Penelitian pertanda bahwa patah hati bisa menimbulkan gangguan fisik yg konkret, bahkan dalam sejumlah kasus, bisa menjadi sangat berfokus. Jadi, apa yg sebenarnya terjadi dalam tubuh waktu Knda patah hati?
Kami merangkum lima reaksi yg dialami sang tubuh selama patah hati, termasuk alasan mengapa hal tadi bisa terjadi.
1. Otak mengirimkan frekuwensi rasa sakit & rasa rindu yg konkret
Galau & kangen ternyata nir hanya sebatas gombalan. Studi tahun 2010 yg dimuat dalam Journal of Neurophysiology menyatakan, waktu Knda dipaksa buat berpisah selesainya menghabiskan sebagian hayati Knda terbiasa beserta kehadiran seseorang yg Knda cintai, otak akan mengirimkan frekuwensi rasa sakit ke sekujur tubuh & menimbulkan aneka macam tanda-tanda withdrawal berfokus, layaknya orang sakaw.
Penelitian tadi mengharuskan 15 orang yg baru saja putus cinta buat memandangi foto mantan pacar & lalu memecahkan soal matematika. Kemudian proses tadi diulang pergi, akan tetapi dengan foto hubungan terdekat yg nir memiliki interaksi romantis apapun. Hasil pindai otak dari para partisipan menerangkan area eksklusif dalam otak yg bisa memicu rasa sakit tampak teraktivasi waktu melihat foto mantan mereka.
Sakit kepala mencengkeram, nir nafsu makan, susah tidur, & mata panda yg Knda alami output putus cinta bisa dibuktikan secara ilmiah. Hal ini ditimbulkan sang penurunan kadar dopamine & oxytocin, senyawa kimiawi yg memproduksi suka, tergantikan sang kadar kortisol (hormon stress) yg melejit. Persis beserta tanda-tanda fisik output putus obat yg dialami sang pengguna kokain.
dua. Tubuh Knda membentuk respon fight or flight
Saat terancam, otomatis Knda akan melakukan aneka macam macam cara demi bertahan hayati. Respon fight or flight merujuk dalam reaksi fisiologis yg timbul output suatu pemicu stres, baik secara mental juga fisik. Sebagai respon stres, sistem saraf simpatetik dalam otak akan diaktifkan output divestasi sejumlah hormon secara datang-datang. Sistem saraf akan menstimulasi kelenjar adrenalin yg memicu produksi catecholamine guna menyiagakan tubuh Knda buat merogoh tindakan.
Akan akan tetapi, produksi hormon dalam waktu tubuh nir membutuhkannya akan membawa sejumlah dilema lain, misalnya sesak napas & badan linu (output produksi kortisol berlebih), jantung berdebar kencang (output produksi kortisol & adrenalin), & penumpukan lemak dalam tubuh. Bika waktu patah hati Knda merasa nafsu makan sangat jauh berkurang, ini adalah output dari produksi kortisol dalam tubuh yg semakin tinggi. Kortisol yg diproduksi waktu stres akan mengganggu peredaran darah masuk ke dalam saluran pencernaan. Akibatnya, produksi asam lambung pun semakin tinggi & menyampaikan rasa nir nyaman dalam perut. Makanan yg masuk ke dalam tubuh pun terasa hambar & nir menggoda kesukaan, memproduksi Knda makin ogah makan.
Dan berdasarkan sebuah studi tahun 1994, stres bahkan bisa mensugesti distribusi lemak, karena kortisol mempromosikan pengendapan lemak terutama dalam daerah perut Knda.
tiga. Jerawatan & rambut rontok
Lagi-lagi karena hormon. Sebuah studi tahun 2007 yg dimuat dalam The New York Post berhasil mengesampingkan faktor-faktor penyebab awam jerawat (misalnya polusi, beserta memelajari penduduk Singapura dalam mana perubahan iklim amat sporadis terjadi) & memastikan bahwa stres sungguh bisa berakibat peradangan jerawat. Peneliti membicarakan, sebanyak 23% kasus peradangan jerawat timbul waktu orang-orang berada dalam bawah tekanan stress yg sangat tinggi, misalnya waktu sedang patah hati.
Stres ternyata juga berakibat rambut rontok. Daniel K. Hall-Flavin, M.D, seseorang konsultan kesehatan dalam mayoclinic.org, menyatakan, terdapat sejumlah alasan mengapa stress bisa berakibat kerontokan rambut. Produksi hormon output stres akan melonggarkan folikel rambut secara sedikit demi sedikit, menimbulkan helaian rambut rontok waktu disisir atau waktu Knda sedang mencuci rambut. Tidak hanya itu, stress juga bisa memicu istiadat Knda buat mencabut rambut dari kulit kepala (dianggap trichotillomania), menjadi solusi ad interim menghadapi perasaan kalut & nir nyaman output stress, kesepian, atau putus harapan.
4. Tekanan darah tinggi
Menurut American Heart Association, tekanan darah bisa semakin tinggi ad interim waktu Knda dilanda stres, akan tetapi stres semata belum bisa dipastikan menjadi penyebab penyakit darah tinggi kronis. Jadi, nir perlu (tambah) khawatir soal ini. Akan akan tetapi, seseorang yg memiliki riwayat darah tinggi & dilanda stres perlu berhati-hati. Peningkatan tekanan darah dalam waktu singkat bagi orang-orang beserta syarat ini akan mendorong terjadinya krisis hipertensif, yg menimbulkan tanda-tanda misalnya sakit kepala, kesulitan bernapas, bahkan hingga mimisan.
lima. Sindrom patah hati
American Heart Association mengungkapkan bahwa waktu dalam bawah stres berat (misalnya waktu patah hati), terkadang sebagian jantung Knda akan mengembang ad interim & nir bisa memompa darah beserta baik. Sementara fungsi bagian jantung lainnya bekerja beserta sangat baik, bahkan bisa berkontraksi beserta sangat bertenaga. Kondisi ini bisa menimbulkan gagal otot jantung jangka pendek yg parah. Teknisnya, syarat ini dianggap menjadi kardiomiopati induksi stres, akan tetapi labih acapkali dianggap menjadi sindrom patah hati.
Kabar baiknya, sindrom patah hati termasuk syarat medis yg sangat sporadis, akan akan tetapi praktis buat diobati. Sebuah studi dalam jepang tahun 2014 memperkirakan hanya terdapat sebanyak dua% kasus sindrom patah hati dalam global yg diikuti sang dilema koroner akut. Namun, studi yg sama menemukan ahwa sindrom patah hati lebih cenderung memengaruhi perempuan, beserta laporan kasus mencapai 80 % hingga waktu penelitian dilakukan.
BACA JUGA:
Tanda-tanda Knda atau pasangan kurang fertile
Fans Harry Potter, berbahagialah!
Buang jauh rasa kesepianmu beserta cara ini
loading...
Penulis: upiknugroho8117
0 komentar untuk 5 Gangguan Kesehatan yang Diakibatkan Patah Hati