Situasi-situasi pribadi dapat membuat anak terpaksa jadi dewasa sebelum waktunya. Maksudnya, mau tidak mau anak harus melompati fase kanak-kanak sebab tuntutan hayati yang melampaui kemampuan anak-anak pada biasanya. Melompati fase tersebut sangat mungkin menimbulkan tertekan berat serta dilema perkembangan lainnya.
Menurut organiasi pemerhati perkembangan anak Save the Children, satu dari empat anak pada global kehilangan masa kecil mereka. Menurut organisasi internasional tersebut, terdapat beberapa situasi yang dapat merenggut masa kecil anak sebelum waktunya. Berikut laporan selengkapnya.
1. Tinggal pada tempat konflik
Konflik sosial misalnya perang suku menyebabkan lingkungan yang tidak kondusif bagi seorang anak tinggal serta berkembang. Tinggal pada tempat bareng konflik pula tak sporadis mengharuskan mereka untuk berpindah. Hal ini pula dapat diikuti bareng dilema kejiwaan misalnya PTSD (Post-traumatic Stress Disorder atau Gangguan Stres Pascatrauma), hilang kesempatan untuk memperoleh pendidikan, serta tidak mendapatkan pelayanan kesehatan serta keamanan.
dua. Mengalami kekerasan
Diperkirakan terdapat lebih kurang 200 perkara kematian anak yang disebabkan oleh kekerasan fisik setiap harinya. Meskipun kekerasanyang menimbulkan kematian tidak selalu bersifat fisik, mereka yang pernah mengalami kekerasan dapat mengalami pengaruh yang berfokus. Hal ini termasuk dalam pengalaman jelek bagi anak atau yang dikenal bareng Adverse Childhood Experiences (ACEs).
Pengalaman mengalami kekerasan merupakan salah satu penyebab timbulnya depresi, gangguan kecemasan, serta menyebabkan dilema kesehatan dalam jangka panjang. Menurut CDC Amerika Serikat, ACEs pula mempunyai pengaruh jangka panjang yang muncul saat seseorang sudah remaja sampai dewasa. Mengalami kekerasan fisik pada masa kecil dapat meningkatkan kemungkinan anak:
Memiliki konduite berisiko saat dewasa.
Lebih gampang mengalami penyakit kronis.
Memiliki kualitas hayati yang rendah.
Mengalami kematian dini.
3. Putus sekolah
Pendidikan merupakan inti primer dari masa kecil. Pendidikan formal misalnya sekolah merupakan tempat yang tepat untuk anak belajar bersosialisasi serta berkomunikasi. Meskipun begitu, diperkirakan terdapat 263 juta anak pada global yang mengalami putus sekolah.
Beberapa penyebab seorang anak putus sekolah pada antaranya dilema ekonomi, mengalami gangguan kesehatan atau disabilitas, serta terdapat dilema lainnya misalnya adanya perang atau bala alam pada tempat mereka tinggal.
4. Mengalami malnutrisi
Kondisi malnutrisi misalnya gizi kurang atau gizi jelek merupakan dilema generik pada seluruh global, khusunya pada negara berkembang misalnya pada Indonesia. Gizi kurang secara kronis atau yang terjadi lebih kurang 1.000 hari pertama kehidupan diklaim faktor risiko dari stunting.
Kondisi stunting dapat didefinisikan sebagai kependekan, atau gangguan pertumbuhan yang menghambat pertumbuhan fisik seseorang. Gangguan pertumbuhan dapat menyebabkan seorang anak mengalami kesulitan untuk bermain serta berinteraksi serta dapat menghambat kecerdasan akademis. Stunting pula dapat berdampak dalam jangka panjang terutama dalam kesehatan, pendidikan, serta kesempatan bekerja pada masa mendatang.
lima. Harus bekerja pada usia anak-anak
Kesulitan ekonomi merupakan penyebab primer anak harus bekerja. Sebagai dampaknya, mereka kehilangan waktu untuk belajar, bermain, serta beristirahat yang relatif.
Bekerja pada usia belia tanpa keterampilan serta pendidikan pula menyebabkan mereka rentan terhadap bahaya pada lingkungan kerja misalnya pada bidang konstruksi, penambangan, atau pengolahan limbah. Belum lagi anak-anak lebih rentan diperlakukan secara tidak adil, dilecehkan, serta menjadi korban kekerasan pada tempat kerja.
Bekerja pada usia anak-anak pula dapat menurunkan kualitas kehidupan serta kesehatan pada masa mendatang. Pasalnya, tubuh serta psikis anak memang belum siap untuk menanggung beban pekerjaan.
6. Pernikahan pada usia anak-anak
Di samping bekerja, kesulitan ekonomi pula mendorong orangtua untuk menikahkan anak mereka pada usia dini (pada bawah 18 tahun), khususnya bagi mereka yang mempunyai anak perempuan. Ketika seorang anak menikah, maka mereka akan terpaksa untuk memulai kehidupan sebagai orang dewasa terlalu dini. Mereka pula kehilangan kebebasan, kesempatan bersekolah, serta kehidupan mereka sebagai seorang anak.
7. Melahirkan pada usia anak-anak
Seorang anak perempuan akan kehilangan masa kecilnya saat mereka melahirkan bayi pada bawah usia 18 tahun. Ini sebab mempunyai tanggung jawab untuk mengurus seorang anak ad interim dirinya sendiri masih tergolong anak-anak atau remaja.
Terlebih lagi kehamilan serta proses melahirkan pada masa anak-anak merupakan hal yang berisiko tinggi terhadap kesehatan perempuan secara keseluruhan. Risiko komplikasi saat hamil serta melahirkan meningkat drastis saat seseorang melahirkan pada usia remaja serta anak-anak.
Perubahan hormon yang akan terjadi kehamilan pada usia yang sangat dini pula meningkatkan risiko penyakit kronis pada usia dewasa sampai usia lanjut.
loading...
Penulis: upiknugroho8117
0 komentar untuk Dewasa Sebelum Waktunya 7 Hal Ini Bisa Merenggut Masa Kecil yang Berharga