Yoyo Effect Penyebab Berat Badan Naik Turun Drastis Saat Diet






Yoyo Effect Penyebab Berat Badan Naik Turun Drastis Saat Diet

Seperti namanya yoyo, yg dimainkan beserta cara
dinaik-turunkan, misalnya itulah sekitar citra yoyo effect kepada diet. Mungkin
Knda tidak sporadis mengalami syarat berat badan yg naik-turun ketika menjalani
diet, menjadi akibatnya Knda berkesimpulan bahwa diet Knda nir
berhasil.

Sebenarnya, apa itu yoyo effect?

Yoyo effect atau yoyo
diet atau biasa dikenal juga beserta weight cycling ialah kehilangan berat badan
dan mendapatkan berat badan pergi secara berulang ketika diet. Yoyo effect bisa
terjadi dalam jumlah yg akbar, sekitar 23 kg atau lebih, atau juga dalam jumlah
mini 2-lima kg.

Bagi Knda yg senang menjalani diet atau yg tidak sporadis
membarui jenis diet, mungkin Knda tidak sporadis mengalami hal ini. Bahkan
kenaikan berat Knda setelah menjalani diet bisa lebih akbar daripada berat badan
Knda yg hilang selama menjalankan diet. Pasti ini sangat
menyebalkan!

Penelitian kepada Finlandia memberitahuakn bahwa sekitar 7%
pria dan 10% wanita mengalami weight cycling berat, sedangkan 11% pria dan 19%
wanita mengalami weight cycling ringan. Dalam penelitian ini, yg dikatakan
weight cycling berat ialah yg mengalami penurunan berat badan lebih menurut atau
sama beserta lima kg beserta frekuensi setidaknya tiga kali dia mendapatkan
berat badannya pergi. Sedangkan yg dikatakan menjadi weight cycling ringan ialah
dia yg mengalami penurunan berat badan lebih menurut atau sama beserta lima kg
beserta frekuensi 1-2 kali kenaikan berat badannya pergi.

Apakah yoyo
effect membahayakan kesehatan?

Beberapa penelitian menghubungkan yoyo
effect beserta risiko kesehatan. Hal ini mungkin terjadi alasannya adalah berat
badan yg Knda dapatkan pergi bisa membangun diri Knda mengalami kelebihan berat
badan yg lebih buruk menurut sebelumnya.

Sebuah penelitian yg diterbitkan
sang Journal of the American Dietetic Association tahun 2010 memberitahuakn
bahwa yoyo effect bekerjasama beserta peningkatan kadar lemak tubuh. Ketika Knda
mengalami penurunan berat badan, artinya Knda kehilangan lemak dan otot, dan
waktu berat badan Knda naik, sebenarnya yg bertambah ialah lemak
tubuh.

Namun, nir seluruh peneliti sepakat akan hal ini. Penelitian lain
nir bisa tanda bahwa yoyo effect bisa menaikkan jumlah jaringan lemak dalam
tubuh. Penelitian menemukan bahwa mereka yg pergi ke berat badannya semula
setelah yoyo effect memiliki jumlah lemak dan otot yg sama misalnya jumlah yg
mereka punya sebelum menjalankan diet. Individu yg melakukan olahraga selama
diet bahkan mungkin bisa menaikkan otot yg dia punya.

Penelitian perihal
risiko kesehatan yoyo effect juga dilakukan kepada Indonesia sang Dr. dr. Samuel
Oetoro, M.S., Sp.GK., kepada grup obesitas yg mengalami yoyo effect/weight
cycling dan kepada grup obesitas yg nir pernah menjalankan diet.  Kedua
grup menjalankan acara penurunan berat badan dan hasilnya ialah nir timbul
disparitas perubahan berat badan kepada grup obesitas beserta weight cycling
juga grup obesitas yg nir pernah menjalankan acara diet. Namun, kepada grup
obesitas yg nir pernah menjalankan diet ditemukan petanda stress oksidatif lebih
baik dibandingkan beserta grup obesitas yg mengalami weight
cycling.

Penelitian lain yg diterbitkan sang Clinical Nutrition tahun
2011 memberitahuakn bahwa yoyo effect bekerjasama beserta peningkatan lemak
tubuh dan lemak perut. Kelebihan lemak perut ini bisa menaikkan risiko Knda
terkena penyakit jantung, kanker, diabetes, dan bahkan kematian.

Selain
implikasi terhadap kesehatan, yoyo effect juga berdampak kepada psikologis Knda.
Kehilangan berat badan dan lalu mendapatkannya pergi secara berulang-ulang bisa
membangun Knda putus keinginan dan depresi. Untuk menurunkan berat badan memang
bukan hal yg praktis dan mendapatkan fenomena bahwa berat badan Knda naik pergi
tentu membuatnya makin sulit.

Sebuah penelitian yg diterbitkan sang
Ethnicity & Disease tahun 2011 memberitahuakn bahwa orang yg mengalami yoyo
effect memiliki rasa agama diri yg lebih rendah dan kurang puas terhadap tubuh
yg mereka punya dibandingkan beserta individu yg nir mengalami yoyo effect.
 Mereka juga bisa menjadi depresi atau merasa gagal alasannya adalah
ketidakmampuan mereka buat menurunkan berat badan dan
mempertahankannya.

Yoyo effect seharusnya bukan menjadi alasan Knda buat
merasa gagal. Tetapi kebalikannya, ini bisa menjadi alasan Knda buat permanen
penekanan dalam membangun perubahan jangka panjang kepada diet dan kegiatan
fisik Knda guna membantu Knda mempertahankan berat badan.

Apa usahakan
aku nir menjalani diet?

Itu nir bisa dikatakan betul juga, alasannya
adalah permanen memiliki berat badan gemuk/kelebihan berat badan juga nir baik
buat kesehatan Knda. Obesitas bisa menaikkan risiko Knda terkena penyakit,
misalnya tekanan darah tinggi, penyakit jantung, stroke, diabetes tipe 2,
kanker, artritis, dan penyakit kandung empedu.

Namun, nir seluruh orang
yg mengalami kelebihan berat badan memiliki risiko yg sama buat menderita
penyakit tadi. Banyak faktor lain juga yg bisa menghipnotis penyakit tadi,
misalnya riwayat keluarga, jumlah dan lokasi lemak dalam tubuh, jenis kelamin,
dan sebagainya.

Untuk menurunkan berat badan, usahakan dilakukan beserta
diet yg praktis dilakukan dan menjalankannya secara konsisten. Menjalani diet
sederhana buat menurunkan 10% berat badan selama 6 bulan atau lebih bisa
menaikkan kesehatan seseorang yg mengalami kelebihan berat badan.

Untuk
orang yg nir obesitas atau memiliki kasus kesehatan terkait berat badan,
usahakan Knda menjaga kestabilan berat badan Knda guna menghindari risiko
kesehatan yg bisa disebabkan sang yoyo effect.
loading...

0 komentar untuk Yoyo Effect Penyebab Berat Badan Naik Turun Drastis Saat Diet