Hati-hati, Stres Berat Bisa Memicu Kejang Epilepsi (Bisakah Dihindari)

Hati-hati, Stres Berat
Stres artinya insiden yg awam dialami sang setiap orang, entah itu alasannya perkara pekerjaan, perkara keluarga, atau alasannya ditinggal kekasih. Pada orang normal yg mengalami stres saja sudah nisbi memusingkan, apalagi bila stres dialami sang orang beserta epilepsi. Sebuah studi menemukan bahwa stres berkepanjangan kepada seseorang bisa memicu terjadinya kejang epilepsi. Bagaimana bisa?

Bagaimana stres bisa memicu kejang epilepsi?

Di Indonesia, epilepsi dikenal menjadi ayan atau sawan. Penyakit epilepsi artinya kelainan saraf yg ditandai beserta kejang berulang implikasi lonjakan kegiatan listrik kepada otak secara datang-datang. Meskipun kepada Indonesia sendiri belum terdapat data niscaya mengenai prevalensi epilepsi, Yayasan Epilepsi Indonesia memperkirakan jumlah penderita epilepsi yg membutuhkan pengobatan mencapai nomor yg tinggi, yaitu lebih kurang 1,8 juta orang.

Menurut studi yg diterbitkan kepada jurnal Science Signalling, stres & kecemasan yg cenderung parah & berkepanjangan bisa memicu kejang epilepsi. Bahkan, bila penderita epilepsi itu sendiri takut mengalami kejang-kejang ketika berada kepada bawah tekanan, hal ini justru bisa menjadi bundar setan yg membuatnya menjadi lebih cepat kejang.

Periset menemukan bahwa hal ini ditimbulkan sang adanya peningkatan kegiatan korteks piriform kepada otak, daerah dimana awal mula kejang berasal. Untuk membuktikannya, periset menggunakan sampel tikus yg memiliki & nir memiliki epilepsi. Pada keduanya dilakukan analisis terhadap bagian korteks piriform tikus beserta melihat kegiatan hormon kortikotrofin atau Corticotropin Releasing Factor (CRF). CRF ini artinya neurotransmiter, yaitu bahan kimia yg memungkinkan terjadinya komunikasi antar sel saraf. CRF mengatur respon konduite terhadap stres.

Di antara tikus tanpa epilepsi, para peneliti menemukan bahwa CRF bisa mengurangi kegiatan kepada kortes piriform otak. Namun kebalikannya, CRF justru menaikkan kegiatan korteks piriform kepada tikus beserta epilepsi.

Aika ditinjau dari sampel tikus beserta epilepsi, mereka menemukan bahwa CRF justru mengaktifkan suatu protein yg disebut beserta pengatur protein G yg menyampaikan frekuwensi kepada protein tipe 2 (RGS2). Protein inilah yg ternyata membarui komunikasi antar saraf kepada korteks piriform menjadi terbalik menjadi akibatnya malah menaikkan risiko kejang.

Periset menganggap bahwa temuan ini jua mungkin berdampak kepada gangguan saraf lainnya, mirip depresi & skizofrenia. Jila semakin dibiarkan, syarat ini bisa memicu proses neurokimia yg bisa menaikkan keparahan tanda-tanda epilepsi.

Seberapa acapkali stres memicu kejang epilepsi?

Sulit buat mengetahui secara niscaya seberapa acapkali stres bisa memicu kejang epilepsi. Sebab, setiap orang memiliki taraf & pemicu stres yg bhineka menjadi akibatnya sulit buat menilai seberapa parah dampak yg ditimbulkan kepada seseorang.

Stres artinya bentuk reaksi tubuh terhadap suatu perubahan yg membutuhkan respon fisik & emosional. Misalnya saja alasannya stress berat perkara tempat tinggal tangga, perkara pekerjaan, atau kematian orang yg dicintai. Jila penderita epilepsi mengalami hal-hal tadi, maka mereka akan mengalami suasana hati yg buruk menjadi akibatnya cenderung mengalami stres berkepanjangan & dikhawatirkan bisa mengakibatkan kejang epilepsi.

Bagaimana cara menghindari stres kepada penderita epilepsi?

Meskipun belum terdapat bukti bahwa mengurangi stres bisa mengatasi kejang, para pakar saraf merekomendasikan pasien beserta epilepsi buat menghindari situasi yg penuh beserta tekanan. Hal ini dibutuhkan bisa memperbaiki kualitas hayati orang beserta epilepsi secara holistik & setidaknya mengurangi frekuensi kejang implikasi epilepsi.

Selain itu, Enda jua bisa melakukan poly sekali cara berikut buat meminimalisir stres yg Enda nikmati, kepada antaranya:

Menulis penyebab stres yg dirasakan dalam kitab harian atau jurnal.
Makan makanan bergizi seimbang.
Olahraga teratur buat membantu menurunkan stres, mirip yoga, tai chi, atau pilates.
Membatasi minum alkohol.
Istirahat yg nisbi & nyenyak & minum obat kejang mutlak ketika.
Hindari terlalu poly tidur siang agar nir mengganggu jam tidur malam.
Melakukan kegiatan yg menyenangkan yg disukai, contohnya menonton film, mendengarkan musik, atau jalan-jalan.
Lakukan relaksasi beserta teknik pernapasan dalam atau pijat.
Meminta dukungan dari keluarga & orang terdekat.
Aika stres belum mereda, cobalah mengikuti konseling atau psikoterapi buat pemilihan pengobatan yg mutlak buat Enda.
loading...

0 komentar untuk Hati-hati, Stres Berat Bisa Memicu Kejang Epilepsi (Bisakah Dihindari)