Infeksi saluran kemih (UTI)
Jauh lebih umum pada anak berusia satu sampai lima tahun dibandingkan anak-anak yang lebih kecil. Infeksi saluran kemih menimbulkan ketidaknyamanan di perut dan daerah kandung kemih, disertai rasa sakit dan panas saat buang air kecil. Anak-anak yang mengidap UTI juga dapat buang air kecil lebih seringkali dan bahkan mengompol. Namun, infeksi biasanya tidak menyebabkan demam. Jika anak Anda mengeluhkan gejala-gejala ini, periksa ke dokter anak untuk tes urin. Jika terjadi infeksi, akan diberikan antibiotik untuk menghilangkan infeksi dan sakit perut ini.
Radang tenggorokan
Ini adalah infeksi tenggorokan yang ditimbulkan oleh bakteri streptokokus. Hal ini seringkali terjadi pada anak-anak berusia lebih dari dua tahun. Gejala dan tanda-tandanya yaitu sakit tenggorokan, demam, dan sakit perut. Terkadang, muntah dan sakit kepala juga dapat terjadi. Dokter anak akan memeriksa dan mengusap tenggorokan untuk mengecek bakteri tersebut. Jika hasilnya positif radang, maka perlu diobati dengan antibiotik.
Usus buntu
Sangat jarang terjadi pada anak di bawah usia tiga tahun dan sangat langka jua pada anak di bawah usia lima tahun. Ketika usus buntu terjadi, tanda pertamanya yaitu sakit pada perut bagian tengah, kemudian rasa sakit merambat ke bawah dan ke sisi kanan perut.
Keracunan timbal
Paling seringkali terjadi pada balita yang tinggal di rumah tua (dibangun sebelum tahun 1960) di mana cat berbasis timah masih diperbolehkan untuk digunakan. Anak-anak di usia ini mungkin memakan serpihan kecil cat dari dinding dan kayu. Timah tersebut kemudian tersimpan dalam tubuh dan dapat menciptakan banyak masalah kesehatan yang fatal.
Orangtua juga harus waspada pada mainan atau produk lainnya yang mengandung timah berbahaya.
Gejala keracunan timbal tidak hanya sakit perut, tetapi juga sembelit, simpel marah (anak rewel, menangis, sulit untuk bergembira), lesu (mengantuk, tidak ingin bermain, memiliki nafsu makan yang buruk), dan kejang-kejang. Jika anak Anda terkena kontak cat timah, memakan serpihan cat atau terkena mainan yang retak, terkelupas, atau pecah dan memiliki salah satu gejala di atas, hubungi dokter anak Anda. Ia dapat melakukan tes darah dan menyarankan Anda tes apa lagi yang perlu dilakukan. Itu adalah langkah yang baik untuk memeriksa adanya timbal dalam tubuh.
Alergi susu
Ini adalah reaksi terhadap protein dalam susu yang biasanya terjadi pada bayi yang lebih muda, Dapat menyebabkan kram nyeri perut, seringkali disertai dengan muntah, diare, dan ruam kulit.
Gangguan emosional
Gangguan emosi pada anak usia sekolah terkadang menyebabkan nyeri perut berulang yang tidak memiliki penyebab yang jelas. Meskipun rasa sakit ini jarang terjadi pada usia di bawah lima tahun, hal ini bisa terjadi pada anak yang berada di bawah tekanan tertekan yang tak terbiasa. Ciri utamanya adalah rasa sakit yang cenderung datang dan kembali selama lebih dari seminggu, seringkali dikaitkan dengan aktivitas yang tidak menyenangkan. Selain itu, tidak terdapat keluhan lainnya yang ditemukan seperti demam, muntah, diare, batuk, lesu atau kelelahan, gejala saluran kemih, radang tenggorokan, atau gejala flu. Mungkin juga terdapat riwayat keluarga yang mengalami jenis penyakit ini.
Pada akhirnya, anak Anda dapat bersikap lebih diam atau ribut daripada biasanya dan mengalami kesulitan mengekspresikan pikiran atau perasaan. Jika sikap seperti ini terjadi, cari memahami apakah terdapat sesuatu yang mengganggu pikirannya di rumah atau sekolah atau dengan saudara kandung, saudara, atau teman-temannya. Apakah dia baru saja kehilangan teman dekat atau hewan peliharaan? Apa alasannya kematian anggota keluarga, perceraian atau perpisahan orangtua?
Dokter dapat menyarankan agar anak Anda membicarakan masalah-masalahnya. Misalnya, menggunakan mainan atau permainan agar anak dapat keluar dari masalah nya. Jika Anda membutuhkan bantuan tambahan, dokter anak mungkin akan mengarahkan Anda ke terapis, psikolog, atau psikiater anak.
loading...
Penulis: upiknugroho8117
0 komentar untuk Penyebab Nyeri Perut Pada Balita