Knda mungkin berpikir bahwa nir bisa mencicipi sakit adalah sebuah karamah. Tidak akan terdapat air mata, nir akan terdapat obat penghilang rasa sakit, nir terdapat rasa sakit berlama-usang. Nyatanya, nir bisa mencicipi sakit artinya hal yg berbahaya.
Rasa sakit, bagi kebanyakan berdasarkan kita, artinya sensasi yg sangat nir menyenangkan. Tapi ini melayani tujuan krusial buat memperingatkan kita terhadap cedera yg berpotensi mengancam nyawa. Bika Knda menginjak sepotong kaca atau membenturkan kepala Knda terlalu keras, rasa sakit minta ampunnya memerintahkan Knda buat segera mendapatkan donasi medis. Lalu, bagaimana jikalau Knda nir pernah merasa sakit?
Ketidakmampuan buat merasa sakit dikenal menjadi beserta CIP (congenital insensitivity to pain). CIP artinya suatu syarat sangat langka hanya lebih kurang 20 perkara yg telah dilaporkan dalam literatur ilmiah hingga detik ini.
Apa itu congenital insensitivity to pain (CIP)?
Congenital insensitivity to pain (CIP) artinya syarat bawaan semenjak lahir yg membuat seseorang nir bisa & nir pernah mencicipi sakit kepada bagian manapun berdasarkan tubuh mereka ketika terluka.
Seseorang yg memiliki CIP bisa mencicipi disparitas jenis sentuhan, tajam-tumpul, & panas-dingin, akan akan tetapi mereka nir bisa merasakannya. Misalnya, mereka memahami minuman itu panas, akan akan tetapi nir bisa mencicipi bahwa air mendidih tadi telah membakar pengecap mereka. Seiring waktu, nir adanya kepekaan terhadap nyeri bisa berakibat akumulasi cedera & perkara kesehatan yg bisa memengaruhi virtual hayati.
Ashlyn Blocker, gadis remaja usia 16 tahun berdasarkan Georgia, Amerika Serikat, contohnya. Sebagai bayi yg baru lahir, beliau hampir nir bersuara, & ketika gigi susunya mulai keluar, dia tanpa sadar telah mengunyah sebagian akbar lidahnya. Di masa kanak-kanaknya, Blocker membakar kulit telapak tangannya kepada barah kompor, & beraktivitas misalnya biasa selama 2 hari beserta pergelangan kaki yg patah. Ia pernah diserbu & digigiti sang kawanan semut barah, mencelupkan tangannya ke air yg sedang direbus, & melukai dirinya beserta poly cara lainnya, tanpa pernah sedikitpun merasa kesakitan.
Banyak orang yg memiliki ketidakpekaan bawaan terhadap rasa sakit nyeri juga memiliki kehilangan kemampuan alat penciuman (anosmia). Pada beberapa perkara, CIP berakibat ketidakmampuan seseorang buat berkeringat sama sekali. Walau demikian, idup beserta kekebalan terhadap rasa sakit fisik tidak membuat orang-orang beserta CIPA nir peka terhadap sakit emosional. Mereka bisa & akan mencicipi tekanan emosional, misalnya stres, gugup, berkabung, hingga meledak murka, layaknya orang lain.
Sebelum mengetahui apa yg mungkin jadi akar penyebab CIP, akan lebih baik buat kita lebih dulu memahami proses rasa sakit.
Dari mana rasa sakit itu terdapat?
Sistem saraf menentukan jutaan sensasi tidak terhitung yg kita nikmati kepada semua tubuh, setiap hari. Sistem saraf terdiri berdasarkan otak, saraf kranial, saraf tulang belakang, saraf tulang belakang, & badan-badan lainnya, misalnya ganglia & reseptor sensorik. Saraf artinya moda pembawa pesan berdasarkan tubuh ke tulang belakang buat menuju otak. Bika jari Knda teriris kertas, reseptor frekuwensi kepada ujung jari Knda mengirimkan pesan rasa sakit ke otak, yg membuat Knda bereaksi berteriak Aduh! atau mengumpat istilah kasar.
Saraf perifer krusial bagi Knda buat mencicipi sakit. Saraf-saraf ini berakhir kepada reseptor yg mencicipi sentuhan, tekanan, & temperatur. Beberapa berdasarkan mereka berakhir kepada nosiseptor, yg mencicipi sakit. Nosiseptor mengirimkan frekuwensi sakit dalam bentuk peredaran listrik sejalan beserta saraf perifer, yg kemudian berjalan melewati tulang belakang & hingga kepada otak. Myelin artinya sarung pembungkus lebih kurang saraf otak yg membantu beserta hantaran peredaran listrik lebih poly myelin, semakin cepat pesan hingga ke otak.
Serabut saraf yg membawa pesan rasa sakit berdasarkan nosiseptor terdapat 2 versi (beserta atau tanpa myelin), yg berarti bahwa pesan nyeri bisa berjalan kepada jalur cepat atau lambat. Jalur yg diambil pesan rasa sakit tergantung kepada jenis sakitnya: sakit parah berjalan kepada jalur cepat, ad interim rasa sakit yg lebih ringan kepada jalur lambat. Keseluruhan proses ini nir terjadi kepada orang beserta CIP.
CIP dipercaya menjadi bentuk neuropati perifer alasannya memengaruhi sistem saraf perifer, yg menghubungkan otak & sumsum tulang belakang buat otot & sel-sel yg mendeteksi sensasi misalnya sentuhan, bau, & rasa sakit. Tapi, studi telah menemukan bahwa konduksi saraf kepada orang beserta CIPA bekerja baik-baik saja, menjadi akibatnya nir terdapat bukti bahwa pesan rasa sakitnya tersesat.
Beberapa penelitian menunjukan adanya penurunan fungsi atau malah nir adanya serabut saraf baik beserta atau tanpa myelin. Tanpa adanya serabut saraf, tubuh & otak nir bisa berkomunikasi. Pesan nyeri nir hingga ke otak alasannya nir terdapat yg mengirim mereka.
Apa yg berakibat seseorang nir bisa merasa sakit sama sekali?
CIP artinya gangguan resesif autosomal. Ini berarti bahwa agar seseorang bisa memiliki CIP, dia wajib mendapat salinan gen berdasarkan ke 2 orang tuanya. Masing-masing orang tua wajib memiliki satu salinan gen mutasi kepada kromosom autosomal, kromosom yg nir bekerjasama beserta gender. Gangguan resesif autosomal berarti ke 2 pihak orangtua pembawa mutasi gen bisa nir menunjukan tanda-tanda & tanda-tanda berdasarkan syarat tadi.
Sejumlah gen diketahui berperan terhadap risiko seseorang mewarisi CIP. Gen SCN9A menjadi penyebab yg paling awam. Gen ini terlibat dalam transmisi frekuwensi listrik kepada saraf. Penelitian lain menunjukan bahwa mungkin pelakunya artinya mutasi kepada gen TRKA (NTRK1), yg berfungsi mengontrol pertumbuhan saraf.
Dalam perkara yg sporadis terjadi, CIP bisa ditimbulkan sang mutasi gen PMRD12. Gen PRDM12 memainkan kiprah kunci dalam memodifikasi protein yg dikenal menjadi kromatin yg seharusnya terikat kepada DNA berdasarkan kromosom & bertindak menjadi saklar kendali buat mengaktifkan atau menonaktifkan gen lain kepada kromosom. Kromatin memainkan kiprah yg sangat akbar dalam pembentukan sel-sel saraf, menjadi akibatnya mutasi kepada gen PRDM12 ini bisa mengungkapkan mengapa saraf pendeteksi rasa sakit bisa nir terbentuk beserta betul kepada orang-orang yg nir bisa merasa sakit.
loading...
Penulis: upiknugroho8117
0 komentar untuk Tidak Sakit Saat Dicubit Mungkin Anda Punya Penyakit Langka Ini