Mengenal Priapismus, Gangguan Ereksi yang Berkepanjangan

Mengenal Priapismus, Gangguan Ereksi yang Berkepanjangan
Priapismus atau priapism adalah syarat yg awam terjadi kepada kalangan laki-laki dan bisa terjadi kepada seluruh usia. Hal ini paling awam terjadi kepada anak laki-laki antara lima-10 tahun dan kepada laki-laki berasal 20-50 tahun. Aika Knda menderita gangguan ini, maka Knda akan mengalami birahi yg monoton berlangsung selama 4 jam atau lebih, bahkan tanpa adanya rangsangan seksual. Untuk gosip lebih lanjut mengenai priapismus, yuk kita lihat kepada bawah ini.

Apakah priapismus berkaitan beserta kegiatan seksual?

Sebagian akbar orang mungkin memiliki kesalahpahaman bahwa priapismus terjadi implikasi adanya kegiatan seksual. Namun, sebenarnya birahi yg berkepanjangan ini nir ditimbulkan sang rangsangan seksual. Dalam fungsi seksual normal, birahi terjadi ketika penis Knda penuh beserta darah dan kemudian mengendap hingga timbulnya orgasme, yaitu ketika kelebihan darah akhirnya meninggalkan penis.

Tetapi, dalam hal priapismus, darah nir bisa mengalir melalui btg penis Knda, menjadi akibatnya darah menjadi stagnan selesainya beberapa ketika, berubah menjadi asam, dan kehilangan oksigen. Akibatnya, sel-sel darah merah dalam darah menjadi kaku dan bahkan menjadi sulit buat keluar berasal penis Knda.

Berbagai penyebab priapismus

Penyebab primer berasal priapismus tergantung kepada gangguan fungsi pembuluh darah dan saraf kepada tubuh Knda kepada mana darah terjebak, menjadi akibatnya berakibat pengaliran darah yg nir mutlak berasal jaringan poros penis Knda. Berikut ini adalah 2 kategori priapismus, sirkulasi rendah dan sirkulasi tinggi.

1. Priapismus sirkulasi rendah

Jenis priapismus ini adalah output berasal darah yg terjebak dalam bilik birahi. Hal ini seringkali terjadi tanpa karena kepada laki-laki yg sehat, akan tetapi juga menghipnotis laki-laki beserta penyakit kurang darah sel sabit, leukemia (kanker darah), atau malaria.

2. Priapismus sirkulasi tinggi

Priapism sirkulasi tinggi lebih langka dibandingkan beserta sirkulasi rendah dan umumnya nir menyakitkan. Ini adalah output berasal pecahnya arteri implikasi cedera kepada penis atau perineum (daerah antara skrotum dan anus), menjadi akibatnya mencegah darah kepada penis mengalir mirip umumnya.

Sekitar 35% perkara priapismus adalah idiopatik (nir diketahui penyebabnya) dan 21% bekerjasama beserta terapi obat atau penyalahgunaan alkohol. Selain itu, 21% terjadi karena syok, dan 8% implikasi gangguan darah. Meskipun terdapat kontroversi mengenai cara bagaimana priapismus terjadi, akan tetapi pandangan yg diterima secara luas adalah bahwa priapismus terjadi implikasi cedera atau kerusakan kepada sistem yg berfungsi buat penurunan penis selesainya ejakulasi.  

Kerusakan ini bisa ditimbulkan sang:

Kelainan darah, terutama penyakit kurang darah sel sabit, myeloma, thalassemia, dan leukemia.
Trauma, baik nir sengaja atau pun selesainya operasi.
Kerusakan kepada sistem saraf, cedera tulang (terutama tulang belakang), akan tetapi sporadis terjadi implikasi multiple sclerosis atau diabetes (ini umumnya melibatkan unsur stimulasi berlebih, menjadi akibatnya berakibat tingginya sirkulasi darah menuju penis disertai beserta kerusakan penurunan penis selesainya ejakulasi).  
Obat impotensi (terutama yg diberikan melalui suntikan ke dalam penis), mirip:
Papaverine.
Prostaglandin E1 (alprostadil), yg berakibat peningkatan sirkulasi darah beserta melebarkan pembuluh darah kepada penis (sangat sporadis apabila diberikan ke dalam uretra atau tabung urin kepada panis).
Phentolamine.
Sildenafil (Viagra), hampir nir diketahui kecuali dikombinasikan beserta obat lain, contohnya suntikan mirip prostaglandin.

Obat lain, terutama apabila overdosis:
Obat-obatan psikistri: trazodone dan klorpronazin.
Obat tekanan darah: prazosin dan nifedipine.
Antikoagulan: warfarin dan heparin.
Obat-obatan lain mirip: omeprazole, metoclopramide, dan tamoxifen.
Alkohol.

Apa yg terjadi apabila priapismus dibiarkan?

Priapismus iskemik bisa berakibat komplikasi yg signifikan. Karena kurangnya oksigen, maka umumnya akan terjadi komplikasi yg nisbi fatal apabila priapismus berlangsung lebih berasal empat jam. Komplikasi yg terjadi termasuk disfungsi birahi dan stigma kepada penis.

Dapatkah priapismus dicegah?

Kondisi ini bisa dicegah beserta merawat penyebab medis yg mendasarinya, atau bisa juga beserta mengganti obat yg memiliki imbas samping priapismus. Sebelum Knda menghentikan penggunaan obat atau mengubahnya, konsultasikan terlebih dahulu beserta dokter Knda.

BACA JUGA:

lima Fakta yg Perlu Knda Tahu Tentang Penis
Apakah Kelainan Penis Kecil (Micropenis) Mengurangi Kesuburan?
Benarkah Ada Cara Membesarkan Penis yg Efektif?
loading...

0 komentar untuk Mengenal Priapismus, Gangguan Ereksi yang Berkepanjangan