Kupas Tuntas 3 Mitos Kulit Bayi yang Menyesatkan

Kupas Tuntas 3 Mitos Kulit Bayi yang Menyesatkan
Ada banyak mitos yg beredar soal perawatan kulit bayi. Misalnya minum air kelapa saat hamil bisa membuat kulit bayi Anda jadi putih. Padahal, Anda tak bisa sumber-asalan memercayai mitos kulit bayi. Anda harus memahami fakta-fakta yg sudah terbukti secara medis soal kulit buah hati Anda. Apa saja mitos kulit bayi yg seharusnya Anda tinggalkan? Berikut penjelasannya. 

Mitos: Anda perlu menggunakan sabun antiseptik buat si kecil

Salah. Mitos kulit bayi yg acapkali Anda percayai salah satunya merupakan penggunaan sabun antiseptik. Penting buat diketahui oleh para orang tua bahwa meskipun struktur kulit pada bayi sama dengan dewasa, taraf maturitas fungsinya tak sama. Kulit bayi, terutama yg baru lahir, sangat halus, lembut & belum diproteksi secara maksimal oleh sistem imunitas tubuh. Hal ini mungkin membuat Anda berpikir bahwa sabun antiseptik merupakan pilihan terbaik ketika Anda memandikan si kecil. Faktanya, sabun antispetik ini acapkali menyebabkan iritasi kulit pada si kecil.

Gunakan sabun bayi ringan yg sinkron dengan pH netral kulit (5,5) tanpa parfum & pewarna sama sekali buat menghindari iritasi atau alergi. Bahan di dalam sabun pula harus diperhatikan. Jangan pakai sabun antiseptik (fenol, kresol), yg mengandung deodoran (triklosan, heksaklorofen), ataupun sabun yg mengandung detergen seperti sodium lauryl sulphate (SLS) & sodium laureth sulphate (SLES) . Senyawa kimianya mampu menimbulkan iritasi maupun bersifat beracun bila terserap kulit bayi.

Mitos: Rajin minum susu kedelai saat hamil bisa membuat kulit bayi Anda putih

Salah. Kedelai tak memiliki kiprah apa pun dalam menentukan warna kulit seseorang ketika lahir ke dunia. Sampai saat ini tak ada penelitian medis yg mampu mendukung nasihat turun temurun ini. Mitos kulit bayi yg satu ini acapkali dipercayai oleh para ibu hamil menjadi akibatnya mereka rajin mengonsumsi susu kedelai.

Padahal, faktor primer penentu terang atau gelapnya warna kulit seseorang merupakan genetik warisan kedua orangtua. Warna kulit manusia yg tidak sama antar satu & lainnya ditentukan oleh jumlah melanin (zat pewarna kulit). Semakin banyak melanin di kulit Anda, akan semakin gelap warna kulit Anda.

Sedikit banyaknya melanin yg Anda miliki dikendalikan oleh gen keturunan kedua orangtua Anda. Jika Anda & pasangan memiliki warna kulit yg tidak sama, maka bayi Anda akan mewarisi genetik pigmen kulit yg paling dominan di antara keduanya.

Mitos: Minyak zaitun, minyak pijat paling aman buat bayi

Salah. Mitos kulit bayi berikutnya yg mungkin pula acapkali Anda percayai merupakan wacana minyak pijat yg harus menggunakan minyak zaitun. Menurut penelitian yg sudah dilakukan oleh University of Manchester, memijat bayi usahakan tak menggunakan minyak zaitun atau bunga surya. Penelitian tadi menemukan, produk yg selama ini aman & menyehatkan bagi orang dewasa, ternyata bisa meningkatkan risiko kerusakan kulit pada bayi.

Penelitian ini melibatkan 115 bayi baru lahir selama 28 hari. Bayi dibagi menjadi 3 kelompok, yaitu yg menggunakan minyak zaitun, minyak biji bunga surya, & tak memakai minyak sama sekali. Hasil penelitian memperlihatkan, minyak zaitun terlalu keras buat kulit bayi. Peneliti dr. Alison Cooke menjelaskan, minyak bisa terurai menjadi asam lemak yg merusak struktur kulit bayi.

Minyak tadi bisa merusak pelindung kulit bayi yg masih sangat sensitif. Hal ini memungkinkan terjadinya iritasi, kekeringan kulit, kulit pecah-pecah, berisiko eksim atau peradangan pada kulit bayi. Peneliti mengingatkan, membran sel kulit bayi sangat sensitif menjadi akibatnya butuh waktu sekitar 2 tahun buat berkembang secara utuh.

Lalu, apa yg harus Anda gunakan buat memijat bayi? Spesialis kulit merekomendasikan orangtua buat menggunakan krim yg lembut bagi kulit bayi & sudah terbukti aman setiap kali dioleskan pada bayi.
loading...

0 komentar untuk Kupas Tuntas 3 Mitos Kulit Bayi yang Menyesatkan