Waspada Sepsis Pada Anak yang Bisa Sebabkan Kematian

Waspada Sepsis Pada Anak yang Bisa Sebabkan Kematian
Sepsis, atau kadang diklaim keracunan darah, artinya respon mematikan menurut sistem kekebalan tubuh insan terhadap infeksi atau cedera. Sepsis bisa menyerang siapa saja, tapi lebih cenderung menyerang kelompok orang yang memiliki daya tahan tubuh lemah, salah satunya anak mini terutama bayi prematur & bayi baru lahir.

Di Amerika Serikat terdapat lebih menurut 42 ribu anak yang mengalami sepsis parah setiap tahun & 4,400 menurut mereka meninggal mayapada karenanya. Angka ini tercatat melebihi nomor kematian anak implikasi kanker. Sepsis pada anak pada negara berkembang seperti Indonesia bahkan jauh lebih berfokus, & memakan lebih banyak korban jiwa. Sebagai perbandingan, nomor kematian sepsis pada anak baru lahir pada Indonesia tergolong agak tinggi, yaitu 12-50% menurut total nomor kematian bayi baru lahir.

Berikut artinya sejumlah informasi lebih lanjut seputar sepsis pada anak yang perlu orangtua ketahui

Apa itu sepsis?

Sepsis umumnya dipercaya sebagai suatu kondisi yang terdiri menurut rentetan gangguan implikasi infeksi menurut bakteri, jamur, virus, parasit, atau limbah beracun output buangan menurut mikroorganisme ini yang terlanjur masuk ke dalam sirkulasi darah.

Infeksi umumnya disebabkan sang bakteri yang menyerang tubuh. Untuk melindungi tubuh menurut penyakit, sistem kekebalan tubuh akan berperang melawan bakteri pada bagian tubuh yang paling bermasalah. Akan namun, apabila anak Anda memiliki sepsis, bakteri menurut infeksi & racun limbah bisa mengubah suhu tubuh, denyut jantung & tekanan darah, sekaligus mencegah organ tubuh bekerja bersama baik. Hal ini kemudian menimbulkan peradangan yang meluas & tak terkendali, serta pembekuan darah pada pembuluh darah mini. Sebagai akibatnya, sistem kekebalan tubuh anak malah bereaksi secara hiperbola & balik menyerang organ & jaringan tubuh anak.

Bagaimana sepsis pada anak bisa terjadi?

Setiap jenis infeksi dalam tubuh bisa memicu sepsis. Sepsis acapkali dikaitkan bersama infeksi paru-paru (misalnya, pneumonia), saluran kemih (misalnya, ginjal), kulit, & usus. Staphylococcus aureus (Staph), E. coli, & beberapa jenis Streptococcus (strep) artinya jenis kuman penyebab sepsis paling awam.

Pada bayi yang baru lahir & yang berada pada tahap awal kehidupan, penularan sepsis umumnya didapat menurut ibu yang memiliki infeksi class B streptococcus (GSB) semasa hamil; ibu mengalami demam tinggi dikala persalinan; bayi tersebut lahir prematur; atau air ketuban ibu pecah lebih menurut 24 jam sebelum persalinan atau air ketuban pecah dini (sebelum usia 37 minggu kehamilan). Selain itu, bayi bisa tertular sepsis selama berada dalam NICU untuk perawatan terhadap kondisi kesehatan pribadi; atau tertular menurut orang dewasa yang memiliki infeksi menular.

Bayi & anak mini yang memiliki masalah medis pribadi mungkin tidak bisa menerima vaksin pada waktu yang sudah ditentukan. Hal ini membuat anak-anak rentan untuk tertular penyakit. Banyak menurut penyakit menular pada anak yang bisa menimbulkan komplikasi parah, khususnya campak Jerman (Rubella), cacar air, & Haemophilus influenza B (Hib).

Pada anak yang lebih tua, kegiatan fisik (menurut sekolah atau bermain) membuat mereka lebih rentan mengalami lecet & luka terbuka. Jika tidak diobati, ukiran dangkal pada lutut atau siku sekalipun, atau bahkan menurut bekas jahitan bedah, bisa sebagai pintu gerbang bagi bakteri bisa masuk ke dalam tubuh & menimbulkan infeksi. Di samping itu, anak-anak, layaknya orang dewasa, bisa menyebarkan penyakit seperti infeksi saluran kencing, infeksi telinga, pneumonia, sampai meningitis & gizi jelek. Tidak diobati, penyakit-penyakit ini juga bisa menimbulkan sepsis.

Apa saja gejala sepsis pada anak?

Sepsis pada anak yang baru lahir bisa menghasilkan bermacam-macam gejala. Seringnya, bayi hanya terlihat tak seperti umumnya sang mata orang dewasa. Gejala sepsis pada bayi baru lahir & bayi belia, meliputi:

Ogah makan atau sulit minum ASI (atau susu formula), muntah
Demam (lebih menurut 38C atau suhu rektum tinggi); kadang suhu tubuh justru rendah
Merengek & menangis terus-terusan
Lesu (tidak berinteraksi & berdiam diri)
Tubuh lemah (tampak loyo & tidak berisi dikala Anda menggendongnya)
Perubahan pada detak jantung lebih lambat atau cepat menurut umumnya (gejala sepsi awal), atau sangat lambat menurut normal (sepsis tingkat akhir, umumnya diikuti sang syok)
Bernapas lebih cepat atau kesulitan bernapas
Momen anak berhenti bernapas lebih menurut 10 detik (apnea)
Perubahan rona kulit memucat, rona kulit tidak merata, &/atau membiru
Timbul penyakit kuning (mata & kulit berwarna kekuningan)
Ruam kemerahan
Jumlah urin sedikit
Tonjolan atau pembengkakan pada ubun-ubun bayi

Jika Anda melihat bayi Anda (3-12 bulan) memberitahuakn menunjukan-menunjukan ini, terutama suhu rektal tinggi, perubahan mood, tampak indolen, & tidak mau makan, segera bawa beliau ke dokter. Jika rengekan anak tidak bisa diredakan, tidak mau embuat kontak mata, atau sulit dibangunkan, segera bawa ke dokter bahkan apabila demamnya tidak tinggi.

Sepsis artinya output menurut peradangan infeksi, maka sang karenanya gejala sepsis pada anak bisa meliputi menunjukan-menunjukan infeksi (diare, muntah, sakit tenggorokan, menggigil, panas dingin, dst) serta gejala apapun menurut berikut ini: demam (atau hipotermia, atau kejang), gangguan mood (gampang ngambek, marah; tampak kebingungan, disorientasi), napas ngos-ngosan atau kesulitan bernapas, mengantuk & indolen (sulit dibangunkan lebih menurut umumnya), terdapat ruam, tampak sakit tidak yummy badan, kulit lembap atau selalu berkeringat, jarang buang air mini atau tidak sama sekali, atau anak mengeluhkan jantungnya berdebar kencang.

Selain itu, seorang anak yang menderita sepsis mungkin pada awalnya dimulai bersama infeksi lain, seperti selulitis atau pneumonia, yang tampaknya semakin menyebar &/atau semakin parah, tidak lebih baik.

Apa dampaknya apabila anak terkena sepsis?

Sepsis membutuhkan perawatan medis sesegera mungkin. Tidak ditangani, rangkaian perwujudan sepsis bisa berkisar menurut keracunan darah yang disertai menunjukan-menunjukan awal gangguan sirkulasi darah meliputi detak jantung cepat & napas pendek, pelebaran pembuluh darah, & demam (atau hipotermia) sampai penurunan tekanan darah yang sangat drastis, menimbulkan kegagalan total sistem organ & kematian.

Apa yang wajib dilakukan apabila anak mengalami sepsis?

Mendeteksi sepsis pada anak bukanlah hal gampang. Beberapa anak yang mengalami keracunan darah sebagai lebih rewel & indolen, tapi kadang gejala yang paling terperinci tampak hanyalah demam. Inilah sebabnya mengapa penting untuk membawa anak pada bawah 3 bulan ke dokter sesegera mungkin begitu Anda menyadari suhu rektalnya melebihi 38C, bahkan apabila beliau tidak memberitahuakn gejala lain sekalipun.

Pada umumnya, apabila anak memberitahuakn gejala infeksi apapun (menurut luka fisik atau penyakit dalam), bawa ke dokter terutama apabila beliau merasa semakin tidak yummy badan atau gejala infeksinya tidak kunjung mereda. Dokter bisa menjalankan tes laboratorium untuk menentukan penaksiran tepat menurut keluhan anak Anda.

Jika sepsis terbukti, atau hanya sekadar kecurigaan ad interim, anak bisa direkomendasikan rawat inap supaya tim dokter bisa memperhatikan perkembangan infeksi anak & menyampaikan antibiotik infus untuk melawan infeksi umumnya perawatan dimulai bahkan sebelum penaksiran resmi. Beberapa obat-obatan bisa diberikan untuk meringankan menunjukan & gejala anak Anda & mengobati atau mengendalikan masalah lainnya. Jika diperlukan, bayi & balita mungkin menerima cairan infus untuk menjaga mereka permanen terhidrasi, obat tekanan darah untuk menjaga hati mereka bekerja bersama baik, & respirator untuk membantu mereka bernapas.

Dapatkah saya mencegah risiko sepsis pada anak?

Tidak terdapat agunan untuk mencegah semua jenis sepsis. Tapi beberapa kasus bisa dihindari bersama mencegah penularan bakteri GBS menurut ibu ke anak dikala melahirkan. Wanita hamil bisa menjalani tes sederhana pada antara minggu ke-35 & ke-37 kehamilan untuk menentukan apakah mereka membawa bakteri GBS.

Kemudian, pastikan bahwa imunisasi anak Anda lengkap & selalu terbarui, Imunisasi rutin yang diberikan pada bayi dikala ini termasuk vaksinasi pencegahan beberapa jenis bakteri pneumoccocus & Haemophilus influenzae tipe B yang bisa menimbulkan sepsis & occult bacteremia (infeksi darah). Infeksi pneumoccocal (Prevnar) yang baru diperkenalkan akhir-akhir ini dilaporkan bisa mengurangi risiko infeksi pneumokokus lebih menurut 90 %.

Pastikan supaya anak tidak menyentuh, mencongkel, atau menguliti bisul atau luka basah. Awasi setiap menunjukan infeksi. Untuk anak-anak bersama perangkat medis seperti kateter atau pemakaian infus jangka panjang, pastikan untuk mengikuti petunjuk dokter untuk cara membersihkan & bongkar-pasang perangkat.

Terakhir, pastikan bahwa orang dewasa & anak yang lebih tua yang sedang sakit tidak mencium, memeluk, menggendong, atau berada dekat jangkauan anak Anda. Orang-orang yang menangani bayi & balita wajib memiliki daftar vaksinasi yang up-to-date. Selain itu, ajarkan anak & anggota keluarga lain untuk rajin mencuci tangan. Cuci tangan bersama air & sabun artinya cara terbaik untuk mencegah infeksi.

BACA JUGA:

Anak Demam Disertai Ruam Merah, Waspada Penyakit Kawasaki
Kenapa Anak Demam Setelah Imunisasi?
Mengenali Gejala Demam Berdarah Dengue (DBD) Pada Anak
loading...

0 komentar untuk Waspada Sepsis Pada Anak yang Bisa Sebabkan Kematian