Balita yang Kurang Tidur Berisiko Obesitas di Usia Sekolah

Balita yang Kurang Tidur Berisiko Obesitas di Usia Sekolah
Bayi dan balita yang tidur kurang dari 10 jam di malam hari berisiko tinggi mengalami obesitas begitu ia menginjak usia sekolah dasar. Temuan teranyar sang tim peneliti dari Massachusetts General Hospital for Children ini maupun semakin menegaskan bukti serupa dari sejumlah studi terdahulu.

Studi kami menemukan bukti meyakinkan bahwa durasi tidur bayi dan balita yang kurang dari jumlah yang direkomendasikan adalah faktor risiko kuat untuk obesitas, tandas Dr Elsie Taveras, kepala departemen Pediatrik di Massachusetts General Hospital for Children sekaligus ketua studi tersebut, dilansir dari CBS News.

Apa isi dari penelitian tersebut?

Penelitian ini mengolah data yang lebih komprehensif dari yang akan terjadi wawancara tatap muka dan kuesioner berlanjut dalam ibu dan anak tentang kebiasaan tidur anak di setiap periode usia 6 bulan sampai 7 tahun. Peneliti ini maupun mempertimbangkan faktor lingkungan dan pilihan gaya hidup ibu, pengukuran tinggi dan berat anak, maupun jumlah lemak tubuh total, lemak perut, massa tubuh tanpa lemak, dan lingkar pinggang dan pinggul anak.

Kurang tidur malam didefinisikan sebagai durasi tidur yang kurang dari 12 jam sepanjang malam untuk anak usia 6 bulan sampai 2 tahun; kurang dari 10 jam sehari untuk anak usia 3-4 tahun; dan kurang dari 9 jam sehari untuk anak usia 5 sampai 7 tahun. Setiap kebiasaan tidur anak dari yang akan terjadi wawancara ibu diberikan skor tidur yang mencakup setiap periode waktu tersebut mulai dari 0 untuk anak-anak yang menderita kurang tidur kronis sampai 13, skor terbaik untuk durasi tidur ideal.

Para peneliti menemukan bahwa anak-anak beserta skor tidur terendah mempunyai yang akan terjadi pengukuran tubuh terbesar, yang mencerminkan karakteristik obesitas dan timbunan lemak tubuh abnormal untuk anak seusianya. Kaitan ini konsisten ditemukan di semua kategori umur, sehingga peneliti yakin bahwa risiko obesitas anak akan tetap tinggi dan sama parahnya di segala usia.

Studi lain dari University of Washington terbitan jurnal Archives of Pediatrics & Adolescent Medicine menemukan bayi dan balita hingga usia 4 yang kurang tidur di malam hari, 80 persen lebih cenderung mempunyai timbunan lemak tubuh berlebih di lima tahun mendatang daripada anak lain yang tidur lebih lama. Lebih lanjut, bahkan dalam anak yang rutin kurang tidur malam sepanjang hari sekolah tetapi berhasil menebus sebagian mungil dari porsi tidurnya di akhir pekan dilaporkan tetap berada dalam risiko tinggi obesitas hingga tiga sampai empat kali lipat. Apa alasannya?

Apa hubungannya anak kurang tidur beserta obesitas di kemudian hari?

Pemerhati kesehatan anak percaya bahwa kurang tidur memainkan peran penting terhadap mekarnya garis pinggang anak, karena mengacaukan metabolisme dan sistem endokrin tubuh.

Kondisi kurang tidur menyebabkan anak terjebak dalam sebuah bundar setan di mana kurangnya durasi tidur malam menyebabkan kelelahan di siang hari. Kelelahan membuat anak mudah lapar sehingga makan lebih banyak, tetapi justru kurang berminat untuk terlibat dalam aktivitas fisik. Hal ini mengarah dalam minimnya pembakaran energi, yang kemudian mengarah ke obesitas, yang mengarah kembali ke pola tidur yang jelek.

Kurang tidur malam mengacaukan hormon ghrelin dan leptin (dua hormon pengatur rasa lapar dan nafsu makan) dan jam biologis tubuh, alias ritme sirkadian. Ketika tubuh membutuhkan tidur, tubuh menafsirkannya sebagai rasa lapar sehingga menyebabkan tingkat leptin jatuh ad interim tingkat ghrelin semakin tinggi pesat; respon ini memicu pola makan berlebihan dan maupun memerintahkan tubuh untuk mempertahankan simpanan lemaknya. Kemudian, jam sirkadian tubuh yang porak poranda akan mengacaukan pengaturan kadar glukosa dan insulin. Ketika dua hormon ini kacau balau, terkait erat beserta peningkatan berat badan, penyakit jantung, dan diabetes.

Kurangnya durasi tidur anak maupun ditemukan meningkatkan kadar kortisol, hormon yang satu dari fungsinya ialah mengatur pengelolaan energi tubuh; tingkat kortisol semakin tinggi sudah dikaitkan beserta resistensi insulin dan nomor BMI yang lebih tinggi. Studi pediatrik lain maupun menghubungkan kebiasaan tidur jelek beserta duduk perkara perilaku dan ketidakmampuan belajar.

Lalu, harus berapa lama anak harus tidur malam?

Jika seseorang anak mempunyai kecenderungan obesitas tetapi berhasil menerima waktu tidur yang cukup, ia lebih cenderung untuk terlindungi dari dampak jelek ini daripada apabila ia nir tidur sebanyak yang dibutuhkan, ujar Dr David Gozal, kepala departemen pediatri di University of Chicago di Illinois, dikutip dari ABC News.

Terlepas dari kategori berat badannya, rata-rata anak dalam bermacam-macam penelitian mempunyai durasi tidur malam delapan jam malam selama seminggu jauh dari rekomendasi 9-10 jam waktu tidur sang National Institutes of Health dan kelompok kesehatan lainnya. CDC menyarankan bayi berusia hingga 1 tahun harus tidur 13-15 jam di malam hari dan balita usia 3-5 tahun perlu 11-13 jam tidur malam.

Yang lebih mengejutkannya lagi, membayar utang tidur malam beserta tidur siang tampaknya nir menjadi solusi bagi anak-anak untuk menghindari risiko kegemukan. Hal ini dikarenakan tidur siang dan tidur malam melayani fungsi yang berbeda. Tidur siang, contohnya, dapat membantu anak menekan stres sehingga fokusnya akan lebih tajam untuk belajar dan beraktivitas seharian ad interim tidur malam melibatkan fungsi biologis, psikologis, dan pemulihan kerusakan sistem tubuh yang lebih kompleks.

Bagaimana caranya supaya anak mempunyai waktu tidur yang cukup dan berkualitas?

Mendapatkan tidur cukup tak hanya penting bagi orang dewasa, tetapi maupun kritis untuk kesejahteraan anak dalam masa tumbuh kembangnya. Taveras merekomendasikan sejumlah langkah yang dapat orang tua lakukan untuk membantu anak-anak mendapatkan tidur malam yang baik:

Jadwalkan waktu tidur yang konsisten; termasuk waktu mulai tidur dan bangun pagi
Batasi konsumsi minuman berkafein (teh, soda, minuman energi, jus butir dalam bks) di penghujung hari
Batasi penggunaan dan akses teknologi di kamar tidur anak
Pastikan lingkungan tidur yang tenang, gelap, dan santai; suhu nir terlalu panas atau terlalu dingin
Pastikan tempat tidur bersih dan nyaman, hanya digunakan untuk tidur bukan untuk melakukan kegiatan lain (contohnya, membaca, belajar, main laptop/handphone, mendengarkan musik, menonton TV)
Ajak anak untuk melakukan aktivitas fisik, tapi jangan mendekati waktu tidur
Pastikan kamar anak menerima paparan cahaya terang saat bangun di pagi hari
Larang anak begadang semalaman
Bolehkan anak tidur lebih larut di akhir pekan, tapi tak bangun lebih lambat dari 2-3 jam di luar waktu bangun pagi umumnya

Selain obesitas, kurang tidur malam dalam jangka panjang sudah dikaitkan beserta demensia, penyakit jantung, penyakit mental, dan kondisi kesehatan kronis lainnya di usia dewasa.

BACA JUGA:

Tidur Tidak Nyenyak Bisa Mengganggu Fungsi Otak
8 Trik Membiasakan Anak untuk Tidur di Kamar Sendiri
Minum Susu Sambil Tidur Ternyata Membahayakan Bayi
loading...

0 komentar untuk Balita yang Kurang Tidur Berisiko Obesitas di Usia Sekolah