Banting Barang Saat Marah Mungkin Anda Punya Penyakit Ini

Banting Barang Saat
Entah karena kasus kerjaan dalam daerah kerja, bertengkar beserta teman atau pasangan, atau berjam-jam terjebak dalam stagnasi, hampir setiap orang yang umumnya damai sekalipun akan tersulut amarah. Kemarahan adalah galat satu emosi alami insan, yang jika dipendam malah bisa memperburuk kasus.

Namun lain ceritanya jika luapan rasa murka sudah kelewat batas sampai menelan korban kaca pecah, meja terbelah 2, atau teman sebangku Knda jadi babak belur output amukan Knda. Terdengar seperti Hulk? Sayangnya, ketidakmampuan untuk membendung dorongan bertindak proaktif ini nir akan mengganti Knda menjadi seorang insan super, melainkan mengindikasikan suatu gangguan amarah yang bisa memicu kasus dalam daerah kerja serta interaksi pribadi Knda, tapi pula kualitas hayati Knda secara holistik.

Mengapa terdapat orang yang sulit mengontrol murka?

Gangguan ledakan amarah dalam global psikologi lebih dikenal beserta nama Intermittent Explosive Disorder (IED). Kondisi ini ditandai beserta episode ledakan amarah serta kekerasan berulang yang membabi buta, nir terpola, serta nir beralasan setiap kali terpicu sang pancingan (yang umumnya sangat remeh). Individu yang memiliki IED mendeskripsikan ledakan kemarahannya menjadi rasa kehilangan kontrol atas emosi serta tubuh mereka, serta terasuki sang kemarahan.

Ledakan amarah yang dilampiaskan bisa amat sangat proaktif ke titik kemurkaan mengganggu barang/properti dalam lebih kurang, menjerit tidak berkesudahan, semburan caci maki serta umpatan, sampai mengancam serta/atau secara fisik menyerang orang lain atau fauna.

Penyebab gangguan ledakan murka diduga berasal dari kombinasi beberapa komponen, termasuk faktor genetik, kelainan prosedur otak untuk mengatur produksi serotonin serta/atau mengatur gairah serta kekangan, atau faktor lingkungan serta keluarga. Tapi, untuk sebagian akbar, gangguan kemarahan didorong sang pemendaman kronis dari kemarahan atau emosi yang mendasari.

Gangguan kemarahan adalah output primer dari kesalahan manajemen kemarahan jangka panjang, dalam mana rasa murka normal membisu-membisu bertumbuh dari waktu ke waktu menjadi kebencian, kesinisan, kemurkaan, serta kemarahan destruktif yang timbul dari kegagalan untuk mengenali serta mengatasi kemarahan secara sadar sebelum menjadi terlanjur berbahaya.

BACA JUGA: 10 Langkah Mengendalikan Amarah

Saya senang mencaci serta membanting barang ketika murka; apa ini berarti aku memiliki gangguan ledakan amarah?

Gangguan mengendalikan kemarahan ini lebih awam dari yang kita duga. Intermittent Explosive Disorder (IED) mensugesti lebih kurang 7,3% dari orang dewasa dalam beberapa momen sepanjang hayati mereka. Gejala IED umumnya timbul pertama kali sedini usia 6 tahun serta semakin terperinci tampak dalam usia remaja.

Untuk Knda bisa didiagnosis beserta IED, ledakan amarah dalam luar kendali ini wajib terjadi setidaknya 2 kali seminggu serta menetap selama tiga bulan, menimbulkan kegagalan fungsi individual dalam kehidupan sehari-hari atau bekerjasama beserta konsekuensi negatif keuangan atau aturan. Individu beserta IED pula mungkin menandakan sensitivitas ekstrim terhadap alkohol, memiliki gambaran terhadap kekerasan dalam usia dini; gambaran terhadap konduite proaktif dalam tempat tinggal (misalnya ledakan murka dari orang tua atau saudara kandung); pernah mengalami trauma fisik serta/atau mental; sejarah penyalahgunaan zat; atau kondisi medis tertentu tapi bukan menjadi penyebab psikologis eksklusif dari ledakan amarah Knda. Diagnosis resmi dari IED pula diberikan sehabis dokter mengesampingkan faktor gangguan mental lainnya yang mungkin bisa mengungkapkan gangguan amarah Knda (misalnya, antisosial, kepribadian ambang, kesamaan psikotik, manik, atau ADHD).

Selain luapan kemurkaan serta caci maki, IED akan menampakkan tanda-tanda fisik, seperti sakit kepala, sakit otot, dada terasa sesak, napas pendek serta terburu-buru, kesemutan, kepala terasa terhimpit tekanan, serta tremor. Setelah meluapkan amukannya, tidak sporadis mereka merasa lega serta membicarakan permintaan tulusnya atas kejadian tersebut. Kemudian, mereka pula mungkin merasa galau gulana, dihantui penyesalan, atau rasa memproduksi malu atas sikapnya.

BACA JUGA: Hangry: Kenapa Knda Mudah Bete Saat Kelaparan

Bukti menandakan bahwa IED mungkin bisa bertindak menjadi pemicu serta/atau memengaruhi terhadap depresi, kecemasan, konduite bunuh diri, serta ketergantungan alkohol serta/atau obat-obatan dalam lalu hari.

Awas, kotoran kucing peliharaan bisa memicu kesamaan gangguan murka Knda

Sebuah studi baru menandakan bahwa orang-orang yang rentan mengamuk mungkin berada dalam bawah pengaruh toksoplasmosis, penyakit yang ditimbulkan sang parasit yang ditemukan dalam kotoran kucing serta daging mentah. Orang-orang yang didiagnosis beserta gangguan ledakan murka (IED) ditemukan 2 kali lebih mungkin untuk membawa Toxoplasma gondii, parasit yang menimbulkan toksoplasmosis, dalam tubuhnya, istilah kepala peneliti Dr Emil Coccaro, dilansir dari Health.

Toxoplasmosis umumnya cukup nir berbahaya. Sekitar 1/3 dari seluruh insan telah terinfeksi, istilah para peneliti. Bayi yang baru lahir serta orang beserta sistem kekebalan tubuh lemah adalah yang paling berisiko untuk mengalami infeksi toksoplasmosis berat, yang bisa menimbulkan kerusakan dalam otak, mata, atau organ lainnya. Namun, toksoplasmosis pula bisa mensugesti otak individu sehat beserta menginfeksi area otak yang mengontrol regulasi emosional atau beserta mengganti kimia otak. Penelitian sebelumnya telah menghubungkan parasit ini beserta peningkatan risiko bunuh diri serta konduite bunuh diri, yang melibatkan jenis sifat spontan serta proaktif yang sama beserta IED, ungkap Coccaro. Dua puluh 2 % dari total 358 orang beserta IED dinyatakan positif terhadap toksoplasmosis.

Namun, studi ini bukanlah uji klinis, sehingga hasilnya nir mengukuhkan keterkaitan  karena-output eksklusif antara tokso serta gangguan ledakan murka. Coccaro pula menambahkan bahwa nir seluruh orang yang terbukti positif memiliki tokso akan memiliki kasus serangan.

Menurut Coccaro serta peneliti lainnya, pengobatan untuk IED mungkin melibatkan obat-obatan, seperti Prozac, serta psikoterapi untuk membantu mengontrol impuls proaktif. Orang beserta gangguan ini telah terbukti merespon positif dari kombinasi keduanya.

BACA JUGA: Suka Cari Perhatian? Mungkin Ciri Kelainan Perilaku Histrionik
loading...

0 komentar untuk Banting Barang Saat Marah Mungkin Anda Punya Penyakit Ini