Bolehkah Bayi dan Anak Minum Jamu

Bolehkah Bayi dan Anak Minum Jamu
Minum jamu sudah menjadi tradisi dan kebiasaan yg melekat dalam keluarga Indonesia. Tak jarang orangtua akan menyampaikan jamu yg pula dikenal sebagai obat tradisional waktu anaknya sakit, tidak nafsu makan, atau sekadar untuk menjaga daya tahan tubuh. Manjurnya jamu dalam menjaga kesehatan anak Indonesia sudah dipercaya sejak ratusan tahun lalu. Hingga kini, jamu pun masih menjadi andalan orangtua. Menurut Riset Kesehatan Dasar (Riskedas) pada tahun 2010, 96% orang yg minum jamu menyatakan bahwa mereka mencicipi langsung khasiat jamu. Namun, bolehkah anak minum jamu? Bagaimana dengan bayi?

Banyak orangtua merasa ragu untuk menyampaikan jamu untuk anak, terutama yg masih berusia di bawah 3 tahun (batita). Untuk menjawab kekhawatiran Knda, simak warta lengkap yg sudah dihimpun khusus untuk Knda dan keluarga berikut ini.

Kapan anak boleh mulai minum jamu?

Jamu artinya ramuan herbal yg dibuat dari aneka macam bahan-bahan alami. Bahan tersebut diperoleh dari macam-macam bagian tanaman seperti daun, akar, buah, btg, umbi, atau bunga. Jamu tidak menggunakan bahan-bahan kimia tambahan seperti paracetamol, pengawet, perisa buatan, atau zat aditif lainnya. Maka, pada dasarnya jamu kondusif untuk dikonsumsi siapa pun.

Namun, dari dr. Aldrin Nelwan Sp.AK., MARS., M.Kes., M.Biomed, Kepala Unit Pengobatan Integratif Rumah Sakit Kanker Darmais Jakarta, sebaiknya bayi yg masih menyusui secara eksklusif tidak diberikan jamu terlebih dahulu. Bika bayi sudah lepas dari masa pemberian ASI eksklusif, yaitu kira-kira usia 6 bulan, Knda dapat mulai menyampaikan jamu.

BACA JUGA: Mulai Umur Berapa Anak Boleh Minum Kopi?

Dosis jamu yg kondusif untuk anak

Meskipun jamu terbuat dari bahan alami, bukan berarti jamu dapat dikonsumsi tanpa mengindahkan dosis tertentu. Mengonsumsi terlalu poly bahan tertentu pula berisiko mengakibatkan pengaruh samping, terutama bagi anak yg lebih rentan daripada orang dewasa. Perhatikan seandainya Knda membeli jamu jadi yg tersedia di pasaran (dengan label JAMU, OBAT HERBAL TERSTANDAR, atau FITOFARMAKA pada kemasannya). Biasanya pada produk-produk yg sudah terdaftar Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM), terdapat warta soal dosis yg dianjurkan untuk bayi, anak, dan orang dewasa.

Namun, seandainya tidak tercantum atau seandainya Knda meracik jamu sendiri di rumah, sesuaikan dosisnya dengan usia anak. Dilansir dari Tabloid NOVA, Kepala Direktorat Pengawasan Obat Tradisional Kementerian Kesehatan Drs. Ketut Ristiasa, Apt. menganjurkan bahwa anak di bawah usia 12 tahun hanya membutuhkan 1/2 dari dosis orang dewasa. Sementara untuk anak di bawah usia 5 tahun (balita), sebaiknya berikan 1/4 dosis orang dewasa.

Yang harus diperhatikan sebelum anak minum jamu

Jamu yg Knda berikan untuk bayi dan anak harus sahih-sahih diperhatikan komposisi dan penggunaannya. Pasalnya, jamu dapat diberikan dalam bentuk minuman, obat luar, atau suplemen. Selain itu, Knda pula harus menjaga kebersihan dan penyimpanannya. Cuci bersih tangan Knda sebelum meracik, menyeduh, atau mengoleskan produk-produk jamu pada bayi dan Anak. Pastikan pula bahwa jamu disimpan dalam suhu ruangan, dalam botol kaca atau plastik yg kondusif untuk makanan, dan tidak disimpan terlalu lama.

BACA JUGA: 10 Makanan yg Tidak Mudah Basi

Anak atau bayi pula sebaiknya tidak minum jamu bersamaan dengan obat. Bika anak memang sedang mengonsumsi obat-obatan tertentu, sebaiknya hindari dulu minum jamu. Akan tetapi, anak masih boleh minum obat yg diresepkan dokter sambil tubuhnya dibalur dengan jamu berupa minyak gosok karena fungsi jamu di sini artinya sebagai obat luar. Kalau sakit yg dikeluhkan anak tak kunjung membaik dalam waktu dua hari, sebaiknya segera periksa ke dokter. Hindari pula menyampaikan jamu secara eksklusif kalau penyakit yg diderita bayi atau anak cukup berfokus, contohnya demam tinggi karena infeksi bakteri, virus, atau kuman.

Khasiat jamu untuk anak

Jamu menunjukkan segudang manfaat untuk si kecil. Selain meningkatkan daya tahan tubuh, jamu pula digdaya untuk meningkatkan nafsu makan, meredakan gejala penyakit tertentu seperti diare dan influenza, serta meringankan rasa sakit karena gigi mau tumbuh. Membiasakan anak minum jamu pula baik untuk mencegah ketergantungan terhadap obat-obatan farmasi atau resistensi antibiotik. Berikut artinya beberapa contoh bahan alami yg bermanfaat untuk bayi dan anak.

Jahe

Khasiat jahe untuk kesehatan sudah dikenal secara luas. Jahe dapat membantu mengusir masuk angin, perut kembung, dan aneka macam duduk perkara pencernaan yg diderita anak. Bika anak Knda kurang suka dengan rasanya yg tajam, Knda dapat mencampurkan jahe ke dalam teh atau sup.

Kunyit

Kalau anak menderita diare, campurkan kunyit dengan sari daun jambu biji belia dan berikan 2 kali sehari. Selain meredakan diare, parutan kunyit pula dapat membantu mengobati ruam popok pada bayi. Oleskan parutan kunyit secukupnya pada area yg kena ruam dan diamkan selama beberapa jam.

BACA JUGA: 7 Alasan Kenapa Wanita yg Sedang Haid Perlu Minum Kunyit

Temulawak

Untuk menghadapi anak yg tidak nafsu makan, campurkan temulawak dengan 1/2 cangkir air hangat dan madu. Berikan dua hari sekali atau berdasarkan kebutuhan anak. Suplemen dengan kandungan temulawak pula sekarang sudah poly tersebar. Selalu perhatikan dosis yg tercantum pada bungkus.

Kencur

Kencur sudah terbukti digdaya untuk meredakan batuk berdahak pada anak. Sajikan kencur, madu, dan jeruk nipis yg dicampur dalam air hangat dua sampai 3 kali sehari. Knda pula dapat menambahkan air rebusan daun belimbing wuluh supaya efeknya semakin cepat terasa.
loading...

0 komentar untuk Bolehkah Bayi dan Anak Minum Jamu