Benarkah Polusi Udara Mengancam Kesehatan Mental Anak

Benarkah Polusi Udara Mengancam Kesehatan Mental Anak
Polusi udara dapat menaikkan risiko anak buat mengembangkan penyakit mental, berdasarkan temuan sebuah studi baru. Yang lebih mengkhawatirkannya lagi, kaitan ini permanen hadir bahkan di taraf polusi udara yg lebih rendah.

Dari mana studi ini berasal?

Tim peneliti dari Ume University di Swedia menganalisis data gambaran polusi udara dari lebih dari 500.000 partisipan anak di bawah usia 18 tahun. Para peneliti kemudian membandingkan data dengan catatan medis dan obat yg diresepkan buat pengobatan penyakit mental. Obat-obatan ini berkisar dari obat penenang yg sederhana hingga ke antipsikotik.

Penelitian menemukan bahwa kenaikan yg agak kecil pada taraf polusi udara dikaitkan dengan peningkatan kasus yg signifikan dalam gangguan kejiwaan yg diobati. Mereka menemukan bahwa anak-anak yg tinggal di kawasan dengan konsentrasi yg lebih tinggi dari nitrogen dioksida, atau NO2 polutan udara berbahaya lebih mungkin buat menjalani pengobatan memakai obat-obatan resep yg terkait dengan penyakit mental jangka panjang.

Studi yg dipublikasikan dalam peer-review jurnal BMJ Open, ialah yg pertama buat memperlihatkan bukti bertenaga dari kontak antara polusi udara dan syarat kejiwaan pada anak-anak. Penelitian ini kemudian mendukung penelitian-penelitian sebelumnya yg menghubungkan polusi udara terhadap penyakit mental dan menunjukkan bahwa kenaikan bahkan kecil di polusi udara dapat memiliki imbas dramatis pada kesehatan mental dan kognitif anak, dan anak-anak terutama sangat rentan terhadap kualitas udara yg buruk.

Dampak nir hanya muncul di kota yg berpolusi tinggi

Hasilnya mampu berarti bahwa konsentrasi yg lebih rendah dari polusi udara, terutama dari lalu lintas, dapat mengurangi gangguan kejiwaan pada anak-anak dan remaja, ungkap peneliti Anna Oudin yg memimpin tim peneliti, dilansir dari Tech Times.

Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) dan Uni Eropa telah menetapkan batasan nitrogen dioksida sebanyak 40 mcg/m3 (mikrogram per meter kubik). Namun, di poly kota-kota Eropa misalnya London, taraf NO2 ditemukan melebihi batas yg ditentukan. Studi tadi menemukan bahwa peningkatan sebanyak 10 mcg/m3 dari NO2 dikaitkan dengan peningkatan kasus syarat kejiwaan pada anak hingga 9 %. Selain itu, jumlah peningkatan yg sama dari partikel PM2.lima dan PM10 telah dikaitkan dengan 4 % peningkatan kasus gangguan kejiwaan.

Yang lebih mengkhawatirkan, bahkan di loka-loka yg memiliki taraf polusi lebih rendah, misalnya Swedia dengan batas pencemaran udara hanya berkisar 15 mcg/m3, studi tadi permanen menemukan asosiasi serupa. Hal ini menunjukkan bahwa kota-kota yg lebih terpolusi membawa risiko jauh lebih tinggi.

Untuk perbandingan, berdasarkan penelitian mahasiswa UI tahun 2012, taraf pencemaran udara di DKI Jakarta oleh asap transportasi mencapai 98,tiga mcg/m3 di tahun 2011 dan pencemaran implikasi industri sedang dan akbar mencapai 57,95 mcg/m3. Dilansir dari Detik, Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan melakukan evaluasi taraf polusi udara tahun 2014. Temuan menunjukkan bahwa Jakarta Utara menempati peringkat pertama menjadi kota dengan taraf polusi udara terburuk dari 14 kota akbar di Indonesia dengan skor hanya tiga,80%.

Kenapa polusi udara lebih fatal akibatnya pada anak?

Apa persisnya senyawa di udara lingkungan yg paling mempengaruhi kesehatan anak, dan bagaimana gambaran ini menghasilkan pertumbuhan janin yg terbatas, kelahiran prematur, dan perkembangan penyakit pernapasan sebagian akbar masih belum diketahui. Studi wacana dampak polusi udara terhadap hasil reproduksi masih berupa area berkembang dari ilmu pengetahuan dengan poly pertanyaan krusial yg belum terjawab, namun semakin poly bukti yg muncul bahwa gambaran polusi udara pada anak usia dini menempatkan mereka pada risiko yg lebih tinggi dari dampak kesehatan yg merugikan, terutama asma dan infeksi saluran pernapasan atas (ISPA).

Ada beberapa alasan biologis mengapa anak-anak kecil mungkin lebih rentan terhadap imbas polusi udara ini. Paru-paru, sistem kekebalan tubuh, dan otak anak belum matang ketika lahir dan terus berkembang cepat hingga kurang lebih usia 6, dan lapisan sel yg melapisi bagian dalam saluran pernapasan sangat mudah ditembus selama periode usia ini. Dibandingkan dengan orang dewasa, anak-anak jua memiliki luas bagian atas paru-paru yg lebih akbar dalam kaitannya dengan berat badan mereka, dan bernapas 50% lebih poly udara per kilogram berat badan.

Proses pertumbuhan awal dan pengembangan krusial bagi kesehatan anak secara generik, dan karenanya jua dapat menjadi waktu yg krusial ketika ekspos terhadap polusi udara dapat memiliki imbas yg berlangsung pada kesehatan masa depan. Selain itu, anak-anak cenderung menghabiskan lebih poly waktu di luar tempat tinggal melakukan aktivitas berat, misalnya bermain olahraga, menjadi akibatnya mereka menghirup udara lebih luar dibandingkan dengan orang dewasa, yg menghabiskan homogen-homogen kurang lebih 90% dari waktu mereka di dalam ruangan.

Dampak negatif polusi udara yg telah terbukti pada kesehatan anak

Dikutip dari UCLA Institute of the Environment and Sustainability, satu dari studi jangka panjang yg paling komprehensif hingga ketika ini yg meneliti dampak gambaran polusi udara pada kesehatan pernapasan anak-anak ialah penelitian Childrens Health study dari University of Southern California. Tim peneliti mengumpulkan data dari lebih dari 6.000 anak-anak yg menghadiri sekolah generik di 12 komunitas Southern California yg dipilih dengan berbagai taraf polusi udara buat jangka waktu 8 tahun atau lebih. Penelitian ini telah melaporkan beberapa temuan krusial, termasuk imbas jangka pendek dari polusi udara, misalnya penyakit pernapasan akut dan serangan asma, dan imbas kesehatan jangka panjang, misalnya penyakit pernapasan kronis dan perkembangan asma.

Misalnya, peneliti menemukan bahwa kenaikan jangka pendek dalam konsentrasi ozon dikaitkan dengan peningkatan absensi sekolah lantaran penyakit pernapasan. Sekarang terdapat poly bukti dari ini dan poly penelitian lain yg menunjukkan bahwa ozon dan partikel memperburuk menandakan-menandakan pada anak-anak asma. peneliti CHS jua melaporkan fungsi paru-paru berkurang dan peningkatan batuk kronis dan bronkitis kronis pada anak-anak dan remaja yg terkena taraf tinggi polusi udara, terutama mereka yg tinggal di kawasan dengan konsentrasi partikel yg tinggi.

Umumnya peneliti sepakat bahwa polusi udara dapat memicu serangan asma dan memperburuk menandakan-menandakan asma, namun studi belum membagikan bukti tegas bahwa hal itu dapat membuahkan asma buat berkembang.

BACA JUGA:

Pentingnya Menggunakan Kursi Mobil Khusus Anak
Membedakan Muntah Darah Dengan Batuk Darah
Apa Bedanya Asma Pada Anak-anak dan Orang Dewasa?
loading...

0 komentar untuk Benarkah Polusi Udara Mengancam Kesehatan Mental Anak