5 Pengaruh Buruk Media Elektronik yang Mungkin Terjadi Pada Anak

5 Pengaruh Buruk Media Elektronik yang Mungkin Terjadi Pada Anak
Radio, televisi (TV), video game, dan gadget lainnya yg bisa mengakses internet sekarang memegang peranan krusial bagi kehidupan anak-anak. Berbagai media dalam atas sudah terbukti bisa menyampaikan imbas positif juga negatif dalam anak, baik dalam aspek kecerdasan, emosi, dan konduite. Anak-anak menghabiskan hampir 7 jam dalam sehari menggunakan media. Penelitian yg dilakukan sang Strasburger dkk dalam tahun 2005 memberikan bahwa sejumlah dua/3 anak dalam global sudah mendapatkan akses TV, sebesar 1/dua jumlah anak sudah mengenal DVD player atau konsol game, dan sepertiga jumlah anak sudah mempunyai personal komputer, tablet, atau akses internet.

Saat ini, anak-anak sangat mudah mendapatkan akses terhadap media berita dan hiburan. Sekitar 93% anak berusia 12-17 tahun sudah mengerti internet dan 71% d iantaranya sudah mempunyai ponsel pandai. Pengaruh buruk media terhadap kehidupan anak bukan hanya terbatas dalam mengganggu aktivitas belajar atau waktu tidur saja, namun juga berpengaruh terhadap sikap dan konduite anak.

Menurut teori sosiologi, anak-anak seringkali kali mengkaji dan meniru apa yg dilihatnya dalam layar, apalagi jikalau perbuatan yg dilihatnya tadi dievaluasi realistik dan bisa dilakukan. Orangtua bisa saja membatasi akses media sang anak, namun terkadang bisa terjadi third-person effect, dalam mana remaja atau orangtua beranggapan bahwa imbas buruk media bisa menghipnotis setiap orang kecuali dirinya atau anak-anaknya.

Apa saja imbas buruk yg mungkin terjadi jikalau anak dibiarkan terekspos ke media massa tanpa supervisi?

1. Sifat proaktif dan kekerasan

Pada usia 18 tahun, kebanyakan remaja sudah menonton kurang lebih 200.000 adegan dalam TV. Penelitian lain memberikan 90% game yg ditujukan buat anak justru mengandung kekerasan, hal ini bisa menimbulkan anak meniru adegan kekerasan yg dia saksikan. Hubungan antara kekerasan dalam media dan sifat proaktif anak hampir sekuat interaksi antara merokok dan kanker paru.

dua. Seks

Efek gambaran konten seksual dalam media bisa menimbulkan anak penasaran dan akhirnya terjerumus ke dalam poronografi. Pada anak berusia 10-17 tahun, hampir setengahnya pernah menonton konten pornografi, baik sengaja juga tidak sengaja. Ini menimbulkan masih terdapat peningkatan pelecehan seksual yg dilakukan sang remaja laki-laki, dan sifat permisif remaja perempuan mengenai hal berbau seksual.

3. Penggunaan zat terlarang

Sekitar 70% film yg dirancang dalam Amerika mengandung adegan merokok, minum alkohol, atau penggunaan narkoba. Adegan dalam atas juga jarang disangkut pautkan beserta imbas kesehatan yg bisa terdapat, menjadi akibatnya anak atau remaja menerka hal tadi tidak membahayakan kesehatan mereka, akibatnya beberapa anak dan remaja mungkin akan meniru tindakan tadi.

4. Prestasi belajar

Anak-anak yg rutin menonton TV semenjak berumur 1-dua tahun bisa menaikkan risiko buat terkena ADD (attention deficit disorder). Keberadaan TV dalam kamar anak juga terbukti bisa menurunkan prestasi belajar anak secara signifikan.

lima. Obesitas dan gangguan makan

Berbagai penelitian memberikan bahwa media turut berperan dalam peningkatan jumlah anak obesitas, dikarenakan adanya iklan junk food yg bisa membarui pola makan anak, dan tata cara makan sambil menonton yg bisa menaikkan jumlah snack yg dimakan anak. Media juga berperan dalam mendikte remaja wacana bagaimana bentuk tubuh yg ideal, terutama dalam perempuan, menjadi akibatnya bisa terdapat gangguan pola makan misalnya bulimia dan anoreksia.

Efek positif media dalam anak

Media tidak sepenuhnya berdampak negatif bagi anak dan remaja, pengunaan media yg sempurna justru bisa menyampaikan imbas positif yg akbar. Berbagai pesan sosial juga kesehatan terbukti lebih efektif jikalau disampaikan dalam waktu acara prime time TV, misalnya waktu Rachel dalam serial TV Friends menceritakan kepada Ross bahwa dia hamil padahal mereka bekerjasama menggunakan kondom, episode ini menaikkan pencerahan warga US bahwa kondom tidak 100% mencegah kehamilan dan menaikkan jumlah konsultasi mengenai penggunaan kontrasepsi dalam US. Efek yg sama juga terjadi ketika episode serial TV Greys Anatomy membahas wacana HIV dan kehamilan, dan masih poly model lainnya.

Apa yg bisa orangtua lakukan?

AAP (The American Academy of Pediatrics) menyampaikan beberapa rekomendasi wacana bagaimana penggunaan media yg kondusif bagi anak:

Batasi penggunaan TV atau personal komputer dalam anak dalam atas dua tahun sebesar 1-dua jam/hari.
Anak dalam bawah dua tahun usahakan tidak diperbolehkan menggunakan TV, personal komputer, atau bermain game handphone.
Hindari pemasangan TV, video game, atau personal komputer eksklusif dalam kamar anak.
Temani anak ketika menonton TV, dan diskusikan beserta anak mengenai konten acara yg ditonton.
Perhatikan rating acara yg ditonton, pastikan anak menonton acara yg didasarkan  beserta usianya.
Matikan TV jikalau tidak terdapat yg menonton atau ketika waktu makan.

BACA JUGA:

Membesarkan Anak dalam Bawah Asuhan Gadget, Apa Dampaknya?
Terlalu Lama Depan Komputer Membuat Enda Rentan Terserang SPK
Terlalu Sering Menonton TV Ternyata Tidak Merusak Mata Anak
loading...

0 komentar untuk 5 Pengaruh Buruk Media Elektronik yang Mungkin Terjadi Pada Anak