahun ke atas sehabis Pap test, & dilakukan setiap lima tahun sekali apabila Pap tes sebelumnya tergolong normal. Wanita berusia 21-30 tahun akan disarankan HPV test apabila mereka menunjukkan output abnormal kepada Pap test terakhir.

HPV juga dikaitkan bareng kanker vulva, vagina, penis, anus, & kanker ekspresi & tenggorokan.

Vaksin bisa melindungi perempuan & laki-laki sumber beberapa jenis HPV, akan tetapi akan hanya efektif apabila diberikan sebelum memulai kegiatan seksual.

Aika aku terbukti positif, apakah penyakit kelamin bisa diobati?

Untuk beberapa tipe infeksi menular seksual, pengobatan mungkin melibatkan konsumsi rutin antibiotik resep atau melalui suntikan sang dokter.

Penyakit eksklusif, misalnya herpes atau HIV/AIDS, nir bisa disembuhkan, akan tetapi bisa dikelola bareng pengobatan & terapi ekstensif buat mencegah infeksi meluas ke bagian tubuh lainnya atau menyebar kepada orang lain.

Selain itu, terbukalah bareng partner seksual Knda mengenai penyakit Knda. Pasangan Knda juga perlu mendapatkan investigasi, karena mungkin infeksi bisa berpindah sumber Knda ke pasangan, & kebalikannya. Selalu pakai kondom waktu bekerjasama seksual buat menghindari penyebaran infeksi lebih lanjut.

BACA JUGA:

Selain kondom, kontrasepsi apa lagi yg bisa Knda pakai?
Nyeri & perdarahan selama seks, normalkah?
Serba-serbi senam Kegel
loading...

0 komentar untuk Siapa Saja yang Harus Menjalani Tes Penyakit Kelamin