Terbukti, Balita yang Sering Pakai Gadget Berisiko Terlambat Bicara

Terbukti, Balita yang
Tak diragukan lagi, gadget (gawai) seperti smartphone & tablet memang memiliki segudang manfaat bagi manusia, bahkan bagi anak kecil. Cukup banyak orangtua yang memberikan gadget kepada anaknya. Alasannya biasanya seperti hiburan yang aman karena anak hanya akan duduk diam sambil bermain atau menonton. Namun, apakah ada pengaruh gadget bagi perkembangan anak?

Segudang pengaruh gadget yang positif bagi anak

Pengaruh gadget bisa sangat baik terhadap kemampuan kognitif anak. Dibandingkan membaca atau melihat gambar pada kitab, anak-anak lebih tertarik dengan gambar-gambar yang berkiprah & bersuara. Anak-anak bisa menonton video edukasi melalui aneka macam pelaksanaan. Anak bisa melihat aneka macam video seperti video tentang kehidupan hewan & tumbuhan, video tentang benda-benda di luar angkasa, hingga video sejarah pada masa lalu. Selain itu, aneka macam pelaksanaan seperti pelaksanaan kuis & aneka macam games edukatif sudah banyak sekali ditemukan pada smartphone.

Bahkan, gadget dengan mesin pencari akan menjadi guru yang hebat untuk membuka wawasannya. Ketika anak ingin mencari tahu mengenai sesuatu, dia tinggal mengetikkan kata kuncinya pada mesin pencari ribuan jawaban mengenai hal tersebut siap untuk dibuka.

Pengaruh gadget terhadap kemampuan bicara Anak

Namun di sisi lain, memberikan gadget kepada anak bisa berbalik arah jadi hal yang negatif. Salah satunya artinya gadget terbukti berpengaruh terhadap kemampuan bicara anak.

Seorang spesialis jiwa anak & remaja, dr. Gitayanti Hadisukanto, Sp.KJ(K) dalam sebuah diskusi media Rumah Sakit Pondok Indah pada Maret 2017 mengungkapkan bahwa pemberian gadget di bawah usia lima tahun akan mengurangi rangsangan pada interaksi sosialnya. dr. Gita menjelaskan lebih jauh kepada Viva, ini karena gadget tidak butuh respon anak, sehingga sulit untuk berinteraksi & hal ini berdampak pada proses bicaranya.

Penelitian yang dipresentasikan di Pediatric Academic Societies Meeting di San Francisco menjelaskan hal ini. Catherine Birken, seorang dokter anak di Hospital for Sick Children in Toronto Kanada menemukan adanya hubungan antara penggunaan gadget dengan kemampuan bicara pada anak.

Dari tahun 2011 hingga 2015, Birken menanyakan kepada orangtua yang memiliki anak berumur 6 hingga 24 minggu, berapa lama mereka biasa diberikan waktu menonton lewat layar gadget.  Nah, 20 persen dari anak-anak yang terlibat dalam penelitian ini menggunakan gadget paling tidak selama 28 menit setiap harinya.

Hasilnya, mereka menemukan bahwa setiap tambahan 30 menit waktu yang digunakan untuk bermain gadget dapat meningkatkan risiko terlambat bicara atau speech delay hingga 49 persen. Sedangkan bentuk komunikasi lain seperti bahasa tubuh, emosi, hingga tatapan mata tidak terpengaruh.

Namun, Barken mengunggapkan bahwa riset lanjutan masih diperlukan, misalnya riset eksperimental untuk membuktikan pengaruhnya secara klinis. Namun, riset awalan ini dapat menjadi acuan ke depan bagi para orangtua & tenaga kesehatan anak.

Studi lain yang dilakukan oleh University College London Inggris menemukan bahwa waktu yang digunakan di depan layar juga berpengaruh terhadap perkembangan otak. Studi tersebut menemukan bahwa setiap jam yang dihabiskan untuk menonton gadget bisa menyebabkan berkurangnya waktu tidur hingga 16 menit. Padahal, tidur amat berguna bagi otak anak, apalagi pada masa-masa perkembangan otak ketika perkembangan syaraf sedang bagus-bagusnya.

Pengaruh keterlambatan bicara pada kehidupan anak

Keterlambatan untuk mulai berbicara dapat membawa dampak lainnya. Jenny Radesky, seorang ahli dari University of Michigan Amerika Serikat, beropini bahwa ketika anak-anak tidak mampu mengekspresikan rasa frustasinya lewat kata-kata, mereka akan cenderung menggunakan gerakan tubuhnya atau suara lantang untuk menarik perhatian. Dengan kata lain, anak-anak akan terlihat tidak mampu mengontrol emosi.

Selain itu, keterlambatan berbicara bisa memengaruhi kemampuan akademis anak di sekolah nantinya. Kemampuan dalam memahami teks & merangkai kata bukan hanya penting dalam pelajaran bahasa saja, namun bisa pada pelajaran lainnya seperti sains, matematika, seni, & ilmu sosial.

Jadi apakah anak tidak boleh pegang gadget sama sekali?

Meski ada pengaruh gadget yang harus diwaspadai, Anda bisa menggunakan gadget sebagai media pembelajaran.

Untuk anak usia 18 bulan ke bawah, sebaiknya gadget hanya digunakan untuk video-chatting. Bila Anda ingin mengenalkan media digital, ini bisa Anda lakukan pada anak usia 18-24 bulan dengan menonton tayangan edukatif. Pastikan Anda menonton dengan anak & menjelaskan apa yang ditonton supaya anak paham betul mengenai apa yang ia tonton.

Pada anak usia 2-5 tahun, Anda dapat membiarkan anak untuk menggunakan gadget aporisma satu jam per hari. Orang tua harus menggunakan gadget dengan anak & menjelaskan mengenai apa yang ditampilkan serta menerapkan apa yang didapat dari tayangan tersebut ke dunia sekitar.

Jadi, pada usia 5 tahun ke bawah, jangan biarkan anak asyik sendiri dengan gadget. Gunakanlah gadget seperti layaknya kitab. Pegang gadget & duduklah Anda di samping anak Anda sambil bercerita atau menjelaskan mengenai gambar yang ada di layar. Berinteraksilah dengan anak ketika sedang melakukan ini.

Untuk anak usia 6 tahun ke atas, Anda tidak perlu selalu berada di sisi anak ketika menggunakan gadget. Namun, Anda harus sadar bahwa ada banyak media pembelajaran lainnya di luar sana. Misalnya pergi ke kebun hewan atau tempat rekreasi lainnya yang bisa membuat anak lebih aktif berkiprah & berinteraksi dibandingkan menggunakan gadget.

Selain itu, untuk mencegah pengaruh gadget yang negatif, tentukan durasi pemakaian gadget yang konsisten & pastikan penggunaan gadget tidak mengganggu waktu tidur, waktu bermain atau beraktivitas fisik, & kegiatan lainnya yang penting untuk kesehatan.
loading...

0 komentar untuk Terbukti, Balita yang Sering Pakai Gadget Berisiko Terlambat Bicara