BACA JUGA: Apakah Anda Mengidap Depresi Terselubung? Kenali Gejalanya
1. Gangguan konduite & emosi
Anak yg dibesarkan sang orangtua depresi cenderung memberitahuakn gangguan konduite bahkan semenjak masih bayi. Bayi yg orangtuanya depresi lebih sulit ditenangkan saat menangis, susah makan atau minum ASI, & tidak bisa tidur nyenyak. Pada anak usia pada bawah 5 tahun (balita) gangguan konduite yg nampak diantaranya emosi meledak-ledak, gangguan mood, & gangguan defisit atensi & hiperaktivitas (ADHD). Sementara itu, anak usia sekolah hingga remaja yg orangtuanya depresi berisiko mengalami gangguan kecemasan, gangguan obsesif kompulsif (OCD), gangguan mood, & kecanduan (rokok, alkohol, atau obat-obatan).
Sebuah penelitian yg diterbitkan dalam jurnal internasional Pediatrics pada 2011 memberitahuakn bahwa kemungkinan anak mengalami gangguan konduite & emosi naik 2 kali lipat kalau sosok ayah menderita depresi. Sementara, kalau ibunya yg menderita depresi, risiko anak mengalami gangguan konduite & emosi mencapai 3 kali lipat. Kalau ke 2 orangtuanya depresi, kemungkinan tadi meroket hingga empat kali lipat.
BACA JUGA: 8 Hal yg Tak Boleh Diucapkan Pada Orang yg Depresi
2. Prestasi pada sekolah menurun
Pada 2016, studi yg dipublikasikan sang Journal of the American Medical Association Psychiatry membuktikan bahwa depresi orangtua berakibat buruk pada prestasi anak pada sekolah. Hal ini bisa ditimbulkan sang 2 hal. Yang pertama, depresi yg dialami ayah &/ atau mak berakibat perubahan genetik pada saraf & otak anak yg lahir. Anak pun lahir & tumbuh dengan gangguan sistem saraf pusat (neurodevelopmental problem). Maka, saat balita bisa terlihat bahwa kemampuan berbahasa anak sangat terbatas. Ketika mencapai usia sekolah pun beliau kesulitan mengikuti pelajaran.
BACA JUGA: Hati-Hati, Depresi Pada Ayah Bisa Menyebabkan Bayi Prematur
Sebab yg ke 2 merupakan depresi orangtua menghasilkan ayah &/ atau mak kesulitan mendampingi anak dalam belajar. Anak pula mungkin disibukkan dengan berbagai pekerjaan rumah tangga atau mengurus adiknya sebab orangtuanya terlalu lemah buat melaksanakan tugas-tugas hariannya. Akibatnya, anak jadi sulit berkonsentrasi & tidak punya waktu belajar.
3. Memandang rendah dirinya sendiri
Bika orangtuanya depresi, anak akan kesulitan membangun ilustrasi diri yg positif. Ia cenderung memandah rendah dirinya sendiri. Ini sebab orangtua yg depresi lebih tak jarang bersikap negatif & mengkritik anak. Anak pun tumbuh dengan pola pikir yg negatif.
Tak jarang pula anak menyalahkan dirinya sendiri atas depresi orangtua. Anak menerka bahwa kehadirannya memicu depresi pada orangtuanya. Dalam beberapa perkara, orangtua secara tidak sadar menyalahkan anak sebab depresi yg dialaminya.
BACA JUGA: 7 Hal yg Wajib Orangtua Lakukan buat Kesehatan Mental Anak
Dalam jangka panjang, pola pikir anak tadi bisa memengaruhi interaksi pribadi serta kariernya. Kesulitan mempertahankan interaksi dengan sahabat dekat & kekasih kerap dikeluhkan sang anak yg orangtuanya depresi. Selain itu, anak pula bisa kehilangan semangat & ambisi buat mengejar karier. Anak merasa bahwa dirinya memang tidak pantas mendapatkan apa yg beliau inginkan dalam hayati.
4. Risiko anak mengalami depresi meningkat
Depresi merupakan kondisi medis yg bisa diturunkan pada anak secara genetik. Selain itu, anak yg dibesarkan dalam lingkungan famili yg tidak sehat pula lebih berisiko mengalami depresi pada kemudian hari. Ini sebab secara tidak sadar, anak menyimpan pola konduite orangtuanya pada dalam pikiran. Maka, pemicu sederhana misalnya konflik dalam hayati anak bisa berakibat depresi.
Akan namun, hal ini bisa dicegah dengan cara menangani depresi orangtua semenjak dini. Selain itu, anak pula sebaiknya eksklusif mencari kontribusi saat tanda-tanda depresi sekecil apapun muncul. Anak bisa berkonsultasi pada pengajar konseling pada sekolah, psikolog anak, atau psikiater.
BACA JUGA: Menjalani Hidup Bersama Orangtua yg Depresi
loading...
Penulis: upiknugroho8117
0 komentar untuk Awas, Orangtua yang Depresi Bisa Mengganggu Mental Anak