Memang tidak terdapat literatur atau teori yg menjelaskan seberapa lama waktu yg kondusif untuk pulang hamil & memiliki anak bagi orang-orang yg pernah mengalami kanker. Hal tersebut tergantung menggunakan kanker apa yg pernah dialami menggunakan taraf stadiumnya, cara pengobatan, serta umur calon bunda. Berbagai pendapat menyampaikan bahwa perempuan yg pernah mengalami kanker, setidaknya menunggu hingga 6 bulan sehabis pengobatan terakhir untuk pulang hamil. Pendapat lain menyatakan bahwa waktu yg tepat untuk hamil sehabis menjalani pengobatan kanker yaitu sekitar dua hingga 5 tahun.
Sebelum menetapkan untuk mencoba hamil
Hal yg perlu diperhatikan perempuan yg baru saja menjalani pengobatan kanker artinya sebagai berikut:
Memastikan telur atau ovum yg terkena obat kemoterapi ataupun yg terkena radiasi sudah dimuntahkan asal tubuh
Sudah selesai pengobatan & pulih asal aneka macam imbas yg disebabkan asal pengobatan
Sudah dinyatakan sembuh & bebas asal sel kanker sang dokter onkologi.
Pengobatan kanker yg bisa mensugesti kehamilan
Terdapat 3 jenis pengobatan yg dilakukan untuk mengatasi kanker & memiliki risiko pada kehamilan, yaitu:
Terapi radiasi. Pengobatan ini akan merusak sel kanker termasuk sel-sel normal yg sedang tumbuh. Sehingga, janin tidak mendapatkan asupan & suplai oksigen yg aporisma & mengakibatkan keguguran, prematur, berat badan lahir rendah, kecacatan, & aneka macam gangguan tumbuh kembang lainnya.
Operasi. Operasi umumnya dilakukan didasarkan menggunakan bagian tubuh yg terkena kanker. Pada perkara ini, operasi serviks atau leher rahim pada bunda yg sedang hamil bisa menghasilkan bayi lahir prematur bahkan keguguran.
Kemoterapi. Terapi ini merupakan pemberian obat-obatan kepada orang yg mengalami kanker & untuk jenis obat, takaran, serta cara pemberiannya diadaptasi menggunakan kebutuhan & kanker yg diderita. Ibu yg mendapatkan obat kemoterapi berupa doxorubicin (adriamycin), daunorubicin (cerubidine), epirubicin (ellence), & idarubicin (idamycin) umumnya mengalami jantung lemah hasil sel-sel jantung yg rusak. Sedangkan, ketika hamil jantung justru wajib memompa darah lebih keras & bekerja lebih berat. Bika pengobatan kemoterapi diiringi menggunakan terapi radiasi pada bagian perut atau dada, bisa meningkatkan komplikasi pada jantung. Tentunya hal tersebut sangat tidak baik jikalau terjadi saat hamil.
Sebenarnya, kehamilan yg terjadi pada survivor kanker sama menggunakan kehamilan pada umumnya. Namun yg membedakan artinya adanya perubahan fungsi tubuh atau fisiologis hasil pengobatan kanker yg pernah dijalani bunda. Berbagai imbas pengobatan, misalnya hormon tidak stabil, hipotiroidisme, gangguan pada jantung atau paru-paru, & aneka macam gangguan lain yg mungkin akan menghasilkan kehamilan berada dalam risiko.
Risiko yg mungkin terjadi jikalau Knda hamil sehabis kanker
Berbagai pertimbangan lain ketika menetapkan untuk hamil sehabis didiagnosis kanker:
Anak menjadi berisiko terkena kanker. Sebagian akbar orang mungkin mengira, kehamilan yg terjadi sehabis mengidap penyakit kanker akan melahirkan anak yg berisiko terkena kanker juga. Hal ini tak sepenuhnya betul, bunda atau ayah yg memiliki riwayat penyakit kanker tidak menghasilkan anak berisiko tinggi terkena kanker. Namun memang masih terdapat beberapa jenis kanker yg faktor risiko paling tinggi diakibatkan sang keturunan & gen.
Kekambuhan. Hampir semua mantan penderita kanker takut akan terjadinya kekambuhan, takut jikalau kanker pulang tumbuh pada tubuh mereka. Kekambuhan merupakan risiko yg mungkin terjadi. Orang yg menetapkan untuk hamil ketika masa penyembuhan, wajib menyadari risiko kekambuhan yg akan mereka hadapi. Contohnya saja, pada penderita kanker payudara yg masih mengonsumsi tamoxifen. Obat tersebut diperlukan penderita kanker payudara untuk menunjang pengobatannya, namun tidak bisa dikonsumsi saat kehamilan sebab akan mengganggu tumbuh kembang janin. Sedangkan jikalau menghentikan penggunaan obat tersebut, risiko terkena kanker payudara mungkin pulang terjadi. Untuk itu, perlu Knda perlu mempertimbangkan seberapa akbar risiko kambuh ketika kehamilan terjadi.
Sebaiknya, Knda menetapkan untuk hamil jikalau sudah berkonsultasi menggunakan dokter pakar kanker (onkologi) sehingga bisa mengetahui apakah pada waktu tersebut risiko untuk mengalami kekambuhan masih tinggi atau sudah rendah.
Infertilitas. Beberapa pengobatan kanker mungkin menyebabkan infertilitas atau sulit untuk mempunyai anak. Terapi radiasi pada bagian panggul & perut, bisa saja menghasilkan ovarium atau indung telur menjadi rusak & tidak bisa menghasilkan telur yg baik. Kemoterapi pada perempuan juga bisa mengakibatkan hormon reproduksi tidak normal, bahkan bisa menyebabkan menopause dini.
loading...
Penulis: upiknugroho8117
0 komentar untuk Yang Perlu Diperhatikan Jika Ingin Hamil Setelah Kanker