Ini yang Terjadi Pada Otak Saat Anda Nyetir Sambil Main Hape

Ini yang Terjadi
Kalau Knda sedang membaca artikel ini sambil nyetir tunggangan beroda empat, kami sarankan Knda buat melipir buat sementara ke bahu jalan sebelum lanjut nge-scroll halaman kami.

Bika Knda pernah melihat iklan TV atau melirik baliho layanan rakyat super akbar kepada sisi jalan, Knda niscaya sudah memahami bahwa nyetir sambil pegang hape itu berbahaya entah itu buat SMS-an, terima telepon, atau buka peta. Ironisnya, meski hampir seluruh pengemudi memahami betul bahwa nyetir tunggangan beroda empat sambil SMS-an itu nir kondusif, mereka permanen saja melakukannya.

Padahal, apa yg diiklankan selama ini bukan tanpa alasan. Nyetir tunggangan beroda empat sambil pegang handphone tidak cuma mengancam keselamatan Knda kepada jalan, akan tetapi jua pengguna jalan lainnya.

Kenapa nyetir sambil SMS-an dipercaya hal yg biasa?

Kemampuan buat multitasking begitu didewakan kepada tengah rakyat mutakhir menjadi pengakuan bahwa dirinyalah yg paling efektif dalam merampungkan beberapa tugas dalam satu waktu. Tekanan buat menaikkan produktivitas jua menarik hati kita buat terus memakai ponsel, bahkan ketika kita muncul kepada belakang kemudi. Kecanduan adalah apa yg mendorong konduite ini.

Manusia cenderung melakukan multitasking alasannya adalah mereka mencari sensasi & bersifat spontan. Ada prosedur psikologis kepada mana seseorang sanggup menyangkal fakta bahwa satu bencana ini nir akan berbahaya. Kita menyepelekan konduite ini menggunakan peningkatan agama diri dalam kemampuan multitasking mereka Sudah acapkali nyetir tunggangan beroda empat sambil sms-an, & kondusif-kondusif saja, tuh.

Sementara kalau mau diumpamakan, daya tarik mendapatkan panggilan atau membalas pesan singkat sebenarnya mirip menggunakan berjudi. Keduanya sanggup menjadi sebuah dorongan yg sulit buat ditanggulangi sang sebagian orang. Setiap kali kita menunggu pesan singkat berasal seseorang, muncul antisipasi yg terbangun dalam diri bahwa isi pesan tadi adalah kabar baik. Dan jikalau betul, tubuh akan kebanjiran dopamin yg dilepaskan otak, yg memproduksi kegembiraan. Bika isi pesan bukan gosip baik, tentu imbas pembangkit mood ini ditiadakan. Akan akan tetapi, waktu &/atau isi pesan/topik pembicaraan telepon nir selalu sanggup diprediksi.

Ketidakpastian inilah yg mencetuskan sifat kompulsif dalam diri. Sifat kompulsif ini kemudian membentuk sensasi sakaw ketika kita sedang nir memakai handphone, misalnya merasa terputus & kecemasan berlebih yg menimbulkan Knda jadi bolak-balik cek handphone sambil menyetir, harap-harap cemas menunggu balasan (yg bahkan belum tentu tiba ketika itu jua). Padahal, insan nir didesain buat sanggup multitasking.

Otak insan kebingungan ketika dipaksa nyetir sambil main handphone

Yang dilakukan otak sebenarnya justru mengalihkan penekanan berasal satu hal ke yg lainnya menggunakan kecepatan mahadashyat. Kemampuan super otak inilah yg memproduksi Knda berpikir Knda sedang mengerjakan poly hal berbarengan. Padahal, Knda hanyalah menahan mengerjakan keliru satunya, buat berkonsentrasi kepada tugas yg lebih baru. Ini alasannya adalah buat merampungkan sejumlah tugas tidak selaras, Knda sanggup memakai satu bagian otak yg sama kepada satu waktu.

Ketika Knda penekanan nyetir tunggangan beroda empat, otak akan menyerap & menyimpannya kepada bagian otak yg disebut hippocampus, menjadi akibatnya simpel dipanggil pulang nanti. Namun, ketika Knda mengalihkan perhatian berasal memperhatikan jalanan kemudian cek handphone, kabar baru nir sanggup diproses menggunakan cepat. Informasi yg kita serap nanti justru dikirim ke bagian otak yg disebut striatum, yg bertanggung jawab terhadap segala tindak-tanduk tubuh, bukan penyimpanan data. Pengiriman kabar ke striatum akan memproduksi otak menyimpan kabar kepada wilayah yg keliru.

Di sisi lain, motilitas tangan & kaki yg sanggup mencerminkan satu sama lain memungkinkan insan buat memakai poly indera. Tetapi pembatasan jumlah tangan yg hanya 2 butir adalah cara semesta buat membatasi seberapa poly jumlah indera yg sanggup dioperasikan secara bersamaan. Saat menyetir, ke 2 tangan diwajibkan buat terus berada kepada gagang kemudi. Ini jadi menghalangi ketersediaan anggota tubuh buat mengoperasikan ponsel ketika mengemudi, & setiap penggunaan ponsel akan menuntun kita kepada gangguan berisiko tinggi ketika menyetir.

Nyetir tunggangan beroda empat membutuhkan penekanan pandangan, kesigapan motilitas tubuh, & ketajaman pemikiran. Begitu jua menggunakan membalas pesan singkat. Saraf-saraf yg memerintahkan jari jemari buat mengetuk keyboard kepada atas layar sentuh nir sanggup memperingatkan pengemudi buat kemungkinan halang rintangan kepada depan mata secara bersamaan. Ini menimbulkan Knda lebih sulit buat penekanan & waspada menggunakan lingkungan lebih kurang.

Kemampuan merogoh keputusan sinkron proses indera pendengaran & penglihatan jua sanggup mandek yg akan terjadi tenaga buat Knda fokuskan ke jalanan dipakai buat konsentrasi menatap layar ponsel, agar nir typo. Sehingga mungkin, ketika tiba-tiba muncul tunggangan yg memotong jalanan, refleks alami tubuh akan kesulitan bereaksi cepat: wajib membanting setir pindah jalur, klakson, melepas handphone, atau melakukan pengereman. Tanpa disadari hal ini akan memproduksi kagok pengendara lebih kurang & sangat mungkin terjadi kecelakaan fatal.

Lima detik yg diperlukan buat membalas sebuah pesan baru kepada layar ponsel nir akan pernah sebanding menggunakan hanya sepersekian detik yg diperlukan buat goresan sanggup terjadi ketika Knda nyetir tunggangan beroda empat sambil SMS-an.
loading...

0 komentar untuk Ini yang Terjadi Pada Otak Saat Anda Nyetir Sambil Main Hape