Terganggunya produksi hormon ini bisa menghambat pertumbuhan anak, mengganggu sistem pernapasan, sistem jantung & saraf, suhu tubuh, kekuatan otot, kesehatan kulit, berat badan, tingkat kolesterol, & gangguan perkembangan otak mirip keterbelakangan mental. Sayangnya, gangguan ini bisa sebagai bawaan lahir. Kondisi ini dikenal beserta kata hipotiroid kongenital.
Apa saja menerangkan & gejala hipotiroid kongenital?
Gejala-gejala asal hipotiroid kongenital yang seringkali timbul dalam bayi ialah jaundice (kulit & mata kekuningan) berkepanjangan, waktu tidur yang lama dan kegiatan yang menurun, sulit makan, kulit kemarau, & sembelit (susah buang air akbar). Bayi pula mungkin tampak indolen & gampang tersedak.
Tanda yang timbul dalam anak hipotiroid kongenital ialah hernia umbilikalis, makroglossia, perut membuncit, dan kulit yang dingin & berbintik. Enda pula bisa mengamati paras anak & melihat ada yang janggal. Misalnya jeda antara mata kanan & kiri terlalu lebar atau area dalam antara ke 2 alis anak (dalam atas hidung) tampak sangat akbar.
Sedangkan gejala-gejala lainnya yang akan timbul seiring pertumbuhan anak diantaranya:
Pertumbuhan yang terhambat (tubuh anak sangat pendek)
Kepala yang lebih akbar asal ukuran normal
Lemas, mirip nir bertenaga
Otot lemah
Refleks lambat
Terlambat belajar duduk dan berdiri
Suara terdengar kasar & terlambat berbicara
Perkembangan organ seksual terhambat atau nir terjadi sama sekali
Mulut seringkali terbuka sebab ukuran pengecap akbar
Pembengkakan dalam kelopak mata, bagian belakang tangan, atau area genital
Nadi terasa lambat, denyut jantung lemah
Bagaimana dokter mendiagnosis hipotiroid kongenital?
Kongenital hipotiroid adalah galat satu penyebab primer keterbelakangan mental dalam anak-anak yang bisa dicegah & memiliki prognosis yang baik. Pada tahun 1993, American Academy of Pediatrics merekomendasikan investigasi hipotiroid kongenital dalam seluruh bayi baru lahir. Deteksi dini untuk kongenital hipotiroid adalah galat satu asal poly investigasi skrining yang dilakukan dalam bayi baru lahir.
Yang dipergunakan untuk skrining ialah darah asal tumit yang dikumpulkan dalam kertas filter khusus. Darah akan rutin diambil antara hari ke-2 hingga hari ke-5, bisa pula memakai darah asal tali sentra. Dalam beberapa acara pula dilakukan pengambilan sampel ke-2 dikala pasien berusia antara 2 hingga 6 minggu.
Pada awalnya skrining dilakukan beserta menguji kadar T4. Jila implikasi yang dihasilkan berada dalam bawah kadar normal, maka selanjutnya dilakukan uji Thyroid-Stimulating Hormone atau TSH. Dengan meningkatnya keakuratan uji TSH, dilakukan pula uji TSH ini untuk mendeteksi hipotiroid kongenital.
Setelah dihasilkan implikasi skrining yang nir wajar, dilakukan kembali uji konfirmasi. Uji konfirmasi akan menyelidiki TSH, fT4, atau total T4 dikombinasi beserta T3 resin uptake.
Menurut rekomendasi Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) dalam tahun 2012, skrining hipotiroid kongenital dilakukan dalam seluruh bayi yang baru lahir beserta:
Mengambil sampel darah kapiler asal bagian atas lateral kaki bayi atau bagian medial tumit, dalam hari ke-2 hingga ke-4 selesainya lahir.
Darah kapiler diteteskan ke kertas saring khusus.
Kertas saring tersebut dikirim ke laboratorium yang memiliki fasilitas investigasi TSH.
Bayi beserta implikasi uji skrining positif segera dipanggil kembali untuk investigasi TSH & T4 serum. Jila implikasi TSH tinggi & FT4 rendah atau implikasi FT4 rendah & berapapun TSH, dokter akan segera menyampaikan tiroksin.
Baca Juga: Si Kecil Lemas Terus & Pudah Kedinginan? Waspada Hipotiroid Pada Anak!
loading...
Penulis: upiknugroho8117
0 komentar untuk Gejala dan Pemeriksaan Hipotiroid Kongenital yang Perlu Dicatat Setiap Ortu