Saat Makan Lihat Beban Glikemik, Jangan Hanya Indeks Glikemik

Saat Makan Lihat
Pernahkah Knda mendengar ungkap indeks glikemik atau beban glikemik? Mungkin sebagian akbar berasal Knda belum pernah mendengar ke 2 ungkap tadi. Indeks glikemik juga beban glikemik berafiliasi menggunakan gula (glukosa) dalam masakan & juga gula darah. Apa pengertian & perbedaannya?

Apa itu indeks glikemik?

Indeks glikemik sanggup diartikan menggunakan seberapa cepat tubuh Knda mengganti karbohidrat yg Knda makan menjadi glukosa, atau juga sanggup diartikan menggunakan seberapa cepat masakan sanggup menaikkan kadar gula darah Knda. Indeks glikemik berbentuk nomor berasal 0-100.

Semakin tinggi indeks glikemik masakan, semakin cepat masakan tadi diubah menjadi gula, menjadi akibatnya masakan tadi lebih cepat menaikkan gula darah. Inilah kenapa orang menggunakan diabetes usahakan menghindari masakan menggunakan indeks glikemik tinggi.

Sebaliknya, semakin rendah indeks glikemik, maka semakin lambat masakan tadi dicerna atau diserap sang tubuh, menjadi akibatnya menjadikan peningkatan kadar gula darah yg lebih lambat. Makanan yg kaya akan serat, protein, & lemak umumnya memiliki indeks glikemik rendah. Namun, nir selamanya masakan menggunakan indeks glikemik rendah mengandung tinggi zat gizi.

Indeks glikemik suatu masakan sanggup dibagi menjadi 3 gerombolan, yaitu:

Rendah, bila memiliki indeks glikemik sebanyak 55 atau kurang. Contoh: apel (36), pisang (48), pir (38), jeruk (45), susu (31), kacang (13), makaroni (50), oatmeal (55), & lainnya.
Sedang, bila memiliki indeks glikemik sebanyak 56-69. Contoh: anggur hitam (59), es krim (62), madu (61), roti pita (68), & lainnya.
Tinggi, bila memiliki indeks glikemik sebanyak 70 atau lebih. Contoh: semangka (72), kentang (82), roti putih (75), & lainnya.

Makanan menggunakan indeks glikemik rendah sanggup membantu Knda dalam mempertahankan berat badan, juga sanggup menaikkan resistensi insulin & menurunkan kadar glukosa, kolesterol, & trigliserida kepada orang menggunakan diabetes mellitus tipe 2. Sedangkan, masakan menggunakan indeks glikemik tinggi lebih berkhasiat buat pemulihan otot bagi Knda yg baru saja terselesaikan berolahraga.

Perlu Knda ketahui bahwa 2 masakan menggunakan jumlah karbohidrat sama sanggup memiliki nomor indeks glikemik yg tidak sama. Bagaimana sanggup?

Faktor yg sanggup menghipnotis indeks glikemik masakan

Indeks glikemik suatu masakan sanggup saja berubah, tergantung berasal beberapa hal, mirip:

Bagaimana cara masakan tadi diolah?

Pengolahan masakan ternyata juga menghipnotis indeks glikemik suatu masakan. Semakin usang masakan dimasak, semakin tinggi juga indeks glikemik yg masakan tadi miliki. Penambahan lemak, serat, & asam (mirip berasal air perasan lemon atau cuka, sanggup menurunkan indeks glikemik kepada masakan.

Seberapa matang masakan tadi?

Kelompok butir-buahan, mirip pisang, memiliki indeks glikemik yg lebih tinggi jikalau dalam keadaan matang. Buah-buahan yg belum matang atau umumnya yg belum terasa mengagumkan, memiliki indeks glikemik yg lebih rendah.

Dengan apa masakan tadi dimakan?

Aika Knda memakan masakan menggunakan indeks glikemik tinggi bersamaan menggunakan masakan yg mengandung indeks glikemik rendah, maka sanggup menurunkan indeks glikemik kepada semua masakan tadi. Misalnya saja Knda memakan roti (yg mengandung indeks glikemik tinggi) ditemani menggunakan sayuran, mirip selada & mentimun (yg mengandung indeks glikemik lebih rendah).

Selain berasal ketiga faktor kepada atas, faktor berasal syarat tubuh Knda juga menghipnotis indeks glikemik masakan yg Knda makan. Usia, kegiatan, & kemampuan tubuh Knda dalam mencerna masakan juga sanggup menghipnotis seberapa cepat tubuh Knda bereaksi terhadap karbohidrat berasal masakan yg masuk ke dalam tubuh.

Lalu, apa itu beban glikemik?

Untuk menentukan beban glikemik berasal suatu masakan, kita perlu mengetahui indeks glikemik yg dimiliki sang masakan tadi. Beban glikemik masakan sanggup kita peroleh menggunakan mengetahui indeks glikemik suatu masakan, & jumlah karbohidrat yg terkandung kepada masakan tadi.

Intinya, beban glikemik ini lebih menitikberatkan kepada seberapa akbar karbohidrat yg diserap tubuh berasal masakan. Berarti semakin poly porsi masakan berkarbohidrat yg Knda makan, maka semakin akbar juga beban glikemik yg Knda terima.

Misalnya saja, 100 gram wortel yg dimasak, mengandung 10 gram karbohidrat. Wortel memiliki indeks glikemik sebanyak 49, menjadi akibatnya beban glikemik yg dimiliki wortel ialah 10 x 49/100 = 4,9.

Beban glikemik juga sanggup diklasifikasikan, menjadi berikut:

Rendah, bila masakan memiliki beban glikemik sebanyak 1-10
Sedang, bila masakan memiliki beban glikemik sebanyak 11-19
Tinggi, bila masakan memiliki beban glikemik  sebanyak 20 atau lebih tinggi

Beban glikemik sanggup menjadi penentu kadar glukosa darah sesudah makan. Seperti kepada penelitian tahun 2011 dalam jurnal The American Journal of Clinical Nutrition, yg menunjukan bahwa beban glikemik berasal satu jenis masakan atau beberapa masakan ialah prediktor yg lebih baik buat kadar glukosa darah sesudah makan daripada jumlah karbohidrat kepada masakan tadi. Namun, penelitian ini dilakukan kepada orang normal, menjadi akibatnya nir diketahui hasilnya jikalau dilakukan kepada orang menggunakan diabetes.

Kesimpulan

Jadi, waktu Knda mengonsumsi masakan, lebih baik Knda mempertimbangkan beban glikemik yg Knda terima berasal masakan tadi, terutama bagi penderita diabetes yg perlu mengontrol kadar gula darahnya. Beban glikemik membantu Knda mengetahui kuantitas & kualitas karbohidrat yg Knda makan kepada satu waktu. Hanya mengetahui indeks glikemik suatu masakan saja nir nisbi buat mengetahui seberapa akbar peningkatan kadar gula darah sesudah makan.

Faktanya, belum tentu masakan menggunakan indeks glikemik rendah memiliki kandungan nutrisi tinggi atau Knda sanggup memakannya dalam jumlah poly. Sehingga, Knda permanen wajib mengontrol porsi masakan Knda, walaupun masakan tadi mengandung indeks glikemik rendah. Ingat, porsi masakan Knda juga menghipnotis kadar gula darah Knda.
loading...

0 komentar untuk Saat Makan Lihat Beban Glikemik, Jangan Hanya Indeks Glikemik