Berpisah Dengan Ibu Sedari Kecil Bisa Memicu Perilaku Agresif Pada Anak

Berpisah Dengan Ibu
Lingkungan sangat memengaruhi perkembangan perilaku si mungil, apalagi lingkungan keluarga intinya. Ayah & ibu artinya pedoman utama yang akan dicermati & dipelajari oleh anak-anak. Ya, sebab itulah anak-anak sebaiknya tumbuh pada lingkungan keluarga yang harmonis & ideal. Pasalnya, ketidakharmonisan suatu keluarga akan berdampak pada pembentukan perilaku anak.

Apalagi jika si mungil sudah berpisah bersama salah satu orangtuanya, terutama ibu. Maka, ada banyak yang akan terjadi buruk yang bisa memengaruhi perilaku si mungil, salah satunya menghasilkan anak proaktif. Lantas, mengapa hal ini dapat terjadi?

Menurut penelitian, berpisah bersama ibu menghasilkan anak proaktif

Biasanya, anak berusia pada bawah lima tahun (balita) cenderung dekat bersama ibu. Maka komunikasi & ikatan yang dimiliki bersama ibunya lebih kuat. Pasalnya, hampir semua perawatan & pengasuhan sejak anak lahir dilakukan oleh ibu. Bahkan beberapa penelitian menyatakan bahwa ikatan kuat antara anak bersama ibu sudah terbentuk waktu anak masih pada dalam kandungan.

Maka dari itu, perpisahan antara anak bersama ibu akan membentuk perilaku yang negatif pada anak. Apalagi, jika si mungil sudah berpisah bersama ibunya sejak dia berusia pada bawah 5 tahun sebab alasan apa pun (misalnya perceraian). Sebuah penelitian yang diterbitkan dalam jurnal Attachment and Human Development menyatakan bahwa perpisahan bersama ibu akan menghasilkan anak proaktif, apalagi jika terjadi waktu si anak masih berusia 5 tahun atau balita.

Hal ini tentu saja dikaitkan bersama peran ibu yang sangat krusial waktu itu. Maka, saat si mungil berpisah bersama ibunya, dia akan mengalami stress berat psikologis sebab kehilangan figur ibu yang diperlukan. Anak akan gampang murka, tidak dapat mengendalikan emosinya, & lebih proaktif.

Semua perilaku & sifat anak proaktif terjadi sebab anak merasa kurang mendapatkan afeksi, pengasuhan, & perhatian yang seharusnya dia dapatkan dari ibu. Meskipun memang mungkin perhatian dari keluarga yang lain, misalnya ayah atau saudara-saudaranya tetap dicurahkan untuk si mungil, tetapi tetap saja sosok seorang ibu hilang dari sisinya.

Tak hanya ibu, lingkungan pula menentukan perilaku anak

Sudah ada banyak penelitian yang membuktikan bahwa anak yang tumbuh & berkembang pada lingkungan keluarga yang tidak harmonis, cenderung memiliki gangguan perilaku. Anak akan lebih sangat pendiam atau bahkan sebaliknya, sangat memberontak waktu beranjak dewasa nanti.

Kondisi ini ditimbulkan sebab sedari mungil, anak sudah dihadapkan bersama permasalahan keluarga, apalagi bila hal ini menyangkut kedua orangtua yang seharusnya menjadi pedoman baginya. Jadi, waktu ada kasus yang relatif serius pada keluarga tentu akan menghasilkan perkembangan mental anak terganggu.

Mungkin, waktu anak masih mungil, yang akan terjadi peristiwa ini belum terlalu dirasakan. Namun, waktu dia sudah tumbuh & beranjak dewasa maka sifat proaktif yang dimiliki akan membuatnya kesulitan dalam bergaul & mencari teman. Maka dari itu, sebaiknya ketahui penyebab pasti mengapa anak proaktif & kemudian atasi penyebabnya.

Pada akhirnya, bukan hanya sosok ibu yang akan menentukan perilaku anak. Bahkan anak-anak yang dibesarkan bersama ibunya pun bisa saja punya perilaku proaktif apabila lingkungan loka anak tumbuh kurang kondusif. Maka, yang seharusnya menjadi prioritas dalam pengasuhan anak artinya lingkungan yang penuh afeksi & perhatian.

Jila anak menunjukkan perilaku yang negatif atau bahkan proaktif, jangan eksklusif dimarahi, dibentak, atau dieksekusi. Justru yang perlu dilakukan artinya membimbing anak bersama penuh kelembutan, beri pemahaman bahwa perilakunya tidak baik, kemudian latih anak untuk meluapkan emosinya bersama cara yang lebih sehat.
loading...

0 komentar untuk Berpisah Dengan Ibu Sedari Kecil Bisa Memicu Perilaku Agresif Pada Anak