Siapa yg lebih tidak sporadis pretensi orgasme, perempuan atau laki-laki?
Menurut psikolog Western University, Claire Salisbury and William Fisher, kurang lebih 70 % perempuan memalsukan orgasme, sedangkan 70 % laki-laki mengalami orgasme orisinal. Berdasarkan kajian Journal of Sex Research yg melibatkan 281 mahasiswa dari University of Kansas jua ditemukan bahwa perempuan lebih tidak sporadis memalsukan orgasme, kurang lebih 67 % perempuan sudah memalsukan orgasme, sedangkan laki-laki hanya 28 %. Yang menjadi galat satu alasan laki-laki memalsukan orgasme adalah mereka merasa lelah & ingin berhenti setelah melakukan seks yg terlalu usang.
Mengapa nir sanggup orgasme menjadi akibatnya memalsukan orgasme?
Berdasarkan studi penelitian yg dilakukan sang Claire Salisbury and William Fisher, terdapat beberapa faktor yg memproduksi seseorang memalsukan orgasme. Bagi perempuan, takut melukai ego pasangannya adalah alasan memalsukan orgasme. Masih sinkron kajian Journal of Sex Research, orang memalsukan orgasme karena pasangannya kurang sanggup memuaskannya dikala bekerjasama seks. Kekhawatiran ini jua dialami sang perempuan, menjadi akibatnya menjadi beban psikologis yg wajib ditanggung sang perempuan. Ketika bekerjasama seks, perempuan jadi nir sanggup menikmatinya.
Padahal seks bukan hanya sekedar kebutuhan, akan tetapi jua seharusnya sesuatu yg menyenangkan buat dilakukan ke 2 belah pihak. Hal ini jua sanggup ditimbulkan karena kurangnya komitmen emosional antara 2 belah pihak, umumnya terjadi karena perkara-perkara yg terdapat dalam suatu interaksi. Masalah tadi terkadang merenggangkan ikatan emosional.
Menurut Laura Berman, PhD, seseorang edukator & terapis sex & relationship, dikala seseorang memalsukan orgasme, perlu dianalisis lebih lanjut alasan hal-hal dari masa lalunya yg berkaitan beserta hal seksual. Seperti, apakah beliau pernah mendapatkan edukasi seksual dikala masih mini? Hal ini sanggup menjadi galat satu penyebab seseorang nir sanggup mendapatkan orgasme, menjadi akibatnya tidak sporadis kali memalsukannya. Seks menjadi dipercaya menjadi sesuatu topik pembicaraan yg kotor, umumnya hal ini terjadi dalam perempuan.
Ruang buat mencari memahami ihwal seks menjadi terbatas. Memang perempuan dikala ini sanggup mencarinya melalui internet, akan tetapi buat menanyakan tertentu dalam lembaga tertentu masih terbatas. Berbicara sesuatu yg vulgar terkadang dipercaya tabu sang warga.
Selain itu, konsep ihwal diri sendiri, bagaimana seseorang melihat seksualitasnya? Apakah beliau merasa nyaman & percaya diri beserta dirinya? Atau beliau merasa memalukan beserta dirinya sendiri? Konsep ihwal dirinya sanggup menghipnotis kegiatan seksualnya. Ketika beliau percaya diri, beliau nir akan mengkhawatirkan poly hal & menikmati seks, menjadi akibatnya sanggup mencapai orgasme yg sebenarnya. Banyak ketakutan yg beliau pikirkan menjadi akibatnya menghipnotis performanya dikala bekerjasama seksual.
Yang menjadi ketakutan tadi galat satunya adalah takut nir sanggup orgasme. Hal ini sudah terpikirkan sepanjang bekerjasama seks. Ketika kita berpikir terlalu keras buat mencapai orgasme, kita malah nir akan mendapatkannya. Memang terdapat celoteh berpura-puralah hingga hal tadi menjadi konkret, akan tetapi buat orgasme, celoteh tadi nir absolut.
Selain itu, perempuan merasa akan menyakiti harga diri seseorang laki-laki apabila nir mencapai orgasme. Serba galat memang, dikala mengungkap orgasme palsu kepada pasangan jua sanggup melukai hati pasangan. Membuat pasangan mencapai orgasme mirip tanggung jawab yg berat. Perempuan jua dihadapkan beserta kesulitan lainnya mirip rasa nir nyaman perempuan buat merangsang tubuhnya sendiri agar mencapai orgasme.
Bagaimana beserta laki-laki?
Walaupun memalsukan orgasme lebih tidak sporadis dilakukan sang perempuan, laki-laki jua memiliki beberapa faktor memalsukan orgasme. Laki-laki yg mengalami ejakulasi dini mengarah buat memalsukan orgasme, buat menutupi ejakulasi yg terlalu cepat tadi. Hal ini diungkapkan sang urolog Craig Niederberger, MD, FACS dari University of Illinois.
Ketika laki-laki merasa nir sanggup melakukan orgasme, mereka mengarah buat menutupinya daripada menyebutkan beserta pasangannya. Ini karena laki-laki memiliki harga diri yg tinggi dikala menyebutkan perkara kepuasan seksual. Penyebab lainnya adalah dikala sang laki-laki merasa ikatan beserta pasangan semakin memudar. Hubungan yg menghambar menjadi galat satu penyebab laki-laki memalsukan orgasme.
Normalkah hanya pretensi orgasme?
Dilihat dari faktor-faktor yg terungkap, sanggup disimpulkan bahwa melakukan orgasme palsu adalah nir normal. Hal ini sanggup jua mengacu dalam perkara kesehatan Knda, mirip pertarungan beserta libido. Berdasarkan pengaruh survei baik perempuan juga laki-laki memang pernah memalsukan orgasme, akan tetapi orgasme palsu yg dilakukan monoton akan memproduksi Knda semakin terbebani. Seks hanya menjadi kebutuhan buat memuaskan pasangan saja, bukan lagi kebutuhan ke 2 belah pihak. Tentunya lambat laun akan merenggangkan interaksi Knda & pasangan. Orgasme palsu jua menjadi galat satu alasan Knda akan mencari pelarian lain buat menerima kepuasan.
Bagaimana cara mengatasinya?
Bicarakan baik-baik beserta pasangan Knda, ihwal apa yg Knda sukai & nir sukai, hingga perkara seks. Membangun komunikasi 2 belah pihak sangat krusial buat dilakukan. Komunikasi sanggup memproduksi interaksi Knda & pasangan semakin serasi & terikat. Aika Knda takut melukai hati pasangan Knda, Knda sanggup mengajaknya kembali liburan atau menyenangkan hatinya terlebih dahulu, kemudian dikala syarat & suasana sudah nyaman dipakai bicara empat mata, Knda sanggup mengatakan isi hati Knda. Berdasarkan survei, terdapat laki-laki yg memang mengetahui bahwa perempuan memalsukan orgasme, hanya saja hal ini nir dikomunikasikan sang ke 2 belah pihak.
Masturbasi baik dilakukan buat menstimulasi Knda mencapai orgasme, kenali diri Knda & bagaimana merangsang diri Knda sendiri. Ini akan memproduksi Knda menjadi lebih percaya diri. Aika Knda permanen merasa kesulitan buat mengatasi perkara ini, konsultasikan beserta dokter atau terapis Knda.
Terkadang adanya pencerahan palsu yg diciptakan sang film-film porno. Adegan dalam film tadi mungkin akan menyampaikan ekspektasi berlebih. Pada akhirnya dikala nir sinkron ekspektasi, orgasme palsu pun menjadi cara lain. Knda wajib amanah dalam pasangan mengenai ekspektasi Knda, abaikan pasangan Knda jua melakukan hal yg sama. Lalu Knda berdua sanggup memproduksi konvensi. Knda & pasangan sama-sama ingin memuaskan satu sama lain, bukan?
Kenapa Knda usahakan tidak memalsukan orgasme
Memalsukan orgasme menjadi pilihan absolut dikala Knda berasumsi bahwa akan memproduksi Knda & pasangan permanen serasi. Faktanya, orgasme yg sebenarnya sanggup memproduksi Knda & pasangan lebih terikat. Orgasme sanggup melepaskan hormon oxytocin, dikenal menjadi hormon cinta. Menurut penelitian dalam jurnal Communication Monograph, manfaat dari orgasme itu sendiri adalah memproduksi Knda & pasangan menjadi lebih terbuka.
Seperti yg sudah disebutkan dalam atas, terkadang pasangan Knda sanggup mengetahui dikala Knda memalsukan orgasme. Ketika hal ini terjadi & nir dikomunikasikan, sanggup menyebabkan ketidakpercayaan antara Knda & pasangan.
BACA JUGA:
Berbagai Penyebab Libido Rendah Pada Pria
Menguak Orgasme Wanita: Mengapa Beda Dengan Orgasme Pria?
8 Olahraga yg Bisa Melatih Ketangkasan Seks dalam Pria
loading...
Penulis: upiknugroho8117
0 komentar untuk Mengapa Beberapa Orang Berpura-pura Orgasme Saat Seks