Para peneliti sudah usang mencatat adanya interaksi antara remaja pengguna ganja & peningkatan risiko gangguan kejiwaan, termasuk depresi, kecemasan, & psikosis (skizofrenia) waktu mereka dewasa nanti.
Bagaimana ganja memengaruhi otak anak remaja?
Ganja mengandung senyawa kimia delta-9-tetrahydrocannabinol (THC) & senyawa terkait lainnya. THC membajak area otak yg bertanggung jawab terhadap pengalaman emosional, misalnya kebahagiaan, memori, akal berpikir, konsentrasi, dan persepsi sensorik & waktu. Cara kerjanya ialah beserta mengirim frekuwensi antar sel saraf menjadi akibatnya mengganggu poly sekali fungsi mental & fisik. Seiring waktu, ganja akan menimbulkan pengaruh psikotik jangka pendek misalnya euforia, halusinasi, kepanikan, paranoia, & penyimpangan fenomena bahkan dalam orang yg sehat sekalipun. Beberapa pengaruh ini bisa bertahan dalam jangka panjang.
Beberapa penelitian sudah menghubungkan penggunaan ganja beserta peningkatan risiko gangguan kejiwaan dalam anak remaja, termasuk depresi, kecemasan, & membuktikan-membuktikan psikosis yg merujuk dalam skizofrenia. Tapi, apakah & sejauh mana ganja sungguh menimbulkan syarat ini nir selalu simpel buat dientukan. Bahaya potensial yg terkait beserta penggunaan ganja tergantung dalam 2 hal primer.
Yang pertama ialah usia waktu ANda pertama kali mulai memakai ganja, terutama jikalau sebelum 18 tahun. Menggunakan ganja selama termin-termin kunci sumber perkembangan otak selama masa remaja bisa berdampak dalam pemangkasan sinaptik (waktu koneksi saraf tua dihapus) & pengembangan materi putih (yg mentransmisikan frekuwensi dalam otak). Yang ke 2 ialah frekuensi, takaran, & durasi menghisap ganja, terutama jikalau Knda memakai setidaknya mingguan. Semakin akbar atau lebih bertenaga dosisnya, semakin poly THC yg masuk ke otak buat membarui cara kita mengatur emosi.
Bagaimana pengguna ganja bisa berrisiko skizofrenia?
Semakin poly bukti menawarkan bahwa penggunaan ganja takaran berat, identik beserta syarat neuropsikiatri, misalnya skizofrenia. Hasil penelitian menawarkan bahwa anak remaja pengguna ganja teratur yg berusia 16 atau 17 menawarkan penurunan dalam thalamus otak area krusial buat belajar, memori, & komunikasi.
Selanjutnya, para peneliti membicarakan penurunan kualitas talamus otak ini menyerupai kerusakan yg ditemukan dalam pasien skizofrenia dewasa pengguna ganja. Perubahan ini berlanjut hingga awal masa dewasa, jauh melewati termin gambaran awal. Temuan ini mendukung beberapa penelitian sebelumnya, yg menawarkan bahwa penggunaan ganja rutin bisa menimbulkan perubahan struktur otak yg bekerjasama beserta skizofrenia. Sebanyak 90 % pengguna ganja skizofrenik sudah memakai ganja dalam takaran berat, bahkan jauh sebelum terkena gangguan mental.
Namun demikian, peneliti menggarisbawahi bahwa peningkatan risiko skizofrenia akan melonjak dramatis waktu remaja pengguna ganja aktif juga memiliki riwayat skizofrenia dalam silsilah keluarga mereka. Beberapa studi menawarkan bahwa merokok ganja sungguh bisa memicu penyakit terdapat lebih awal dalam individu yg memiliki faktor risiko skizofrenia.
Risiko skizofrenia akan lebih tinggi jikalau remaja memiliki faktor genetik
Penelitian modern kutipan sumber National Institute of Drug Abuse sudah menemukan bahwa pengguna ganja yg membawa varian tertentu sumber gen AKT1, kode buat enzim yg memengaruhi produksi frekuwensi dopamin dalam striatum, memiliki risiko lebih tinggi buat psikosis. Striatum ialah daerah otak yg menjadi aktif & dibanjiri dopamin waktu rangsangan tertentu yg hadir. Satu studi menemukan bahwa risiko psikosis dalam antara populasi pengguna ganja rutin yg memiliki varian kode genetik unik ini memiliki peningkatan hingga tujuh kali lebih tinggi terhadap skizofrenia dibandingkan beserta mereka yg sporadis menghisap ganja atau nir sama sekali.
Studi lain menemukan peningkatan risiko psikosis antara orang dewasa yg sudah memakai ganja dalam usia remaja & juga membawa varian tertentu sumber gen buat catechol-O-methyltransferase (COMT). Penggunaan ganja juga sudah terbukti memperburuk keparahan penyakit dalam pasien pengguna ganja yg sudah memiliki skizofrenia, & menurunkan kemungkinan pemulihan sumber episode psikotik.
Namun, ganja bukan penyebab eksklusif sumber skizofrenia
Sejauh ini, penelitian-penelitian dalam atas hanya menawarkan interaksi antara penggunaan ganja & keluarnya membuktikan-membuktikan psikosis atau skizofrenia dalam kemudian hari. Ini nir sama beserta menyatakan bahwa ganja menimbulkan psikosis.
Secara awam, kami menemukan kesamaan adanya peningkatan depresi & gangguan bipolar dalam riwayat keluarga pengguna ganja. Ini mungkin menawarkan bahwa remaja pengguna ganja lebih rentan terhadap gangguan ini daripada mereka yg bukan pengguna, atau kebalikannya, ujar tim peneliti sumber Harvard Medical School, dilansir sumber Psych Central.
Studi-studi ini menyampaikan satu lagi alasan buat mengingatkan anak-anak belia terhadap bahaya penggunaan ganja terutama jikalau mereka memiliki anggota keluarga yg memiliki skizofrenia atau gangguan psikotik lainnya.
BACA JUGA:
Mengenali Gejala Sakau Narkoba & Pengobatannya
Kapan Harus Curiga Anak Remaja Knda Pakai Narkoba?
Membantu Orang Terdekat yg Mengalami Depresi
loading...
Penulis: upiknugroho8117
0 komentar untuk Awas! Remaja Pengguna Ganja Berisiko Mengidap Skizofrenia