Lemak Nabati Tak Selalu Lebih Sehat Dari Lemak Hewani

Lemak Nabati Tak Selalu Lebih Sehat Dari Lemak Hewani
Banyak yg membicarakan bahwa jangan makan ini atau jangan makan itu, alasannya berlemak. Memang betul kita wajib membatasi lemak kepada dalam tubuh, namun apakah wajib menghilangkan seluruh lemak kepada dalam kuliner kita?

Tentu nir, sebenarnya sama misalnya zat gizi makro lainnya, protein & karbohidrat, lemak jua diharapkan sang tubuh buat melakukan poly sekali fungsi. Lemak berperan dalam membantu metabolisme vitamin larut lemak, yaitu A, D, E, K yg umumnya tersimpan kepada dalam hati. Selain itu, lemak jua memiliki kiprah menggantikan karbohidrat menjadi asal tenaga apabila karbohidrat habis. Berbagai pembentukan hormon jua tergantung bareng kadar lemak kepada dalam tubuh. Oleh karenanya, nir problem apabila kita mengonsumsi kuliner yg berlemak. Tetapi, wajib diperhatikan jumlah dan jenis lemak yg dikonsumsi. 

Berdasarkan sumbernya, lemak dibagi menjadi 2 gerombolan yaitu lemak botani yg berasal dari tanaman & lemak hewani yg berasal dari binatang. Kedua jenis ini memiliki macam-macam & komposisi lemak yg tidak sinkron. Jadi, manakah yg lebih baik antara lemak botani bareng lemak hewani?

Apa saja yg masih muncul dalam lemak hewani?

Berikut ialah jenis lemak yg didapatkan dari asal kuliner hewani:

Lemak jenuh

Lemak jenuh terkandung kepada dalam daging sapi, daging kambing, daging ayam bareng kulit, margarin, keju, & poly sekali produk olahan susu lainnya. Aika terlalu hiperbola mengonsumsi kuliner yg mengandung lemak jenuh, ini akan menaikkan kadar low-density lipoprotein (LDL) atau lemak dursila. Lemak dursila ini mengakibatkan penyumbatan kepada pembuluh darah yg apabila terjadi monoton menjadikan poly sekali penyakit degeneratif, misalnya penyakit jantung koroner, stroke, diabetes mellitus tipe 2, & sebagainya. The American Heart Association menyampaikan anjuran buat mengonsumsi lemak jenuh aporisma 6% dari total kalori dalam sehari.

Lemak trans

Lemak trans terkandung kepada beberapa asal kuliner dalam jumlah yg nisbi mini, namun lemak trans justru poly didapatkan waktu melakukan proses pemasakan, misalnya menggoreng atau memanaskan margarin. Sama misalnya lemak jenuh, lemak trans yg hiperbola menaikkan kadar LDL atau lemak dursila & menurunkan kadar HDL atau lemak baik dalam tubuh. Hal ini bisa mengakibatkan poly sekali penyakit jantung & pembuluh darah.

Asam lemak omega-tiga

Satu lagi jenis lemak yg didapatkan dari asal kuliner hewani ialah asam lemak omega tiga. Berbeda bareng lemak trans & lemak jenuh, omega-tiga sangat berguna bagi kesehatan, yaitu berperan dalam menaikkan kemampuan kognitif, menjaga kesehatan sistem saraf, & menurunkan kadar lemak dursila dalam darah. Asam lemak omega-tiga poly terkandung kepada dalam ikan salmon, tuna, & halibut. Oleh karenanya, dianjurkan buat mengonsumsi ikan-ikan tadi 2 kali dalam satu minggu agar ekuilibrium lemak kepada dalam tubuh terjaga.

Apa saja yg masih muncul dalam lemak botani?

Berikut ialah jenis lemak yg terkandung kepada dalam asal kuliner botani:

Lemak jenuh kepada asal kuliner botani

Makanan asal botani jua membuat beberapa jenis lemak, yg berupa minyak. Beberapa minyak yg didapatkan dari tanaman jua muncul yg mengandung poly lemak jenuh, misalnya minyak kelapa sawit. Dan, apabila mengonsumsi minyak ini terlalu poly, efeknya akan sama bareng mengonsumsi kuliner asal protein yg mengandung lemak jenuh, yaitu menjadikan poly sekali penyakit jantung.

Lemak nir jenuh tunggal & ganda

Walaupun muncul beberapa jenis asal kuliner botani yg membuat lemak jenuh, namun sebagian akbar minyak yg didapatkan dari tanaman mengandung lemak nir jenuh, misalnya minyak zaitun, minyak jagung, minyak kacang almond, & minyak biji bunga mentari. Terdapat 2 jenis lemak nir jenuh, yaitu lemak jenuh tunggal & lemak jenuh ganda. Kedua lemak nir jenuh tadi berguna buat menjaga kesehatan jantung & mencegah terjadinya penumpukan lemak kepada pembuluh darah alasannya menaikkan kadar lemak baik dalam tubuh.

Lalu, lebih sehat lemak hewani atau lemak botani?

Sebenarnya, baik atau tidaknya suatu lemak tergantung bareng jenis lemak itu sendiri, bukan sinkron dari lemaknya. Walaupun memang jenis lemak yg baik buat tubuh lebih poly terkandung dalam asal kuliner botani dibandingkan kuliner hewani, permanen saja beberapa asal kuliner botani mengandung lemak yg kurang baik buat tubuh, yaitu lemak jenuh & lemak trans. Sehingga, yg perlu Enda pilih menjadi asal lemak yg baik ialah kuliner-kuliner yg mengandung lemak nir jenuh & asam lemak omega-tiga dan menghindari kuliner yg mengandung lemak jenuh tinggi.

The American Heart Associations Nutrition Committee menyampaikan anjuran dalam mengonsumsi kuliner yg mengandung lemak, yaitu menjadi berikut:

Mengonsumsi lemak kurang lebih 25 hingga 35 % dari total kalori dalam satu hari yg berasal dari ikan, minyak zaitun, minyak jagung, & kacang-kacangan.
Membatasi jumlah lemak jenuh yaitu aporisma 6% dari total kalori dalam sehari. Aika dalam satu hari Enda wajib mengonsumsi 2000 kalori, maka kuliner yg mengandung lemak jenuh dihentikan dikonsumsi lebih dari 16 gram.
Membatasi lemak trans hanya 1% dalam satu hari & bila kebutuhan kalori Enda dalam sehari sebesar 2000 kalori, maka Enda dihentikan mengonsumsi lebih dari 2 gram lemak trans.
Memperbanyak konsumsi lemak nir jenuh tunggal, lemak nir jenuh ganda, & asam lemak omega tiga.

BACA JUGA

Berat Badan Turun, Bukan Berarti Lemak Tubuh Berkurang
7 Kesalahan yg Sering Dilakukan Saat Membakar Lemak Perut
Skinny Fat: Saat Orang Kurus Sebenarnya Memiliki Banyak Lemak
loading...

0 komentar untuk Lemak Nabati Tak Selalu Lebih Sehat Dari Lemak Hewani