Kenapa Pasangan Suami Istri Juga Wajib Tes Penyakit Kelamin

Kenapa Pasangan Suami
Idealnya, Knda wajib rutin menjalani tes penyakit kelamin setidaknya satu tahun sekali. Penting buat selalu memeriksakan diri, terutama apabila Knda lajang yg kehidupan seksualnya aktif, pernah melakukan interaksi seks tanpa kondom menggunakan pacar/mantan kekasih, atau Knda curiga Knda berisiko terhadap penyakit menular seksual.

Tapi timbul kesalahpahaman awam bahwa begitu menjadi suami-istri, maka tes penyakit kelamin tidak lagi krusial. Lagipula, kan, interaksi intim hanya dilakukan sang Knda & pasangan & tes penyakit kelamin sebelum menikah dulu hasilnya sama-sama negatif. Apalagi yg wajib dikhawatirkan?

Eits, tunggu dulu. Menurut sebagian akbar pakar, meski sudah legal berumah tangga pun, tidak peduli seberapa lamanya, bukan alasan buat berhenti menjalani tes penyakit kelamin buat selamanya.

Kenapa suami istri juga wajib menjalani tes penyakit kelamin?

1. Menunjukkan kepedulian dalam pasangan

Memang sangat praktis buat terlena dalam romantisme bulan madu dalam awal kehidupan berumah tangga. Tapi apabila dikala sebelum menikah Knda & pasangan bertemu buat sama-sama memulai interaksi baru (belum pacaran usang), & contohnya Knda &/atau pasangan nir/belum pernah mendapatkan tes kelamin sebelumnya, adalah ilham yg baik buat menjalani tes penyakit selesainya menikah. Menjalani tes penyakit kelamin (sebelum & selesainya menikah) adalah cara yg ideal buat suami istri saling mendapatkan isu transparan & saksama soal status kesehatan modern mereka.

Mendapatkan tes penyakit kelamin bukan soal dilema kecurigaan & ketidakpercayaan semata. Ini soal menghormati satu sama lain. Hasil tes yg negatif memungkinkan ke 2 belah pihak buat menapaki interaksi menggunakan keyakinan yg mantap tentang status kesehatan pasangan mereka & agunan kesehatan diri mereka sendiri, yg adalah faktor krusial apabila mereka ingin terus maju dalam kehidupan berumah tangga yg berkualitas.

2. Tak seluruh infeksi kelamin memberitahuakn menandakan-menandakan

Dan kalaupun Knda berdua memiliki riwayat tes penyakit kelamin selama masa lajang, permanen krusial buat tes selesainya menikah sambil mempertimbangkan hal-hal berikut Kapan terakhir kali bekerjasama seks tanpa pengaman selain menggunakan pasangan dikala ini? Apakah pasangan seks cinta satu malam Knda dulu, apabila timbul, berisiko penyakit kelamin? Sudah berapa usang semenjak tes terakhir Knda? Apakah Knda pernah mendapatkan efek tes positif buat apapun dalam pengujian terakhir Knda? Bagaimana menggunakan pasangan Knda?

Tes kelamin rutin juga dihentikan ditinggalkan sang pasangan yg sudah tahunan berpacaran & lanjut ke jenjang pernikahan. Karena sekalipun Knda konfiden betul soal status kehidupan seks masing-masing, poly jenis kelamin yg sanggup nir menampakkan gejalanya sampai bertahun-tahun selesainya infeksi awal. Sementara itu, beberapa jenis penyakit kelamin hanya menampakkan menandakan-menandakan ringan misalnya keputihan atau gatal dalam area kelamin yg sanggup disalahartikan menjadi cairan vagina normal atau infeksi saluran kencing.

Banyak juga penyakit seks menular yg sanggup nir mengakibatkan menandakan-menandakan sama sekali dalam penderitanya, misalnya virus HPV. Satu-satunya cara buat sungguh konfiden adalah bagi Knda berdua buat terus memeriksakan diri terhadap risiko penyakit menular seks.

tiga. Menghindari risiko komplikasi yg menurun ke calon anak

Satu-satunya agunan yg sanggup mencegah Knda dari penyakit kelamin adalah kondom. Dan selesainya legal menjadi pasutri, Knda & pasangan mungkin tidak lagi perlu memakai kondom dikala bekerjasama intim. Tapi apabila ingin menghentikan kondom & indera kontrasepsi lainnya buat mencoba hamil, sebagaimana terkait menggunakan poin dalam atas, timbul baiknya buat Knda berdua diuji terlebih dulu. Aika nir dideteksi, infeksi menular seksual sanggup menjadikan ketidaksuburan, bahkan kanker.

Aika Knda &/atau pasangan memiliki riwayat cinta satu malam menggunakan orang selain Knda berdua, atau Knda berdua pernah bekerjasama seks tanpa kondom sebelum menikah, & Knda berdua nir pernah mengikuti tes penyakit kelamin sebelumnya, Knda sanggup menularkan penyakit yg (mungkin) Knda miliki ke anak Knda nantinya. Ibu hamil memiliki serangkaian tes rutin lain yg terkait spesifik kehamilannya, akan namun akan lebih baik bagi mak & bayi apabila kehamilan dimulai tanpa adanya infeksi yg sudah terlanjur mewabah.

4. Suka atau nir, perselingkuhan masih menjadi duri tempat tinggal tangga

Satu alasan lain yg ditekankan sang para pakar kesehatan buat pasangan menikah terus melanjutkan cek kesehatan kelamin secara rutin adalah alasannya adalah perselingkuhan adalah kenyataan yg lebih awam dari yg Knda duga. Di Indonesia, dari data statistik dari Direktorat Jenderal Pembinaan Peradilan Agama Tahun 2005 kemudian, dari 10 keluarga yg bercerai, satu dalam antaranya alasannya adalah menduakan.

Menurut sebuah studi terbitan The Journal of Sexual Medicine tahun 2015, peluang pasangan menikah ternyata sama besarnya buat mendapatkan/menularkan PMS menggunakan mereka yg secara jelas-terangan memiliki poly pasangan seksual. Dari 556 relawan yg terlibat dalam penelitian ini, 351 berada dalam interaksi monogami. Hasil survei mengatakan bahwa lebih kurang 1/4 dari individu-individu dalam interaksi monogami mengaku pernah bekerjasama seks menggunakan selain pasangan sahnya, akan namun 75 % melaporkan bahwa pasangan mereka nir memahami soal perselingkuhan mereka.

Temuan ini memberitahuakn bahwa monogami seringkali dipraktekkan secara nir paripurna, tutur pemimpin penelitian Justin Lehmiller, misalnya dilansir Fusion. Perselingkuhan bukan barang baru lagi menjadi polemik dalam tempat tinggal tangga, & waktu mereka melakukannya, mereka cenderung buat nir melakukan tindakan pencegahan keselamatan (tes buat penyakit kelamin), alasannya adalah hampir seluruh dari mereka merahasiakan perselingkuhan ini. Jadi, poly orang dalam interaksi monogami yg mungkin nir seaman yg mereka duga.

Yang kalau dipikir-pikir, masuk logika juga. Aika dalam pernikahan Knda nir pernah memakai kondom, Knda mungkin juga membawa otomatis melakukan hal yg sama dikala jajan dalam luar. Kebiasaan seks berisiko yg dikombinasikan menggunakan hampir nir pernahnya pasangan suami istri menjalani tes penyakit kelamin rutin, maka peluang penularan penyakit kelamin tampak mungkin-mungkin saja. Jikapun demikian, itu nir otomatis berarti Knda terinfeksi, namun Knda permanen wajib mendapatkan tes penyakit kelamin hanya buat berjaga-jaga.
loading...

0 komentar untuk Kenapa Pasangan Suami Istri Juga Wajib Tes Penyakit Kelamin