Anak Perempuan Korban Kekerasan Berisiko Punya Anak Autis

Anak Perempuan Korban Kekerasan Berisiko Punya Anak Autis
Kekerasan yg terjadi dalam wanita masih hingga tinggi, bahkan hingga ketika ini data WHO memberikan bahwa setidaknya masih terdapat 1 dari tiga wanita niscaya pernah mengalami kekerasan fisik/seksual/emosional dalam hidupnya. Sekitar 15 hingga 75 % dari total wanita yg terdapat dalam global memiliki pengalaman kekerasan, entah itu kekerasan fisik, seksual, ataupun emosional.

Tingkat kekerasan dalam wanita ini akan mengakibatkan aneka macam duduk perkara bagi gerombolan wanita tadi, orang-orang dalam sekitarnya, bahkan berpengaruh terhadap generasi selanjutnya. Perempuan yg mengalami kekerasan berisiko buat mengalami gangguan mental, fisik, duduk perkara kesehatan reproduksi, dan bahkan kematian. Salah satu implikasi dari kekerasan terhadap wanita ialah risiko buat memiliki anak yg mengidap autisme.

Kekerasan wanita menaikkan risiko dirinya memiliki anak autisme

Pernyataan ini terdapat dari output penelitian yg dilakukan sang Harvard School of Public Health. Penelitian yg melibatkan sebesar 50 ribu wanita yg datanya diambil dari Nurses Health Study II ini mewawancarai semua responden terkait riwayat kekerasan yg pernah mereka alami ketika masih mini. Pertanyaan yg diberikan yaitu apakah mereka pernah dipukul keras hingga memar, dipukul memakai indera dan benda tajam, diberikan eksekusi yg kejam, dimarahi bareng istilah yg sangat kasar dan menghina. Peneliti juga menanyakan apakah mereka juga pernah mengalami pemerkosaan.

Lalu output yg dihasilkan dari penelitian ialah, gerombolan wanita yg pernah mengalami kekerasan, lebih poly yg memiliki anak yg autis dibandingkan bareng gerombolan wanita yg nir mengalami kekerasan apapun ketika mereka mini. Tidak hanya pengalaman kekerasan berfokus yg memproduksi wanita berisiko memiliki anak bareng autisme dalam kemudian hari, akan tetapi  wanita yg pernah mengalami kekerasan taraf sedang juga berisiko buat memiliki anak bareng autisme.

Sebanyak 60% wanita yg pernah mengalami kekerasan emosional dan fisik bareng taraf yg sedang hingga berfokus lebih poly memiliki anak bareng autisme. Tidak hanya itu juga, para peneliti menyimpulkan bahwa kekerasan emosional dan fisik yg diterima sang wanita sanggup menaikkan risiko tiga,lima kali lebih tinggi buat memiliki anak yg autis, dari dalam wanita yg nir pernah mengalami kekerasan.

Apa itu autisme? Dan apa penyebabnya?

Autisme ialah sindrom yg menyerang anak-anak, bahkan telah terdapat semenjak anak berusia sangat dini. Anak yg mengalami autisme akan susah buat berteman, bersosialisasi, berkomunikasi bareng sesama, dan acapkali kali berbicara dalam bahasa yg nir dimengerti. Menurut Center for Disease Control and Prevention diketahui bahwa 1 dari setiap 68 anak setidaknya mengalami autisme.

Sampai ketika ini memang belum diketahui secara niscaya apa penyebab dari sindrom autisme dalam anak, akan tetapi para pakar menyatakan bahwa faktor genetik dan faktor lingkungan berperan dalam kejadian ini. Faktor genetik yaitu terjadi gangguan dan duduk perkara dalam genetik anak dan berakibat terjadinya perubahan gen, sedangkan faktor lingkungan yg dimaksud ialah gangguan dan komplikasi yg terjadi ketika kehamilan atau infeksi virus yg dialami bunda.

Bagaimana sanggup riwayat kekerasan dalam bunda memproduksi anak memiliki autisme?

Para pakar mengungkapkan terdapat beberapa kemungkinan yg berakibat ke 2 hal tadi berafiliasi. Perempuan yg pernah memiliki pengalaman kekerasan cenderung memiliki sistem kekebalan tubuh yg lemah, aneka macam gangguan kesehatan, dan duduk perkara ketika merespon stress yg bahkan sanggup mensugesti kesehatan generasi selanjutnya. Dari output penelitian tadi juga diketahui bahwa wanita yg mengalami kekerasan ketika masih mini lebih acapkali dan poly yg mengalami gangguan dan duduk perkara dalam kehamilannya.

Hal ini ditimbulkan alasannya wanita tadi sangat rentan stress dan memiliki sistem kekebalan tubuh yg lemah. Kekerasan dialami gerombolan tadi memproduksi mereka susah buat merespon stress bareng baik menjadi akibatnya ketika mereka mereka mengalami stress ketika kehamilan, tubuh nir sanggup bareng cepat mengatasinya dan akhirnya timbul komplikasi kehamilan. Sedangkan, komplikasi kehamilan ialah keliru satu faktor risiko yg mungkin sanggup berakibat autisme dalam anak. Selain itu gangguan mental yg terjadi dalam bunda implikasi riwayat kekerasan yg pernah dialami juga sanggup diturunkan ke anaknya menjadi akibatnya anak berisiko buat mengalami gangguan mental, termasuk autisme.

BACA JUGA

Mengapa Orang Dengan Autisme Biasanya Cerdas?
Terapi Anak Autisme bareng Hewan Peliharaan
Pedoman Membesarkan Anak bareng Autisme
loading...

0 komentar untuk Anak Perempuan Korban Kekerasan Berisiko Punya Anak Autis