Yang Perlu Dilakukan Setelah Orangtua Bertengkar di Depan Anak

Yang Perlu Dilakukan Setelah Orangtua Bertengkar di Depan Anak
Mereka mungkin nir mendengar ketika Anda memintanya buat membereskan kamar, akan akan tetapi ketika ayah & ibu bertengkar, saling membentak, membanting pintu, anak-anak mendengarkan.

Apa yang anak dengar atau saksikan nir baik buat perkembangan mereka, ungkap sebuah studi dari Cardiff University, dilansir dari ABC News, yang menunjukkan bahwa ketika pertengkaran orangtua kepada depan anak mampu menyebabkan kerusakan berfokus.

Pertengkaran orangtua berdampak kepada keterbatasan perkembangan emosional anak

Ketika anak-anak terancam kepada taraf emosional, mereka menunjukkan peningkatan tanda-tanda negatif seperti depresi, kecemasan, serangan, & permusuhan, ujar Dr. Gordon Harold, co-penulis studi. Seorang anak yang bereaksi terhadap pertengkaran orangtua mungkin tampak menarik diri atau berdiam diri, & perilaku-perilaku seperti ini sering diabaikan, lanjutnya.

Atau, anak justru sebagai proaktif & sulit buat ditangani, bahkan berulah ad interim orangtua bertengkar buat mengalihkan perhatian mereka. Bika upaya ini berhasil, anak mungkin akan melakukannya lagi & lagi.

Penelitian menunjukkan bahwa pertengkaran proaktif secara fisik maupun verbal, saling mendiamkan, pertengkaran hebat, & argumen yang bersangkutan atau melibatkan anak ialah yang terburuk bagi anak.

Bagaimana pertengkaran diakhiri, mempengaruhi efeknya kepada anak

Namun yang mengejutkan, bukan jumlah perkelahian yang tampaknya paling berdampak kepada anak. Sebaliknya, sejauh mana pertengkaran orangtua mempengaruhi anak akan bergantung kepada apakah perkelahian tadi bertambah panas atau kedua pihak orangtua berdamai.

Pertengkaran orangtua bukanlah problem jikalau kedua pihak berusaha menyelesaikan problem. Namun, ketika konflik ini tetap terbuka, anak akan merespon dengan depresi, kcemasan, &/atau problem perilaku.

Orangtua nir menyadari bahwa anak-anak sensitif terhadap konflik mereka. Tetapi, penelitian menemukan bahwa anak paling sensitif kepada usia yang sangat dini, setidaknya mulai dari usia 1 tahun.

Meskipun banyak penelitian sudah menunjukkan bahwa pernikahan bermasalah cenderung memproduksi anak-anak yang bermasalah, para peneliti sudah mencari gosip khusus tentang bagaimana anak-anak yang dirugikan. Seorang anak belia yang melihat orang tuanya merasa kesulitan kemungkinan akan takut, istilah Robert Emde, seorang psikiater anak kepada University of Colorado Medical Center, yang melakukan penelitian tentang emosi dalam famili, dilansir dari NY Times.

Anak yang lebih tua juga mungkin merasa bersalah, percaya bahwa dirinyalahyang harus disalahkan, terang Emde. Semua perasaan ini muncul tertahankan dalam jangka pendek, ungkapnya, akan tetapi nir ketika permusuhan terus berlanjut dalam jangka panjang. Dalam kasus tadi, anak mungkin sebagai terlalu gampang meledak marah atau terlalu takut menyampaikan kemarahan, yang menempatkan anak kepada risiko memiliki keterbatasan emosional, juga.

Bika orang tua sungguh menyelesaikan permasalahannya, anak-anak akan tahu. Bika mereka nir, anak-anak juga akan mengetahuinya. Lalu, apa yang mampu orangtua lakukan?

Bika Anda telanjur bertengkar kepada depan anak

1. Terima ngambeknya buat ketika ini

Kabar baiknya, bahkan ketika anak-anak menderita dari konflik orangtua, banyak bahaya yang mampu dihindari.

Terima & abaikan anak buat ngambek & bermanja-manjaan buat ketika ini. Dunianya sudah sedikit berguncang, sebagai akibatnya ia mencari kepastian & kenyamanan dari salah satu orangtuanya. Tugas Anda ialah buat menemukan jalan tengah, begitu Anda menemukan anak Anda mulai menarik diri sebagai respon dari pengalaman yang menyedihkan. Biarkan ngambek berjalan beberapa ketika, akan tetapi juga dorong ia buat menemukan kekuatannya sendiri.

Misalnya, Anda mungkin membiarkan ia buat mengekori Anda seharian, akan akan tetapi cari celah waktu kepada antaranya, seperti ketika Anda menyiapkan makan malam, ketika Anda mengharapkan ia buat menyibukkan diri sendiri kepada ruangan lain. Beberapa anak akan pergi pulih dalam beberapa hari; beberapa hari menghabiskan beberapa bulan atau lebih. Tidak ada panduan pastinya, namun hal ini akan berjalan mulus jikalau Anda mendorongnya perlahan, kemudian mengamati kapasitasnya merespon terhadap dorngan Anda sebagai berukuran apakah Anda mendorongnya terlalu keras atau nir.

2. Bicarakan dengan anak mengenai pertengkaran Anda

Setelah pertengkaran, kini atmosfer rumah dipenuhi oleh kejanggalan akbar & nyata, & Anda harus mendiskusikannya nir hanya dengan pasangan Anda, namun juga dengan anak. Bika nir, khayalan anak akan berkembang liar, membarui suatu hal yang seharusnya nir sebagai beban pikiran anak sebagai kekhawatiran emosional yang menguras waktu & tenaganya. Idealnya, kedua orangtua harus terlibat dalam percakapan dengan anak mengenai hal ini, sebagai akibatnya ia mampu melihat Anda berdua kini berada kepada jalan yang sama.

Salah satu cara buat melanjutkan diskusi ialah dengan memberi tahu si kecil Anda mengalami argumen menakutkan antara satu sama lain & ingin membahasnya beserta-sama dengan dirinya, sebagai satu famili. Anda mungkin juga menceritakan bahwa ayah & ibunya sudah saling memaafkan buat berkata hal-hal yang menyakitkan seperti itu. Berempati dengan ia dengan menjelaskan bahwa Anda tahu argumen ini menakutkan baginya buat didengar. Kemudian tanyakan padanya apa yang ingin ia katakan atau tanyakan kepada Anda. Beberapa anak akan merespon aktualisasi diri & diam; yang lain akan melepaskan semua emosi & pikiran mereka. Bagaimana Anda mengambil alih dari sana akan tergantung kepada individu anak.

Namun, selagi diskusi berkembang, berikut ialah beberapa poin krusial buat diperhatikan:

Sebelum memulai diskusi, ada baiknya buat berembuk berdua & tiba kepada anak dengan agenda. Hal ini krusial buat menyampaikan bahwa Anda mampu detoksifikasi serangan & menemukan resolusi yang konstruktif.
Anda berdua saling mencintai, & pernikahan Anda masih baik & bertenaga. Yakinkan anak bahwa ia nir perlu khawatir tentang apa pun seperti perceraian, & bahwa ketika orang tua saling mencintai, mereka akan menemukan cara buat bekerja sama menyelesaikan apa yang mereka nir setujui.
Kata-istilah menyakitkan yang Anda lontarkan buat satu sama lain terjadi lantaran Anda emosi bukan cerminan dari apa yang Anda nikmati buat pasangan Anda.

Yang perlu diingat sehabis bertengkar dengan pasangan

Anak harus merasa konfiden bahwa pernikahan Anda berdua masih baik-baik saja sehabis pertengkaran tadi, Sangat krusial bagi Anda buat menunjukkan kepada si kecil bahwa Anda & pasangan Anda percaya satu sama lain bahwa masing-masing ialah individu yang menyenangkan. Tapi, menyenangkan nir berarti sempurna.

Semua orangtua, bahkan mereka yang saling sangat mencintai sekalipun, mengalami kekecewaan & frustrasi tentang satu sama lain. Kadang, orangtua mampu berubah; kali lain ia nir mampu. Apapun, itu krusial buat terus mendengarkan satu sama lain & mencoba buat menciptakan perubahan.

Hal ini krusial lantaran anak-anak akan berhasil mengidentifikasi diri dengan karakteristik orangtua mereka yang berharga hanya jikalau orang tua menunjukkan mereka nilai karakteristik ini.

Satu hal yang orangtua mampu lakukan ialah mencoba buat bekerja sama mencari resolusi, & abaikan anak mereka tahu tentang resolusi tadi, istilah E. Mark Cummings, PhD, psikolog dari University of Notre Dame, dilansir dari WebMD. Bahkan jikalau orangtua bertengkar kepada balik pintu tertutup & keluar sungguh tampak seperti mereka sudah menyelesaikan problem, anak akan melihatnya sebagai upaya gencatan senjata. Dan, orangtua mampu menjelaskan kepada anak apa yang terjadi.

BACA JUGA:

Bika Orangtua Suka Memukul Anak
8 Kesalahan Orangtua Dalam Memberi Makan Anak
Berbagai Penyebab Bayi Tidak Mau Tidur, & Cara Mengatasinya
loading...

0 komentar untuk Yang Perlu Dilakukan Setelah Orangtua Bertengkar di Depan Anak