Perbedaan Cara Mendeteksi Penyakit Jantung Pada Pria dan Wanita

Perbedaan Cara Mendeteksi Penyakit Jantung Pada Pria dan Wanita
Penyakit jantung sekarang nir lagi memandang usia & jenis kelamin. Pria atau perempuan, tua atau belia, bisa sama-sama terjangkit penyakit yg populer mematikan ini. Khususnya buat perempuan, mereka cenderung mengalami tanda-tanda penyakit jantung koroner (PJK) yg nir khusus, namun kematian yg akan terjadi PJK dihasilkan lebih tinggi kepada perempuan dibandingkan kepada laki-laki. Oleh alasannya, itu deteksi dini terhadap penyakit tadi sangat dibutuhkan, walaupun individu tadi nir memberitahuakn tanda-tanda apa-apa (asimptomatik).

Uji latih jantung memakai tes treadmill ialah cara yg paling seringkali digunakan, & adalah tes diagnostik pertama yg direkomendasikan buat mendeteksi Penyakit Jantung Koroner kepada perempuan berisiko sedang, memakai elektrokardiogram baseline yg normal. Pengukuran risiko terhadap Penyakit Jantung Koroner perlu dilakukan sebelum perempuan melakukan uji latih jantung, alasannya ini akan menghipnotis tragedi output uji latih positif palsu.

Prosedur protokol tes treadmill yg digunakan kepada umumnya sama antara laki-laki & perempuan. Protokol Bruce ialah protokol standar digunakan buat perempuan yg bisa melakukan latihan memakai kondusif, sedangkan protokol Bruce yg sudah dimodifikasi (modified Bruce) bisa digunakan jika perempuan tadi mengalami intoleransi terhadap latihan, contohnya kepada usia yg lebih tua. Protokol yg lain jua bisa digunakan tergantung sumber output pra-uji.

Namun, sda beberapa disparitas uji latih jantung antara laki-laki & perempuan. Apa saja? Mari simak klarifikasi berikut adalah.

Kenapa uji latih jantung laki-laki & perempuan tidak sinkron?

Waktu yg dibutuhkan tidak sinkron

Tujuan uji latih yg hendak dicapai ialah, partisipan sanggup mencapai setidaknya 85% laju jantung aporisma. Umumnya, perempuan akan mencapai kapasitas latihan maksimum dalam 8-12 menit waktu latihan. Sedangkan kepada laki-laki, kapasitas latihan maksimum dicapai lebih cepat yaitu dalam lima-6 menit. Perbedaan ini terdapat alasannya umumnya laki-laki lebih bugar dibandingkan perempuan. Sebuah studi mengungkapkan, walaupun sama-sama memiliki risiko menengah terhadap penyakit jantung koroner, laki-laki gemuk lebih toleran terhadap latihan uji jantung dibandingkan perempuan gemuk.

Perbedaan akurasi output

Interpretasi output uji latih jantung memakai tes treadmill perlu difokuskan kepada beberapa variabel tes, yg tidak sinkron sumber laki-laki. Berdasarkan teori, masih terdapat digitalis-like effect hormon estrogen, & tingginya tragedi penyakit pembuluh darah koroner tunggal dibandingkan penyakit 3 pembuluh darah koroner. Maka sumber itu, sensitivitas & spesifisitas tes kepada perempuan lebih rendah dibandingkan laki-laki.

Kelainan pola gelombang jantung yaitu depresi segmen ST yg terdapat dikala uji latih jantung, umumnya mendeskripsikan suatu proses kekurangan oksigen (iskemia), indikasi adanya pembuluh darah yg menyumbat. Namun, kepada perempuan, depresi segmen ST yg terdapat dikala uji latih jantung menjadi indikator PJK, kurang saksama dibandingkan laki-laki. Kelainan gelombang jantung, khususnya kepada segmen ST kepada perempuan memiliki sensitivitas yg lebih buruk dibandingkan spesifisitasnya (sensitivitas berkisar 31%-71% & spesifisitas 66%-86%). Perbedaan akurasi depresi segmen ST kepada perempuan & laki-laki, bisa ditimbulkan sang beberapa faktor:

Perempuan cenderung memiliki perubahan segmen ST & gelombang T kepada EKG normalnya
Perempuan cenderung mengalami depresi segmen ST dikala melakukan tes uji latih (16% vs 3% kepada laki-laki)

Jadi, bisa disimpulkan, seandainya perempuan memang lebih memiliki variasi gelombang jantung sebelum & dikala melakukan uji latih jantung. Sehingga seandainya didapati kelainan, nir dan merta orang tadi mengalami penyakit jantung koroner.

Perbedaan hormon

Seperti yg kita ketahui beserta, hormon estrogen lebih melimpah kepada tubuh perempuan dibandingkan laki-laki. Hormon estrogen kepada perempuan (alami atau terapi) bisa menyebabkan kenyataan yg disebut digoxin-like effect kepada segmen ST dikala melakukan latihan, menjadi akibatnya dihasilkan output yg abnormal, walau sebenarnya syarat tubuh normal. Hasil yg demikian disebut positif palsu.

Kelainan gelombang jantung dikala latihan kepada perempuan yg belum menopause bisa berubah-ubah tergantung sumber daur menstruasinya. Perempuan menopause yg mendapatkan hormon estrogen berkaitan dengan mulut, cenderung mengalami depresi segmen ST dikala latihan, namun output kateter jantungnya normal, dibandingkan perempuan yg nir mendapatkan terapi pengganti hormon estrogen.

Perbedaan usia

Perempuan yg melakukan uji latih jantung kepada umumnya berusia lebih tua, menjadi akibatnya toleransi terhadap latihan menjadi lebih rendah. Kemampuan melakukan uji latih yg bisa membuahkan jaringan jantung kekurangan oksigen (iskemia) & perubahan gelombang jantung abnormal jua menurun.

Itulah aneka macam disparitas uji latih kepada perempuan & laki-laki. Kemampuan uji latih jantung buat mengidentifikasi perempuan memakai penyakit jantung koroner terbatas. Hasil uji latih wajib dibandingkan memakai output investigasi lainnya buat secara mutlak menegakkan penyakit jantung koroner. Oleh alasannya itu, permanen konsultasikan syarat kesehatan Knda kepada dokter pakar.

BACA JUGA:

Diet Mediterania, Diet Terbaik buat Penyakit Jantung
6 Gejala Serangan Jantung kepada Wanita
Apakah Wanita Memerlukan Pengobatan Penyakit Jantung yg Berbeda sumber Laki-laki
loading...

0 komentar untuk Perbedaan Cara Mendeteksi Penyakit Jantung Pada Pria dan Wanita