1. Selective Eating Disorder (SED): Pilih-pilih masakan
Picky eating taraf ekstrem dikenal menjadi Selective Eating Disorder (SED), atau food neophobia. Gangguan makan ini tidak sporadis menjadikan kesalahpahaman bagi orang-orang menganggapnya hanya menjadi sulit makan atau kepribadian yg sulit. Penderitanya memiliki daftar toleransi masakan yg amat sangat terbatas kadang hanya hingga makan chicken nugget saja, contohnya, nir sanggup yg lain menjadi akibatnya mengganggu hampir setiap aspek kehidupan mereka.
Selain rasa memproduksi malu yg ditimbulkan sang gangguan ini, dokter khawatir bahwa diet masakan terbatas yg rendah gizi sanggup menjadikan malnutrisi jangka panjang & persoalan kesehatan lain yg meliputi persoalan jantung & tulang.
Tidak terdapat poly data dalam gangguan ini, maka berdasarkan itu nir terdapat temuan signifikan buat mengetahui berapa poly orang yg menderita SED. Penyebab SED jua nir diketahui. Beberapa pakar berteori bahwa itu mungkin ditimbulkan sang pengalaman traumatik masa mini misalnya tersedak masakan beserta tekstur tertentu, ad interim yg lain menampakan bahwa gangguan ini mungkin berasal berdasarkan ketakutan yg nir diketahui. Teori lain mengutarakan SED mungkin terkait beserta sensitivitas ekstrem terhadap bau atau tekstur masakan yg tidak sporadis dikaitkan beserta gangguan Obsesif Kompulsif atau autisme.
dua. Night Eating Syndrome: begadang pesta masakan
Night Eating Syndrome (NES) ialah episode gangguan makan pesta pora dalam malam hari (sengaja bangun, terbangun, atau menyengajakan tidur sangat larut). Bedanya beserta binge eating biasa, NES berpola menetap & berulang, berlanjut sepanjang malam ad interim binge eating dilakukan dalam jangka waktu yg nisbi lebih singkat.
NES diklasifikasikan dalam DSM menjadi Other Specified Feeding or Eating Disorder. Orang yg menderita NES memiliki sedikit atau sama sekali nir terdapat nafsu makan buat sarapan. Mereka jua cenderung menahan makan pertama selama beberapa jam selesainya bangun. Gangguan makan ini memproduksi rasa bersalah & memproduksi malu, bukannya kenikmatan. Seringnya, individu beserta NES merasa murka, tegang, cemas, gelisah, atau bersalah ketika makan, & wacana berapa poly yg dimakan dalam malam sebelumnya.
NES diduga terkait beserta stres, & tidak sporadis disertai beserta depresi. Terkadang, orang-orang beserta gangguan ini memiliki kelebihan berat badan.
tiga. Pica: pemakan segala
Pica ialah ketika seseorang memakan poly sekali hal lain selain masakan yg nir sanggup &/atau nir layak dimakan, yg memiliki sedikit atau nir sama sekali nilai gizi. Makanan ini termasuk (akan tetapi nir terbatas dalam) kapur, kotoran, pasir (Geophagy), kayu (Xylophagia), rambut (Trichophagia), feses (Coprophagia), urine (Urophagia), kaca (Hyalophagia), & benda-benda lainnya yg memproduksi jijik orang dalam umumnya.
Gangguan makan ini dilakukan dalam jangka waktu setidaknya satu bulan dalam orang-orang yg berusia lebih berdasarkan 18-24 bulan.
Pica khususnya sangat berbahaya alasannya adalah tidak sporadis kali dokter nir sanggup mengamati jikalau pasien mereka mengonsumsi hal-hal yg nir dimaksudkan buat konsumsi. Penderita pica & gangguan makan lainnya mungkin jua dirawat dalam tempat tinggal sakit buat syarat lain misalnya depresi, gangguan cairan & elektrolit, skizofrenia, atau gangguan lain yg berafiliasi beserta alkohol. Pica mungkin jinak, atau mungkin memiliki konsekuensi yg mengancam jiwa. Efek sampingnya sanggup meliputi, keracunan, obstruksi usus, & kadang bahkan kematian.
4. Gourmand Syndrome: obsesi masakan glamor
Pertama kali diidentifikasi sang pakar saraf dalam 1990-an, gangguan makan ini ditandai beserta tergila-gila terhadap masakan & preferensi buat masakan glamor (termasuk pembelian bahan, persiapan, presentasi, & konsumsi) dalam luar batas kecintaan masakan yg ditunjukkan sang orang-orang lain dalam umumnya.
Sindrom Gourmand termasuk sangat sporadis, hanya 34 kasus yg dilaporkan dalam literatur medis. Setidaknya dalam satu kasus yg terdokumentasikan sang peneliti Swiss, sindrom ini memproduksi seseorang reporter politik beralih ke penulis masakan.
Gangguan makan ini diduga diakibatkan sang cedera (stress berat, stroke, dll) dalam sisi kanan otak, yg melibatkan daerah kortikal, ganglia basal, atau struktur limbik.
Terlepas berdasarkan nafsu mereka terhadap masakan & entusiasme buat makan, orang beserta sindrom Gourmand tampaknya nir menjadi gemuk. Mereka jua nir muntah, nir menyalahgunakan pencahar, juga terlibat dalam konduite penurunan berat badan patologis lainnya. Walaupun terkadang, obsesi yg nisbi parah sanggup menjadikan gangguan makan lain, misalnya bulimia. Gangguan kognitif, konduite, & motorik yg awam, mungkin jua terkait beserta cedera otak tadi.
lima. Prader-Willi Syndrome: makan terus, nir pernah kenyang
Orang-orang beserta Prader-Willi Syndrome (PWS) memiliki harapan &/atau kebutuhan buat terus makan tanpa henti alasannya adalah mereka nir pernah merasa kenyang (hyperphagia). Mereka akan berbohong, menipu, & mencuri buat mendapatkan masakan.
PWS tidak sama beserta bulimia. Bika akses ke masakan nir terkontrol, mereka yg memiliki PWS akan terus mengisi hingga mereka menjadi begitu gemuk hingga obesitas, yg menuntun mereka dalam poly komplikasi lain (contohnya, diabetes tipe dua atau bahkan kematian). Mereka nir memuntahkan masakan atau membersihkan isi perut beserta cara-alternatif misalnya yg awam ditemukan dalam penderita bulimia.
PWS ialah gangguan makan implikasi kelainan genetik berdasarkan hilangnya fungsi gen tertentu dalam kromosom 15 & melibatkan semacam kerusakan dalam hipotalamus, sentra kontrol pokok dalam otak. Pada bayi neonatal, menandakan-menandakan PWS termasuk kelemahan otot, susah makan, & perkembangan yg lambat.
6. Rumination syndrome: berkumur masakan
Rumination syndrome ialah suatu syarat dalam mana individu berulang kali meludahkan (memuntahkan) masakan yg sudah tercerna atau tercerna sebagian berdasarkan dalam perut buat kemudian dikunyah pergi, & entah dia akan pergi menelan makanannya atau membuangnya.
Makanan yg dikonsumsi belum sepenuhnya tercerna dalam lambung, makanya orang-orang beserta sindrom ini melaporkan bahwa masakan siklus ulang ini masih memiliki rasa aslinya nir terasa asam getir misalnya muntahan & dikembalikan ke ekspresi beserta dorongan sendawa yg lembut, bukan dikeluarkan (baik berdasarkan refleks juga disengajakan beserta kontribusi benda) atau sengaja batuk. Mereka jua nir mencicipi mual. Tindakan ini umumnya terjadi hampir setiap hari, & dalam setiap kali makan, umumnya dalam waktu 30 menit selesainya makan.
Rumination syndrome tidak sporadis disalahpahami beserta bulimia nervosa, refluks asam lambung (GERD), & gastroparesis. Beberapa orang memiliki sindrom ini & jua sembelit yg ditimbulkan sang gangguan pengungsian dubur.
Rumination syndrome mungkin dilakukan sukarela juga terpaksa. Seseorang sanggup menikmati proses tadi, menjadi akibatnya akan sulit buat menghentikannya.Tidak terang berapa poly orang yg mengalami gangguan makan ini.
7. Kanibalisme: makan daging insan
Kanibalisme, alias anthropophagy, ialah tindakan atau praktek yg dilakukan sang satu individu yg memakan daging atau organ dalam insan lainnya. Sepanjang sejarah, insan sudah makan daging insan. Entah itu bagian berdasarkan perang buat mendapatkan kekuatan musuh, atau menjadi wahana buat menakut-nakuti versus, kanibalisme sudah terdapat semenjak zaman nenek moyang. Kanibalisme sudah dipraktekkan sang poly sekali grup dalam masa kemudian dalam Eropa, Amazon Basin, umumnya dalam ritual terhubung ke perang suku. Fiji pernah dikenal menjadi Kepulauan Kanibal. Chaco Canyon, reruntuhan budaya Anasazi, sudah ditafsirkan sang beberapa arkeolog memiliki bukti-bukti ritual kanibalisme.
Selain makan daging orang lain, seseorang kanibal jua sanggup menyengajakan buat melukai, menggigit, memotong, atau menyakiti anggota tubuhnya sendiri beserta cara apapun buat dimakan. Kanibalisme eksklusif ini disebut beserta Autophagia. Autophagia tidak sporadis dikaitkan beserta skizofrenia, psikosis, & sindrom Lesch-Nyan. Sebagian akbar orang yg terpengaruh autophagia akan dering mencicipi ketegangan atau bergairah sebelum memakan dirinya sendiri. Setelah kenyang, mereka mencicipi kepuasan fisik & batin, lega, & mungkin mencicipi penyesalan (atau sanggup nir sama sekali). Mereka jua nir sanggup mengevaluasi apa yg sudah terjadi.
Ada satu lagi jenis kanibalisme, yaitu Necrophagia. Necrophagia ialah tindakan makan daging insan yg sudah meninggal, bahkan hingga daging insan yg sudah 1/2 membusuk. Individu yg memiliki gangguan ini sanggup digitung beserta jari, akan tetapi makan mayat sudah dijadikan suatu tata cara bagi yg menderitanya.
Kanibalisme nir mengkategorikan menjadi gangguan mental, atau menandakan-menandakan berdasarkan gangguan mental, misalnya yg tercantum dalam Statistical Manual of Mental Disorders (DSM). Namun, gangguan makan ini sanggup diklasifikasikan dalam bawah sub-bab Impulse-Control Disorders Not Elsewhere Classified. ICD melibatkan kegagalan menahan diri berdasarkan segala jenis impuls, dorongan, atau godaan buat melaksanakan suatu tindakan yg membahayakan diri sendiri atau orang lain.
BACA JUGA:
Makan dalam Malam Hari Bikin Gemuk, Mitos atau Fakta?
Makanan yg Baik buat Penderita Maag
Diet Makanan Mentah (Raw Food Diet) & Manfaatnya Bagi Kesehatan
loading...
Penulis: upiknugroho8117
0 komentar untuk 7 Gangguan Makan yang Aneh Tapi Nyata