Apa yang Terjadi Saat Astronot Menstruasi di Luar Angkasa

Apa yang Terjadi Saat Astronot Menstruasi di Luar Angkasa
Kehidupan atau keadaan di luar angkasa adalah galat rahasia terbesar umat insan. Namun, semenjak insan berhasil terbang dan menjelajahi luar angkasa, perlahan-lahan insan mulai memahami poly hal tentang luar angkasa. Salah satu hal yang masih menjadi pertanyaan bagi poly orang ialah bagaimana jikalau seorang perempuan menerima haid dikala berada di luar angkasa? Bahkan, masih poly maupun yang mempertanyakan apakah perempuan akan mengalami menstruasi sehabis meninggalkan Bumi. Pada kenyataannya, perempuan permanen sanggup menstruasi di luar angkasa. Maka, pertanyaan yang tersisa ialah apa yang terjadi dikala astronaut perempuan menerima haid di luar angkasa. Untuk mencari memahami jawabannya, baca terus penerangan berikut adalah.  

Mitos seputar menstruasi di luar angkasa

Sebelum perempuan mulai dikirim ke luar angkasa, nir muncul penelitian yang sanggup menerangkan apakah menstruasi di luar angkasa akan tidak selaras beserta menstruasi di bumi. Berbagai spekulasi tentang menstruasi yang poly disebut orang-orang dikala itu ialah darah menstruasi justru akan naik ke atas, menuju rongga perut. Hal ini diyakini akan terjadi sebab rendahnya gravitasi akan menimbulkan darah mengalir naik ke saluran tuba falopi. Bika ini terjadi, angkasawan perempuan berisiko mengalami poly sekali penyakit misalnya peritonitis.

Sampai astronaut perempuan pertama berasal Rusia, Valentina Tereshkova, diutus buat menjalani misi di luar angkasa dalam 1963, tidak muncul studi apa pun yang berhasil menerangkan atau mematahkan dugaan tentang menstruasi dalam perempuan di luar angkasa tadi. Setelah itu, beberapa astronaut perempuan lain berdasarkan Amerika Serikat pun menyusul jejaknya di luar angkasa. Wanita pertama yang mengalami menstruasi di luar angkasa ialah Margaret Rhea Seddon.

Menstruasi di luar angkasa nir mengalir ke atas

Margaret Rhea Seddon menjadi insan pertama yang menerima haid dikala berada di luar angkasa. Ini menerangkan bahwa siklus menstruasi perempuan akan permanen berjalan misalnya biasa, meskipun dirinya berada di luar angkasa. Lalu, apa yang terjadi beserta darah menstruasi angkasawan perempuan tadi? Ternyata, dugaan awal bahwa darah akan mengalir ke atas hanyalah mitos belaka. Margaret menerangkan sendiri kalau menstruasi yang terjadi di luar angkasa nir tidak selaras sama sekali berdasarkan menstruasi di bumi. Tak misalnya yang poly disebut orang-orang, darah nir akan mengalir naik ke perut. Tubuh Anda memahami bahwa darah tadi memang harus dikeluarkan.

Lembaga luar angkasa di seluruh dunia misalnya NASA, Roscosmos, ISRO, dan ESA nir membuat pembalut atau tampon khusus buat dipergunakan para angkasawan perempuan. Pada kenyataannya, Anda sanggup menggunakan pembalut dan tampon yang Anda pakai di bumi ketika menerima haid di luar angkasa.

Menunda menstruasi di luar angkasa

Meskipun menstruasi di luar angkasa sama saja beserta di bumi, hal ini tentu menjadi tantangan tersendiri bagi angkasawan perempuan. Pasalnya, persediaan air buat membersihkan diri di pesawat luar angkasa nir sebesar di rumah Anda sendiri. Selain itu, berkali-kali mengubah produk kewanitaan beserta syarat gravitasi yang sangat rendah bukanlah hal yang gampang. Masalah seputar menstruasi di luar angkasa tidak berhenti hingga di situ. Masih muncul satu lagi tantangan bagi angkasawan perempuan yang menerima haid di luar angkasa, yaitu air minum yang dihasilkan berdasarkan siklus ulang urin. Sistem yang tersedia dikala ini belum sanggup mengolah darah insan yang ikut tercampur dalam urin supaya sanggup didaur ulang menjadi air higienis yang kondusif diminum.

Karena itu, beberapa angkasawan perempuan menentukan buat menahan haid mereka selama menjalani misi di luar angkasa. Saat ini forum luar angkasa di seluruh dunia memberikan acara penundaan haid. Bika misi berlangsung selama beberapa hari saja, Anda sanggup mengonsumsi pil kontraseptif buat menahan haid selama berada di luar angkasa.

Namun, jikalau Anda ditugaskan buat bekerja di stasiun luar angkasa selama beberapa minggu atau bulan, pilihan yang tersedia ialah amenorea yang disengaja atas alasan kesehatan. Amenorea sendiri ialah gangguan haid di mana seorang perempuan berhenti mengalami perdarahan menstruasi selama beberapa bulan. Pada astronaut perempuan yang akan bertugas, keadaan ini sengaja dipicu beserta bantuan KB spiral dan susuk KB. Setelah selesai bertugas dan balik  kembali ke bumi, kontraseptif tadi akan dihentikan dan siklus menstruasi akan dilanjutkan misalnya semula.

Apa saja dampak berdasarkan menahan menstruasi?

Penelitian yang dilakukan sejauh ini menerangkan bahwa penggunaan KB spiral dan susuk KB bersifat kondusif di luar angkasa. Pada beberapa kasus, perempuan yang menahan menstruasi beserta indera kontrasepsi berisiko mengalami penggumpalan darah yang lebih cepat. Akan tetapi, selama astronaut di luar angkasa memenuhi kebutuhan gizinya sehari-hari, penggumpalan darah ini nir membahayakan. Risiko lain ialah berkurangnya kepadatan tulang hasil penggunaan indera kontrasepsi tertentu misalnya progestogen sintetis. Namun, hingga hari ini penelitian yang lebih dalam masih diperlukan buat memastikan pengaruh samping tadi.

BACA JUGA:

6 Hal yang Terjadi Pada Tubuh Manusia di Luar Angkasa
12 Fakta Seputar Menstruasi yang Mungkin Belum Anda Tahu
Awas, 3 Metode Kontrasepsi Ini Tidak Ampuh Mencegah Kehamilan
loading...

0 komentar untuk Apa yang Terjadi Saat Astronot Menstruasi di Luar Angkasa