Tidak seluruh cara menghukum anak diterapkan di segala usia. Berbeda usia, tidak sinkron cara menghukum, tidak sinkron juga efektivitas dan dampaknya.
Menghukum anak berdasarkan usia
Setiap kali Anda ingin menghukum anak, cobalah buat mengikuti garis besar misalnya ini: Pertama, identifikasi dulu kasus yg dibuatnya, lalu Anda mampu jelaskan dampak dari perbuatannya.
Setelah Anda mampu ambil alih mood dan sikap anak, sarankan sikap dan perbuatan yg lebih baik. Selain itu, Anda mampu memberi paparan sanksi yg akan diterima, dan membagikan Anda mengharapkan sikap yg lebih baik di waktu berikutnya.
Usia 0- tiga tahun dengan metode timeout
Perilaku kenakalan anak yg biasa terjadi di usia 2 tahun ke bawah misalnya merupakan berteriak, menggigit, melempar benda, atau membuang-buang kuliner. Hal tadi membuat Anda geram dan gundah buat mendisiplinkannya. Anda mampu melakukan sanksi timeout, kepada anak usia 0 hingga tiga tahun.
Lakukan timeout dengan cara membawa ke ruangan yg terbebas dari barang-barang yg dapat mengalihkan perhatiannya. Lalu, buat anak duduk dan menenangkan dirinya, dan Anda mampu meninggalkan ruangan selama 1-2 menit. Tahap ini, disebut termin refleksi. Setelah waktu timeout berakhir, peluk anak, dan buat ia berjanji nir akan mengulangi perilakunya. Hindari memukul anak menjadi bentuk sanksi.
Usia tiga-7 tahun: selain menghukum, berikan juga penghargaan
Seiring bertambahnya usia anak, semakin juga ia mengerti bahwa setiap sikap yg dilakukan memiliki konsekuensi tersendiri. Sebelumnya, Anda harus menentukan sanksi apa yg mampu anak Anda dapatkan ketika ia nir mau mendengarkan Anda. Sebetulnya, metode timeout masih mampu dilakukan di usia balita hingga anak-anak misalnya ini. Pastikan juga buat nir membawa anak Anda ke ruangan yg masih muncul mainan atau televisi ketika ingin mendisiplinkannya.
Diskusikan apa yg nir boleh dilakukan, dan selesainya ia berhasil nir melakukannya, beri anak Anda kebanggaan. Menghukum anak, isinya bukan hanya sanksi saja, tetapi juga mengakui perilakunya yg baik.
Contoh, Anda mampu membagikan Mama bangga sama adek, tadi adek sudah mau menyebarkan mainan dengan sahabat waktu di sekolah. Biasanya ucapan kebanggaan ini lebih efektif daripada Anda murka dan menghukum anak ketika ia nir mau menyebarkan mainan. Jangan lupa puji dengan ungkap-ungkap khusus atas sikap baik yg sudah anak lakukan.
Usia 7-12 tahun: hindari menghukum sambil mengancam
Pada usia menginjak masa pra-remaja, berhati-hatilah buat nir menghukum anak dengan ucapan yg mengancam. Contoh, mengancam akan membatalkan liburan, kalau anak Anda nir mengerjakan PR-nya. Sayangnya, dengan ancaman tadi, dikhawatirkan kepercayaan anak kepada Anda akan menghilang.
Mengapa demikian? Dengan melakukan ancaman tadi, ini akan berakibat anak nir termotivasi mengganti perilakunya, alasannya adalah ia merasa semuanya sudah diambil alih sang Anda dan ia nir mampu berbuat apa-apa. Penting buat menerapkan konsistensi sanksi dari sikap anak. Buat anak Anda percaya apa yg Anda katakan.
Usia 13 dan seterusnya
Di usia ini, menghukum anak mampu dilakukan dengan mencabut hak istimewa yg anak miliki. Pasalnya, anak Anda sudah mengetahui konsekuensi yg akan ia hadapi akibat sanksi dari sikap yg seharusnya nir dilakukan. Usia remaja misalnya ini, masih memerlukan batas dan penjagaan dari Anda para orangtua.
Tentukan beberapa aturan yg harus Anda dan anak diskusikan terlebih dahulu, misalnya jam malam dan jam mainnya, pekerjaan tempat tinggal yg harus dilakukan, dan sebagainya. Buat perundingan yg baik mengenai pengaturan keseharian Anak. Percaya atau nir, remaja masih perlu diterapkan batas ketertiban dalam hidup mereka, bahkan ketika Anda membagikan kebebasan dan tanggung jawab yg lebih besar.
Lalu bagaimana kalau anak melanggar aturan? Anda mampu mencabut hak istimewa yg anak punya, misalnya melarang dengan laptop atau video games selama sebulan. Jangan lupa buat membahas mengapa ia melanggar aturan dan bagaimana seharusnya ia bersikap.
loading...
Penulis: upiknugroho8117
0 komentar untuk Panduan Menghukum Anak yang Benar Sesuai Usia