Meski begitu, tersiar keterangan bahwa penggunaan obat paracetamol buat mak hamil bisa menimbulkan ADHD dalam anak dikala sudah akbar nanti. Apa betul mak dihentikan minum paracetamol dikala hamil? Kupas tuntas penjelasannya dalam artikel ini.
Benarkan minum obat paracetamol dikala hamil bisa sebabkan ADHD dalam anak?
Obat-obatan tertentu memang nir kondusif digunakan dikala hamil, alasannya adalah bisa mengganggu tumbuh kembang janin dalam kandungan. Misalnya saja obat antiepilepsi phenytoin yg bisa menimbulkan kelainan jantung & mikrosefalus, atau obat jerawat isotretinoin yg berisiko tinggi menimbulkan kelainan jantung, bibir sumbing, & stigma tabung saraf. Bagaimana beserta keamanan paracetamol buat mak hamil?
Baru-baru ini terdapat sejumlah bukti ilmiah yg menyatakan bahwa paracetamol atau acetaminophen mungkin nir seaman itu buat mak hamil. Sebuah penelitian tahun 2014 yg melibatkan hampir lebih berasal 2,500 mak hamil yg dipantau terus hingga anaknya berusia lima tahun. Kelompok mak hamil tadi diminta buat mengisi informasi lapangan perihal frekuensi & takaran penggunaan paracetamol selama kehamilan.
Pada akhir penelitian diketahui bahwa wanita yg acapkali minum paracetamol dalam minggu ke-32 usia kehamilan cenderung memiliki anak yg memiliki gangguan perhatian (indikasi-indikasi berasal sindrom autisme) dalam usia lima tahun, dibandingkan beserta mak yg nir mengonsumsi paracetamol sama sekali. Selain itu, peneliti juga menemukan indikasi-indikasi ADHD & gangguan kognitif dalam anak yg dilahirkan berasal mak yg mengonsumsi paracetamol dikala hamil.
Penelitian lain yg melibatkan hampir 50 ribu partisipan menemukan bahwa penggunaan paracetamol rutin selama setidaknya 28 hari atau lebih waktu hamil bisa menimbulkan anak mengalami gangguan kemampuan motorik & kognitif, penurunan kemampuan komunikasi, & gangguan konduite. Sementara output penelitian yg dilakukan sang Danish National Birth Control juga menyatakan hal serupa. Dari total 64,322 mak, hampir setengahnya mengonsumsi paracetamol dikala hamil & memiliki anak yg indikasi-indikasi atau bahkan didagnosis mengalami autisme sang dokter.
Penelitian terbaru yg dimuat dalan jurnal Pediatric tahun 2017 membicarakan bahwa penggunaan obat paracetamol buat mak hamil bisa menaikkan risiko ADHD atau attention deficit hyperactivity disorder dalam anak. Secara holistik, mak yg minum paracetamol semasa kehamilan memiliki peningkatan risiko anaknya terkena ADHD sebesar 37% dibandingkan mak yg nir menggunakan obat penghilang rasa sakit sama sekali. Bahkan penelitian lain membicarakan bahwa penggunaan paracetamol jangka panjang selama 29 hari atau lebih bisa menaikkan risiko ADHD sebesar 22 %.
Kenapa demikian?
Sampai dikala ini masih belum terang bagaimana interaksi paracetamol yg dikonsumsi mak dikala hamil bisa menimbulkan gangguan pertumbuhan janin yg lalu berdampak dalam gangguan konduite anak. Namun, para pakar menganggap terdapat beberapa hipotesis yg mungkin menjawab interaksi ini.
Penggunaan obat paracetamol dalam jangka panjang diduga bisa memengaruhi reseptor dalam otak yg berfungsi buat mematangkan sel otak & menjadi penghubung antar-sel otak. Gangguan dalam fungsi reseptor tadi yg diduga menimbulkan gangguan perkembangan otak bayi sejak masih dalam kandungan. Selain itu, paracetamol juga menganggu sistem imun yg bisa berdampak dalam perkembangan sistem saraf janin.
Penelitian sebelumnya beropini bahwa obat ini diduga memengaruhi sistem hormon menjadi akibatnya gambaran terhadap obat ini semasa kehamilan bisa memengaruhi perkembangan janin yg tumbuh selama kehamilan. Teori lain juga mengemukakan bahwa konsumsi parasetamol buat mak hamil mungkin bisa menimbulkan keracunan dalam janin, menjadi akibatnya tertentu berdampak dalam pertumbuhannya.
Jadi, amankah minum obat paracetamol buat mak hamil?
Sejumlah inovasi ini nisbi mengkhawatirkan alasannya adalah hampir lebih berasal 50 % mak hamil menggunakan paracetamol buat meredakan nyeri. Terlebih, obat ini termasuk praktis dibeli & dijual dalam mana saja. Meski begitu, nir terdapat bukti yg sungguh bisa menawarkan bahwa minum paracetamol dikala hamil bisa membahayakan janin Knda. Penelitian lebih lanjut masih perlu dilakukan.
Kategori obat paracetamol buat kehamilan adalah B, yg berarti berisiko mini atau bahkan nir berisiko sama sekali dalam sejumlah dilema. Sampai dikala ini, memang paracetamol atau acetaminophen adalah obat penghilang rasa sakit yg paling baik & kondusif buat dikonsumsi mak hamil. Terutama apabila dibandingkan beserta jenis obat penghilang rasa sakit lainnya mirip ibuprofen atau aspirin, yg bisa berdampak yg lebih berbahaya. Ibuprofen, dari aneka macam penelitian, dikatakan bisa menimbulkan risiko keguguran & berbahaya buat ginjal & jantung janin.
Berapa takaran paracetamol yg kondusif selama kehamilan?
Knda nir & merta wajib panik & menghindari minum paracetamol apabila memang diharapkan. Namun, Knda permanen dihentikan sumber-asalan waktu minum paracetamol dikala hamil. Penggunaan obat paracetamol buat mak hamil dihentikan berlangsung usang & total takaran sehari dihentikan melebihi batas takaran aporisma. Knda bahkan disarankan buat minum paracetamol dalam takaran yg paling rendah selama dalam masa kehamilan.
Dosis paracetamol yg paling kondusif selama kehamilan adalah satu-2 tablet sehari, beserta total 500 mg atau 1000 mg. Paracetamol aporisma diminum sebesar empat kali dalam sehari (setiap 4-6 jam). Namun, sebelum minum paracetamol dikala hamil, usahakan konsultasikan terlebih dahulu beserta dokter Knda. Knda mungkin dianjurkan buat minum paracetamol beserta takaran lebih rendah lagi berasal itu.
Akan lebih baik lagi apabila sebelum menggunakan obat, Knda mencoba cara lain lain terlebih dahulu buat meredakan rasa nyeri atau menurunkan demam. Misalnya beserta istirahat yg nisbi, kompres hangat, makan masakan sehat, hingga perbanyak minum air. Aika memang nir kunjung sembuh, konsultasikan dulu beserta dokter sebelum minum obat apapun.
loading...
Penulis: upiknugroho8117
0 komentar untuk Benarkah Keseringan Minum Paracetamol Saat Hamil Menyebabkan Anak ADHD