Apa itu pengapuran plasenta?
Pengapuran plasenta adalah syarat penuaan plasenta output adanya penumpukan kalsium yg ditimbulkan pecahnya pembuluh darah mini dalam plasenta. Pengapuran plasenta ditandai beserta kemunculan bintik-bintik putih menyebar menurut dasar plasenta hingga permukaannya. Umumnya pengapuran sanggup dipandang dikala investigasi USG.
Seiring bertambahnya usia kehamilan, plasenta akan mengalami perubahan buat sanggup memfasilitasi tumbuh kembang bayi menurut waktu ke waktu. Selama masa perubahan inilah timbul risiko pengapuran plasenta.
Apa penyebab menurut pengapuran ini?
Pengapuran plasenta nir diketahui apa penyebab pastinya. Namun, syarat ini sanggup ditentukan sang aneka macam macam faktor. Mulai menurut faktor keturunan hingga faktor lingkungan misalnya radiasi, frekuensi bunyi rendah, & reaksi terhadap obat-obatan langsung. Infeksi bakteri jua diperkirakan sanggup berakibat pengapuran.
Di usia kehamilan berapa pengapuran plasenta paling rentan terjadi?
Plasenta sudah mulai terbentuk begitu usia kehamilan menginjak 12 minggu. Kemudian plasenta akan terus mengalami perubahan seiring masa kehamilan. Secara awam, perkembangan plasenta dibagi menjadi empat termin. Dari skor 0 (nir matang) hingga 3 (sangat matang).
Tingkat 1 terjadi dalam kehamilan usia 31-32 minggu, taraf dua terjadi selama 36-37 minggu, lalu taraf 3 terjadi kehamilan kurang lebih 38 minggu usia kehamilan. Pengapuran plasenta dalam taraf 3 dievaluasi menjadi syarat terberat. Pada strata 3 inilah bintik-bintik pengapuran sudah terbentuk menjadi bundar mirip cincin yg mengelilingi plasenta.
Namun, penelitian memberitahuakn bahwa bunda hamil berisiko tinggi mengalami pengapuran plasenta dalam usia kehamilan 28 hingga 34 minggu. Sekitar 18 % kehamilan dilaporkan mengalami pengapuran yg parah selesainya memasuki minggu ke-33 usia kehamilan.
Beberapa penelitian memberitahuakn bahwa syarat ini lebih awam terjadi dalam:
Kehamilan dalam usia belia atau remaja
Kehamilan pertama.
Wanita yg merokok dikala hamil
Berbagai risiko kesehatan yg mungkin terjadi output pengapuran plasenta
Banyak ahli kehamilan yg mengira bahwa pengapuran plasenta adalah kenyataan yg masuk akal terjadi selama kehamilan, namun sanggup jua mengindikasikan adanya gangguan kesehatan yg dialami bayi dalam kandungan. Risikonya pun sanggup bermacam-macam tergantung dalam kapan pengapuran mulai terjadi dalam sepanjang usia kehamilan & syarat kesehatan bunda. Pada biasanya, semakin awal pengapuran terjadi, meningkat risiko bahayanya.
Pengapuran dalam masa awal hingga pertengahan kehamilan tergolong dalam kehamilan risiko tinggi. Pasalnya, pengapuran plasenta sebelum kehamilan menginjak usia 32 minggu berisiko berakibat perdarahan dikala persalinan, abrupsio plasenta, bayi lahir prematur &/atau APGAR skor rendah, & janin mati dikala masih dalam dalam kandungan. Sebanyak 20 hingga 40 % menurut kehamilan normal akan mengalami pengapuran waktu usia kehamilan menginjak 37 minggu. Meski demikian, risiko pengapuran dalam masa akhir kehamilan tergolong rendah.
Langkah pertolongan medis yg dilakukan buat menghadapi syarat ini akan tergantung beserta risiko yg ditimbulkan & taraf keparahannya.
Adakah cara buat mencegah hal ini?
Plasenta memiliki peran krusial dalam melindungi kesehatan & keselamatan janin selama masa kehamilan. Akan namun, karena penyebab pengapuran plasenta hingga dikala ini masih belum diketahui niscaya, maka sulit buat menentukan langkah pencegahannya yg khusus.
Secara awam, menjaga kesehatan kehamilan adalah cara terbaik buat menghindari gangguan plasenta & komplikasi kehamilan, termasuk pengapuran plasenta. Berhentilah merokok bila Knda masih merokok dikala hamil, & jalani gaya hayati sehat beserta makan seimbang & rajin olahraga.
loading...
Penulis: upiknugroho8117
0 komentar untuk Apa yang Terjadi Pada Janin Jika Ibu Mengalami Pengapuran Plasenta