Apakah semua bayi perlu diberikan tambahan vitamin & mineral?
Perlu diingat, vitamin & mineral terkandung pada aneka macam jenis bahan makanan & minuman. Pemberian vitamin & mineral tambahan pada anak & bayi hanyalah merupakan sebuah suplementasi alias tambahan atau pelengkap.
Jadi, apakah bayi harus diberikan suplemen? Jawabannya artinya tergantung kondisi bayi itu sendiri. Suplemen tentu diperlukan jika anak Anda kekurangan zat gizi impak kurangnya asupan makanan sehari-hari. Misalnya pada anak yang sangat pemilih ketika makan.
Salah satu cara untuk mengetahui apakah anak kekurangan zat gizi artinya dengan periksa ke dokter anak. Dari situ, dokterlah yang akan menganjurkan suplemen apa saja yang mungkin dibutuhkan bayi Anda. Jadi orangtua tidak bisa sembarangan membelikan suplemen untuk bayi tanpa sepengetahuan dokter.
Rekomendasi pemberian suplemen untuk bayi
Seperti yang dijelaskan di atas, suplemen untuk bayi hanya diperlukan jika anak kekurangan zat gizi tertentu. Jika ia makan & menyusui dengan baik, tidak punya masalah kesehatan tertentu, & secara awam kesehatannya baik, tidak perlu memberikan suplemen untuk bayi.
Akan tetapi, karena banyaknya kasus kekurangan gizi pada bayi & anak, World Health Organization (WHO) atau Organisasi Kesehatan Dunia mengeluarkan panduan pemberian suplemen untuk bayi & anak. Namun, lagi-lagi ini perlu diadaptasi lagi dengan kondisi masing-masing bayi.
1. Vitamin A
Vitamin A berperan dalam pertumbuhan seorang anak, kesehatan mata & kulit serta perbaikan kerusakan jaringan. WHO merekomendasikan pemberian vitamin A sebesar 100.000 U (kapsul biru) pada bayi usia 6-11 bulan & vitamin A sebesar 200.000 U (kapsul merah) pada anak usia 12-59 bulan tiap 4-6 bulan.
Rekomendasi dari WHO ini sudah diterapkan dalam acara pemerintah yaitu pemberian vitamin A secara rutin pada bulan vitamin A (Februari & Agustus).
2. Vitamin D
Vitamin D berperan dalam pertumbuhan gigi, pembentukan tulang, & penyerapan kalsium di tubuh. Salah satu sumber dari vitamin D artinya sinar matahari. Menurut survei di Indonesia, 43 persen anak perkotaan & 44 persen anak pedesaan mengalami kekurangan vitamin D.
Faktor risiko yang berperan diantaranya kurangnya paparan sinar matahari, kurangnya asupan makanan yang mengandung vitamin D, & pemberian ASI berkepanjangan tanpa suplementasi vitamin D.
Pemberian vitamin D disarankan untuk diberikan sebesar 400 IU pada bayi usia 0-12 bulan & sebesar 600 IU pada anak usia di atas satu tahun tanpa memandang jenis makanannya. Akan tetapi, sampai saat ini belum ada bukti ilmiah yang cukup untuk merekomendasikan suplemen vitamin D secara rutin untuk anak Indonesia.
3. Zat besi
Zat besi merupakan mineral yang dibutuhkan untuk meningkatkan daya tahan tubuh, pertumbuhan, serta perkembangan otak. Selain itu, zat besi mampu meningkatkan konsentrasi & prestasi belajar seorang anak. Pemberian zat besi disarankan diberikan secara rutin semenjak bayi berusia 6 bulan selama 3 bulan setiap tahunnya.
Pemberian suplementasi zat besi secara rutin juga telah direkomendasikan oleh Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI), mengingat bahwa nomor terjadinya kurang darah defisiensi besi pada balita di Indonesia masih cukup tinggi.
4. Zinc
Zinc merupakan mineral yang dibutuhkan untuk menurunkan nomor kejadian diare, pneumonia (infeksi paru), serta penyakit infeksi lainnya. Pemberian zinc dilakukan secara rutin pada bayi usia 6-23 bulan selama minimal 2 bulan, setiap 6 bulan sekali.
5. Yodium
Yodium merupakan mineral yang dibutuhkan untuk pertumbuhan berat & tinggi badan serta perkembangan kecerdasan otak. Data Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2013 menunjukkan akses rumah tangga di Indonesia terhadap garam beryodium baru 77,1 persen. Karena itu, WHO merekomendasikan pemberian suplemen yodium hanya diberikan pada bayi & anak yang rentan kekurangan yodium.
loading...
Penulis: upiknugroho8117
0 komentar untuk Apakah Bayi Perlu Suplemen Vitamin dan Mineral