Ibu Hamil yang Terkena Kanker Kulit Melanoma Terancam Risiko Kematian

Ibu Hamil yang Terkena Kanker Kulit Melanoma Terancam Risiko Kematian
Wanita kepada masa kehamilan atau dalam satu tahun selesainya melahirkan yg didiagnosis bareng melanoma, alias jenis kanker kulit yg paling mematikan, memiliki peluang lima kali lebih mungkin meninggal output kanker kulit daripada perempuan bareng melanoma yg nir hamil, tutur sebuah studi terbitan Journal of The American Academy of Dermatology awal 2016 kemudian.

Para peneliti memperkirakan bahwa hampir 1/3 berasal kasus melanoma didiagnosis kepada perempuan selama masa kehamilan & persalinan. Karena poly perempuan kini yg menahan kehamilan hingga usia 30-an atau 40-an, ditambah bareng fenomena bahwa melanoma artinya jenis kanker paling awam yg diidap orang dewasa belia berusia 25-29 tahun, lebih poly perempuan bisa dihadapkan bareng melanoma sebelum atau selama kehamilan.

Di antara perempuan berusia kepada bawah 50 bareng melanoma ganas, mereka yg didiagnosis selama atau segera selesainya kehamilan jauh lebih mungkin buat memiliki tumor menyebar ke organ & jaringan lain, & juga jauh lebih mungkin buat memiliki kanker kambuhan dalam 7,lima tahun selesainya pengobatan.

Studi ini memberitahuakn bahwa perempuan yg didiagnosis bareng melanoma selama kehamilan atau dalam periode pasca-kehamilan memiliki melanoma risiko yg lebih tinggi, istilah Dr Jeffrey Farma, co-direktur onkologi & acara melanoma kulit kepada Fox Chase Cancer Center kepada Philadelphia, mengenai studi yg berdasarkanpada review catatan medis buat 462 perempuan ini.

Para peneliti nir mengatakan bahwa perempuan hamil niscaya memiliki peluang yg lebih tinggi buat terserang melanoma dibanding bareng perempuan lainnya. Namun, dilansir berasal Live Science, apabila mak hamil terserang melanoma, kanker tadi cenderung akan lebih ganas & proaktif daripada kanker melanoma kepada perempuan lainnya.

Apa yg membuahkan melanoma selama kehamilan?

Dilansir berasal Reuters, para peneliti nir memahami niscaya mengapa melanoma tampaknya lebih proaktif kepada perempuan hamil , akan tetapi mereka meragukan adanya kemungkinan bareng perubahan hormon yg terjadi kepada perempuan hamil, mirip meningkatnya kadar estrogen. Tingkat keagresifan yg lebih akbar berasal melanoma kepada perempuan hamil juga bisa bekerjasama bareng sistem kekebalan tubuh yg menurun selama kehamilan buat mencegah tubuh perempuan berasal menolak janin, istilah para peneliti.

Walaupun demikian, teori ini disanggal sang satu peneliti, Marcia S. Driscoll, MD, FAAD, relasi profesor klinis departemen Dermatologi kepada University of Maryland School of Medicine, Baltimore, Amerika Serikat, dikutip berasal American Academy of Dermatology (AAD). Driscoll mengatakan, sinkron 3 studi terkontrol, hormon nir memiliki imbas negatif kepada melanoma. Lebih lanjut dia beropini bahwa, dia eksklusif pun belum menemukan keterkaitan yg bertenaga antara hormon & melanoma.

Namun, para pakar permanen menyarankan para mak hamil bareng potensi melanoma buat selalu waspada & memeriksakan kulit mereka buat adanya akbar/mini perubahan atau kelainan contohnya , memiliki poly tahi lalat bertumbuh, riwayat gambaran berat terhadap matahari, atau riwayat keluarga kanker kulit & segera cari kontribusi medis apabila mereka mencicipi muncul sesuatu yg mencurigakan.

Melanoma bisa diobati bareng kondusif selama kehamilan

Meski didiagnosis bareng melanoma artinya hal yg menyeramkan, hal itu bisa membuahkan kecemasan akbar apabila terjadi ketika seseorang sedang hamil, istilah Dr Driscoll. Namun, ketika Enda melihat citra besarnya, nir muncul bukti bertenaga yg memberitahuakn bahwa kehamilan memiliki efek negatif terhadap output pasien. Begitu juga bareng efeknya terhadap bayi; termasuk langka imbas negatif kepada bayi hanya terlihat kepada perempuan yg memiliki melanoma stadium lanjut, kepada mana tumor sudah menyebar & mensugesti semua tubuh.

Tahapan penyakit melanoma didasari sang 3 variabel ketebalan tumor, muncul tidaknya ulserasi, & apakah melanoma sudah menyebar ke kelenjar getah bening atau organ lainnya. Aika kedalaman tumor kurang berasal 1 mm (dipercaya sebagai melanoma tipis, termin awal berasal penyakit), nir muncul ulserasi (lapisan kulit teratas ketika dicermati melalui mikroskop masih utuh), & melanoma nir atau belum menyebar, para dokter menggolongkan prognosis yg sangat baik buat pasien melanoma bisa bertahan hayati.

Aika seseorang perempuan hamil didiagnosis bareng melanoma yg belum menyebar (terlokalisasi), maka dia umumnya akan mendapat perlakuan yg sama mirip orang lain terutama eksisi lokal luas buat mengangkat tumor. Prosedur ini dihentikan ditunda & bisa bareng kondusif dilakukan bareng anestesi lokal selama kehamilan. Dalam kasus kepada mana eksisi lokal luas wajib dilakukan dalam termin akhir kehamilan, dokter kandungan pasien mungkin terlibat & berkolaborasi bareng dokter kulit buat memantau janin selama mekanisme. Aika melanoma lebih dalam berasal 1 mm, Driscoll menyarankan bahwa mekanisme yg disebut pemetaan kelenjar getah bening sentinel & biopsi wajib dipertimbangkan, walaupun mekanisme ini masih tergolong kontroversial.

Untuk seseorang perempuan yg sudah memiliki termin melanoma yg lebih lanjut, pilihan pengobatannya mungkin lebih terbatas apabila melanoma balik  kambuh selama kehamilan, istilah Driscoll. Untungnya, kasus lanjut mirip ini terbilang langka, & apabila mekanisme medis diharuskan, beberapa pakar yg bersangkutan akan terlibat dalam terapi.

Waktu terbaik buat mencegah kanker kulit dimulai sebelum perempuan mencapai usia fertile

Pencegahan yg efektif berasal melanoma terbagi dalam 2 termin: Pertama, mengurangi & membatasi gambaran radiasi UV (ultraviolet), baik berasal sinar matahari alami & asal sintesis (contohnya, tanning bed); Kedua, mengidentifikasi & mendiagnosa melanoma sedini mungkin.

Yang perlu diperhatikan: meskipun penelitian memberitahuakn bahwa sebagian akbar melanoma (hampir 90%) dipercaya bisa dicegah, penelitian juga memberitahuakn bahwa melanoma mukosa atau melanoma okular nir terkait bareng gambaran sinar UV atau dipercaya bisa dicegah.

Aplikasikan tabir mentari atau sunblock pelindung UVA & UB minimal ber-SPF 15 atau lebih tinggi, 15 menit sebelum keluar tempat tinggal & ulangi setiap 2 jam termasuk ketika cuaca mendung & hujan, & selesainya berkeringat atau berenang.
Gunakan busana pelindung, mirip tangan panjang, topi, & kaca mata
Cari wilayah berteduh ketika memungkinkan. Sinar matahari paling bertenaga selama pukul 10 pagi hingga 4 sore.
Hindari tanning bed
Jaga bayi & balita berasal gambaran sinar matahari berlebih. Bayi berusia lebih berasal 6 bulan sudah bisa menggunakan tabir mentari.
Berhati-hati ketika berada kepada lingkungan reflektif. Air, salju, & pasir bisa memantulkan & memperbesar sinar ganggu berasal matahari, menaikkan kesempatan Enda terbakar sinar matahari.
Hindari sunburn. Sunburn alias terbakar matahari parah, terutama selama masa kanak-kanak, menaikkan risiko terkena melanoma & kanker kulit lainnya. Hanya satu terik sengatan matahari bisa melipatgandakan peluang Enda buat menyebarkan melanoma kepada kemudian hari.
Perbanyak konsumsi vitamin D.

Orangtua wajib membatasi gambaran anak-anak terhadap asal radiasi ultra violet (UV) yg bisa membuahkan kanker kulit bareng memastikan anak-anak memiliki tabir mentari atau busana pelindung. Orangtua juga wajib mendidik anak-anak yg lebih tua terutama gadis remaja wacana risiko melanoma terkait bareng tanning bed.

Pada perempuan yg bisa sembuh berasal melanoma, risiko kekambuhan permanen wajib diantisipasi sebelum ingin punya anak lagi, tutur Brian Gastman, pakar bedah plastik kepada Cleveland Clinic sekaligus anggota tim peneliti. Yang tidak kalah krusial artinya menghindari faktor risiko mirip gambaran sinar matahari.

BACA JUGA:

Bahaya paraben dalam produk kecantikan
Bahan kimia ini awam ditemukan dalam kosmetik. Ibu hamil, hindari ya!
Pregnancy glow, mitos atau konkret?
loading...

0 komentar untuk Ibu Hamil yang Terkena Kanker Kulit Melanoma Terancam Risiko Kematian