Inilah Kenapa Anak Sebaiknya Tak Makan Sosis dan Nugget

Inilah Kenapa Anak Sebaiknya Tak Makan Sosis dan Nugget
Daging olahan seperti sosis, nugget, ham, & bacon tak dianjurkan buat dikonsumsi sang anak Anda. Menurut ahli kesehatan, daging olahan berpotensi menyebabkan kanker di kemudian hari, terutama pada anak-anak. Ini dikarenakan jika sudah terbiasa mengonsumsi daging olahan dari kecil, anak kemudian terbiasa memasukkan daging olahan dalam menu makanan mereka sebagai akibatnya meningkatkan risiko menderita kanker saat dewasa.

Daging biasanya memiliki daya simpan yang tak usang & cepat menurun kualitasnya. Daging olahan sudah dimodifikasi sedemikian rupa sebagai akibatnya daging sebagai tahan usang. Beberapa cara pengolahan yang biasa digunakan antara lain pengasapan, curing (penggunaan garam bercampur nitrat buat mengawetkan daging), penambahan garam dan pengawet. Contoh dari daging olahan yang biasa Anda kenal artinya sosis, nugget, hot dog, salami, daging kornet, dendeng, ham, daging kaleng, & lain-lain.

Mengapa konsumsi daging olahan usahakan dibatasi?

Ada beberapa alasan mengapa usahakan daging olahan tak sebagai menu rutin bagi anak Anda:

Tinggi garam & sodium

Daging olahan biasanya tinggi garam & sodium. Garam digunakan buat mengawetkan daging, sifatnya yang mampu menyerap air menjadikan garam bisa mengurangi kadar air dalam daging sebagai akibatnya menimalkan kemungkinan tumbuhnya bakteri. Seperti yang Anda ketahui, tingginya garam dapat meningkatkan risiko hipertensi. Garam dalam tubuh dapat memicu peningkatan volume darah, memaksa jantung Anda buat bekerja lebih keras & menimbulkan tekanan di arteri. Konsumsi garam yang tinggi dikaitkan dengan kerusakan pada jantung, pembuluh darah aorta, ginjal, bahkan tulang.

Daging olahan jua biasanya memiliki kandungan sodium yang 4 kali lebih besar jika dibandingkan daging biasa. Bacon misalnya, mengandung, 435 mg sodium per sajiannya. Terlalu banyak konsumsi sodium dapat menyebabkan kerja ginjal semakin berat. Ketika kadar sodium di dalam tubuh terlalu tinggi, tubuh akan menahan air, ini bertujuan buat melarutkan kelebihan sodium. Hal tadi akan menyebabkan cairan berkumpul di sekitar sel-sel tubuh & meningkatkan volume darah ke dalam pembuluh darah, peningkatan volume darah berarti jantung harus bekerja lebih keras & tekanan yang diterima sang pembuluh darah jua lebih tinggi. Jika keadaan ini dibiarkan, maka dapat menyebabkan pembuluh darah mengeras sebagai akibatnya meningkatkan risiko terjadinya darah tinggi, agresi jantung, hingga stroke.

Tinggi lemak jenuh

Daging merah secara alami memang tinggi akan lemak jenuh. Batasan konsumsi lemak jenuh artinya lima-6% dari kebutuhan kalori harian Anda. Jadi jika kebutuhan kalori Anda per hari artinya 2000 kalori, maka jumlah lemak jenuh yg bisa Anda konsumsi aporisma 13 gram. Pada 75 gram sosis terdapat 7 gram lemak jenuh di dalamnya, ini sudah hampir memenuhi setengah dari batas aporisma konsumsi lemak jenuh harian Anda. Pada anak-anak, kebutuhan kalori per harinya tentu lebih kecil, anak usia 4-6 tahun misalnya, membutuhkan 1600 kalori per hari. Ini berarti konsumsi lemak aporisma yang dianjurkan artinya sekitar 9 gram per hari.

Tingginya kadar lemak jenuh yang Anda konsumsi dapat menyebabkan banyak sekali masalah kesehatan. Pada anak-anak dapat meningkatkan risiko kegemukan & obesitas di kemudian hari. Kegemukan & obesitas merupakan faktor risiko primer yang dapat menyebabkan penyakit degeneratif seperti penyakit jantung, diabetes, & stroke.

Mengandung komponen penyebab kanker

Agar bertahan usang, produk daging olahan biasanya mengandung pengawet yang tinggi. Komponen nitrit & nitrat yang terdapat dalam daging olahan akan diubah sebagai komponen penyebab kanker ketika masuk ke dalam tubuh. Menurut Cancer Research UK, nitrat & nitrit secara alami sudah terdapat dalam daging merah, namun seringkali ditambahkan saat pembuatan daging olahan buat digunakan sebagai pengawet & pemberi warna. Di tubuh, nitrit & nitrat dapat diubah sebagai nitrosamine & nitrosamide, inilah komponen yang dapat menyebabkan kanker.

Selain diawetkan dengan bahan kimia, pengasapan jua merupakan salah satu cara pengolahan daging. Smoked beef atau daging asap merupakan salah satu jenis daging olahan yang melalui proses pengasapan. Saat pengasapan, daging dapat menyerap sejumlah besar tar yang terdapat di dalam asap. Tar termasuk salah satu komponen yang dapat menyebabkan kanker.

Suatu penelitian yang dilakukan di Eropa mengungkapkan bahwa konsumsi daging olahan meningkatkan risiko seseorang meninggal karena kanker hingga 11%. Jenis kanker yang biasa dihubungkan dengan konsumsi daging olahan artinya kanker usus & kanker kolorektal. Menurut WHO, konsumsi daging olahan sebanyak 50 gram per hari (setara dengan satu butir hot dog) meningkatkan risiko kanker usus besar hingga 18%. Beberapa komponen di dalam daging merah jua daging olahan dapat menyebabkan kerusakan pada lapisan usus dengan cara meningkatkan kecepatan sel-sel tadi membelah. Mekanisme pembelahan sel seperti ini dapat meningkatkan risiko berkembangnya sel kanker.

BACA JUGA:

Tips Agar Anak Tidak Kecanduan Makanan Manis
Penggunaan Garam yang Diperbolehkan Dalam Makanan Anak Anda
7 Makanan yang Mengandung Probiotik, Bakteri Baik buat Kesehatan
loading...

0 komentar untuk Inilah Kenapa Anak Sebaiknya Tak Makan Sosis dan Nugget