Trauma pada anak bisa didapatkan dalam bentuk trauma fisik dan psikologis, di mana trauma psikologis menyangkut pengalaman emosional yg menyakitkan, mengejutkan, menegangkan, bahkan terkadang mengancam jiwa si anak. Pengalaman ini bisa terjadi pada saat bencana alam, kekerasan fisik, kekerasan seksual, dan terorisme.
Apa akibat trauma pada anak?
Anak yg pernah mengalami trauma harus mendapat perhatian lebih karena trauma yg terjadi pada usia anak dapat mempengaruhi perkembangannya. Hal ini bisa terjadi karena anak mengalami banyak perkembangan, terutama perkembangan otaknya. Dan trauma yg terjadi pada masa ini bisa didapatkan dari pengabaian orangtua, kekerasan fisik, kekerasan seksual, dan emosional dapat mempengaruhi perkembangan normal otak anak, termasuk pada ukuran bagian otak anak yg membantu mengontrol reaksi anak terhadap bahaya.
Pada masa usia anak sekolah, trauma dapat menunda kemampuan anak untuk bereaksi terhadap bahaya, seperti refleks kejut. Perubahan biologis yg terjadi dalam tubuh akibat trauma dapat mempengaruhi cara anak dan remaja menanggapi bahaya dan tekanan masa depan dalam hidup mereka, dan juga dapat berpengaruh pada kesehatan jangka panjang.
Tidak hanya berdampak secara biologis, trauma juga dapat berdampak pada emosional anak karena pada masa ini pula emosional anak sedang dalam tahap perkembangan. Masa anak ialah masa di mana anak sedang belajar mengenali emosi dan menangani emosi mereka dengan bantuan orangtua maupun pengasuh. Dan ketika trauma terjadi pada masa ini, maka anak akan sulit mengenali emosi mereka. Ini dapat membuat anak menunjukkan emosinya secara berlebihan. Anak juga lebih cenderung untuk menyembunyikan perasaan mereka.
Bagaimana cara mengatasi trauma pada anak?
Reaksi anak terhadap trauma dapat ditunjukkan secara langsung maupun nanti, dan taraf keparahan dari trauma ini pun bisa berbeda antar anak. Anak-anak yg telah mempunyai masalah kesehatan mental, pernah mengalami trauma di masa lalu, mempunyai dukungan yg sedikit dari keluarga dan lingkungan sekitar dapat menunjukkan reaksi yg lebih terhadap trauma.
Tanda trauma yg ditunjukkan anak pun bisa berbeda-beda tergantung dari usia anak. Anak di bawah usia 5 tahun yg mengalami trauma akan menunjukkan tanda seperti ketakutan, terus menempel pada orangtua, menangis atau berteriak, merengek atau gemetar, diam saja, dan menjadi takut akan gelap.
Sedangkan, anak usia 6-11 tahun akan menunjukkan tanda seperti mengisolasi diri, menjadi sangat pendiam, mengalami mimpi buruk atau masalah tidur, tidak ingin tidur, mudah marah dan bisa berlebihan, tidak mampu berkonsentrasi di sekolah, mengajak teman berkelahi, dan kehilangan minatnya untuk melakukan sesuatu yg menyenangkan.
Untuk mengatasi trauma pada anak ini, Anda sebagai orangtua dapat melakukan sesuatu, sebagai berikut:
Melakukan hal-hal rutin keluarga bersama
Seperti makan bersama, nonton tv bersama, dan pergi tidur. Lakukan kegiatan sehari-hari ini seperti biasa. Hal ini memungkinkan anak merasa lebih aman dan terkontrol. Biarkan anak tinggal dengan orang yg akrab atau dekat dengannya, seperti orangtua dan keluarga.
Anak butuh perhatian khusus dari orangtua
Sesudah mengalami trauma, anak cenderung lebih tergantung pada orangtua, terutama ibu, sehingga Anda sebagai ibu harus menyediakan waktu Anda untuk anak. Beri anak pelukan agar ia merasa lebih aman dan nyaman. Jika mereka takut tidur, Anda dapat menyalakan lampu kamar anak atau biarkan anak tidur dengan Anda. Wajar bila anak ingin selalu dekat dengan Anda sepanjang waktunya.
Menjauhkan hal-hal yg berhubungan dengan penyebab trauma anak
Seperti tidak menonton tayangan bencana, jika anak mengalami trauma karena bencana. Hal ini hanya akan membuat trauma anak lebih buruk, anak dapat mengingat kembali apa yg terjadi, membuat anak takut dan stres.
Pahami reaksi anak terhadap trauma
Reaksi anak terhadap trauma berbeda-beda, bagaimana Anda memahami dan menerima reaksi anak ini dapat membantu anak pulih dari trauma. Anak mungkin dapat bereaksi dengan cara sangat sedih dan marah, tidak dapat berbicara, dan mungkin ada yg berperilaku seolah-olah tidak pernah terjadi hal menyakitkan terhadap dirinya. Beri anak pengertian bahwa perasaan sedih dan kecewa merupakan perasaan yg wajar mereka nikmati saat ini.
Berbicara pada anak
Dengarkan cerita anak dan pahami perasaan mereka, beri jawaban yg jujur dan mudah dimengerti anak jika ia bertanya. Jika anak terus bertanya pertanyaan yg sama, artinya ia sedang kebingungan dan sedang mencoba untuk memahami apa yg terjadi. Gunakan kata-kata yg membuat anak nyaman, bukan menggunakan kata-kata yg dapat membuat anak takut. Bantu anak dalam mengutarakan apa yg mereka nikmati dengan baik.
Dukung anak dan beri ia rasa nyaman
Anak sangat membutuhkan Anda pada saat ini, temani ia setiap saat ia membutuhkan Anda. Beri keyakinan pada anak bahwa ia bisa melewati hal ini dan juga katakan bahwa Anda sangat menyayanginya.
loading...
Penulis: upiknugroho8117
0 komentar untuk Bagaimana Mengatasi Trauma pada Anak