Kenapa Memilih Lampu Mati Saat Berhubungan Seks

Kenapa Memilih Lampu Mati Saat Berhubungan Seks
Apakah Knda tipe orang yg suka melakukan seks dengan lampu padam? Atau Knda tipe orang yg lebih suka dengan lampu menyala, agar Knda & pasangan sama-sama saling memandang? Ya, dengan lampu menyala, Knda & pasangan bisa memahami setiap detil yg terjadi. Bagaimana dengan berafiliasi seks dengan lampu tewas? Hmm, lampu tewas, atau remang-remang membangun suasana bercinta terasa romantis. Tapi, apa alasan sebenarnya poly orang lebih suka berafiliasi seks dengan lampu padam?

Mengapa poly orang memilih berafiliasi seks dengan lampu tewas?

Dahulu kala, seks bukanlah sesuatu yg bisa Knda bicarakan sambil mengobrol dalam meja makan waktu sarapan pagi, makan siang, atau makan malam. Seks ialah hal yg dipercaya tabu. Seiring perubahan jaman, konsep berpikir pun mulai berkembang. Meskipun percakapan wacana seks awam dilakukan pria, sering jikalau mengenai sesuatu yg personal, percakapan ini menjadi nir nyaman. Beberapa orang memiliki keraguan buat bertanya yg amanah wacana rasa bertanya-tanya mereka, menjadi akibatnya mereka lebih suka mencari memahami membisu-membisu. Saat ini memang nir sulit buat mencari memahami pertanyaan wacana seks, Knda bisa menemukannya dalam internet, alih-alih mengunjungi terapis seks.

Seks dikaitkan dengan sesuatu yg seram & memalukan. Ketika melakukan interaksi seksual, Knda & pasangan mungkin akan lebih percaya diri dengan lampu tewas. Pencahayaan yg kurang bisa membangun Knda berdua rileks, menjadi akibatnya Knda berdua menikmatinya. Knda jua bisa lebih bersenang-bahagia, alasannya lampu padam dipercaya menjadi elemen yg menyenangkan.

Penelitian yg modern yg melibatkan 2000 orang, menemukan bahwa 75% orang lebih suka melakukan seks dengan lampu padam, 14% orang mengaku bahwa mereka memalukan menatap muka pasangannya, sedangkan lima % lainnya mencoba membayangkan muka idolanya waktu berafiliasi seks. Ada jua yg menyatakan bahwa bermain dengan nir mengandalkan alat penglihatan akan menjadi pengalaman yg menakjubkan. Imaginasi pun akan menguat.

Apa yg terdapat dalam pikiran wanita waktu seks?

Bagi wanita, terkadang, seks terasa membingungkan. Di satu sisi, Knda ingin merasa nyaman, namun waktu melakukannya begitu poly pikiran yg terlintas, misalnya wacana penampilan Knda, wacana apakah dia bisa membantu pasangan mencapai titik zenit yg diharapkannya. Faktanya, seks seharusnya menyampaikan kesenangan & keintiman ke 2 belah pihak, bukan menjadi azas pemanfaatan satu pihak saja. Saat ini memang poly persepsi yg keliru beredar dalam rakyat implikasi impak goresan pena, atau film porno. Tentu saja, kita ingin sesi bercinta berjalan mulus didasarkan  dengan fantasi. Tapi faktanya waktu Knda semakin tertekan, jalan buat mencapai titik zenit pun semakin sulit.

Lampu padam mungkin menjadi keliru satu penyelesaiannya, dengan pandangan yg terbatas, Knda merasa akan sangat praktis melakukannya. Knda bisa mengurangi kekhawatiran Knda wacana bentuk tubuh, & penampilan. Ketika melakukan seks, umumnya wanita akan menghapus makeupnya, atau waktu dengan makeup, mungkin usang-kelamaan akan luntur. Lampu padam bisa menyamarkan itu seluruh.

Sayangnya, jikalau buat urusan seks, pria menjadi tipe visual, dia ingin melihat Knda seutuhnya. Bika, dia meminta buat melihat tubuh Knda, terperinci terdapat ketertarikan dalam kembalipermintaan itu. Knda mungkin nir menyadari bahwa memberinya akses melihat tubuh Knda itu menjadi sesuatu yg dia nanti-nantikan.

Apa yg terdapat dalam pikiran pria waktu seks?

Apakah bagi Knda melakukan seks dengan lampu menyala akan menambah keintiman? Bika ya, tentunya Knda wajib mengerti waktu pasangan Knda merasa tidak nyaman dengan lampu menyala. Kebanyakan pria memang lebih suka melakukan seks dengan lampu menyala alasannya hal tadi akan membangkitkan gairahnya, & pria lebih visual dalam urusan ranjang. Namun, terdapat jua yg menyukai melakukannya dengan lampu padam, alasannya pun majemuk, dia jua bisa merasa nir percaya diri, atau menutupi apa yg beliau sedang pikirkan waktu berafiliasi seks.

Faktanya, pria jua nir terlalu memperhatikan apa yg menjadi kekurangan wanita waktu sudah berada dalam ranjang. Knda pun mungkin nir menyadari waktu wanita merasa nir percaya diri.

Jadi, lebih baik berafiliasi seks dengan lampu menyala atau tewas?

Tidak terdapat yg keliru dengan keduanya, hal tadi hanya kasus teknis saja. Namun, waktu anggaran main ini membangun keliru satu pasangan merasa jengah, maka sudah saatnya Knda berdua duduk dengan & membicarakannya. Penting bagi wanita buat memberi memahami pasangan Knda wacana apa yg membangun Knda nyaman, menjadi akibatnya keintiman tadi akan terbentuk. Laki-laki jua perlu memperhatikan detil mengenai pasangan Knda, bisa dimulai dengan pertanyaan apa yg beliau sukai, apa yg membuatnya tertarik akan sesuatu, & lebih poly detil lagi. Dengan memperhatikan setiap detil, Knda berusaha membangun sebuah keintiman yg lebih erat lagi, hal ini memperlihatkan bahwa Knda menghargainya menjadi pasangan. Rasa percaya diri pasangan pun akan terdapat dengan sendirinya.

Bagi Knda yg memang belum terbiasa, mungkin bisa mencobanya dengan perlahan-huma, misalnya membiarkan pencahayaan remang-remang, misalnya mengatur cahaya lampu (hanya jikalau lampu Knda bisa diatur), atau merubahnya dengan lilin. Jangan lupa buat menawarkan lilin dalam wilayah yg kondusif. Knda jua bisa mencoba cara satu ini, yaitu pakaikan epilog mata dalam pasangan (pasangan yg selalu menginginkan lampu padam waktu berafiliasi seks), tentunya ini akan membangun permainan menjadi semakin menantang.

BACA JUGA:

Bisakah Hamil Bika Berhubungan Seks Saat Haid?
Mungkinkah Orgasme Saat Mengalami Pelecehan Seksual?
Posisi Seks Saat Hamil yg Boleh & Tidak Boleh Dilakukan
loading...

0 komentar untuk Kenapa Memilih Lampu Mati Saat Berhubungan Seks