Hati-hati, Paracetamol Saat Hamil Bisa Mengganggu Otak Janin

Hati-hati, Paracetamol Saat Hamil Bisa Mengganggu Otak Janin
Apakah Knda sedang hamil & tidak sporadis minum paracetamol (acetaminophen) waktu merasa pusing atau nyeri dalam bagian tubuh lain? Paracetamol memang obat yg awam dipergunakan buat mengatasi rasa nyeri selama hamil. Namun hati-hati, penggunaan hiperbola paracetamol waktu hamil bisa memproduksi anak Knda berisiko mengalami autisme atau gangguan mental lain. Mengapa hal ini bisa terjadi?

Paracetamol (acetaminophen) diduga mengganggu perkembangan otak janin

Parasetamol adalah obat penghilang rasa sakit yg dipercaya  kondusif buat dikonsumsi sang mak hamil. Pada tahun 2012 Centers for Disease Control Prevention (CDC) menyatakan bahwa paracetamol atau acetaminophen kondusif buat dikonsumsi sang mak hamil karena nir ditemukan bukti bisa mempertinggi komplikasi dalam kehamilan juga kesehatan mak. Beberapa penelitian menemukan mak yg mengonsumsi paracetamol memunculkan risiko bayi mengalami stigma lahir walaupun dalam taraf rendah.

Namun yg mutakhir terdapat sebuah bukti ilmiah yg menyatakan bahwa paracetamol atau acetaminophen nir seaman itu buat mak hamil. Hal ini dibuktikan bareng penelitian yg dilakukan dalam tahun 2014 yg melibatkan 2644 mak hamil yg dipantau terus hingga anaknya berusia lima tahun. Ibu hamil tadi diminta buat mengisi survey ihwal pemakaian paracetamol atau acetaminophen selama kehamilan. Pada akhir penelitian, diketahui bahwa dalam mak hamil yg tidak sporadis mengonsumsi paracetamol atau acetaminophen dalam minggu ke-32 usia kehamilan, cenderung memiliki anak yg memiliki gangguan perhatian (menerangkan-menerangkan dari sindrom autisme) dalam usia lima tahun, dibandingkan bareng mak yg nir mengonsumsi paracetamol sama sekali. Selain itu, peneliti jua menemukan menerangkan-menerangkan hiperaktif & gangguan kognitif dalam anak yg dilahirkan dari mak yg mengonsumsi paracetamol waktu hamil.    

Penelitian lain yg melibatkan sebesar 48,631 partisipan, menemukan bahwa penggunaan paracetamol setidaknya 28 hari atau lebih waktu kehamilan bisa menimbulkan aneka macam gangguan perkembangan & pertumbuhan janin, menjadi akibatnya menimbulkan anak mengalami gangguan kemampuan motorik & kognitif, penurunan kemampuan komunikasi, dan gangguan konduite. Sementara output penelitian yg dilakukan sang Danish National Birth Control, menyatakan hal yg sama, yaitu dari total 64,322 mak, hampir setengahnya mengonsumsi acetaminophen atau parasetamol waktu hamil & memiliki anak yg menerangkan-menerangkan atau bahkan didagnosis mengalami autisme sang dokter.

Mengapa paracetamol (acetaminophen) bisa menimbulkan gangguan sistem saraf?

Obat paracetamol atau acetaminophen adalah obat penghilang rasa sakit yg simpel dihasilkan & poly dipergunakan sang sebagian akbar orang. Sebuah survei menemukan bahwa mak yg mengonsumsi parasetamol waktu hamil mencapai 46% hingga 65%.  Obat jenis acetaminophen atau parasetamol umumnya dipergunakan sang mak hamil buat mengurangi menerangkan-menerangkan atau menerangkan yg terdapat dalam awal-awal kehamilan, misalnya pusing, demam, atau migrain. Sampai waktu ini masih belum kentara bagaimana interaksi parasetamol yg dikonsumsi mak waktu hamil bisa menimbulkan gangguan pertumbuhan dalam janin yg lalu berdampak dalam gangguan konduite anak. Namun, para pakar menyatakan beberapa hipotesis yg mungkn menjawab interaksi ini.

Para pakar membicarakan beberapa teori yaitu, penggunaan parasetamol bisa mensugesti reseptor dalam otak yg berfungsi buat mematangkan sel otak & menjadi penghubung antar-sel otak. Ketika parasetamol dikonsumsi, maka akan terjadi gangguan dalam fungsi reseptor terssebut, termasuk gangguan perkembangan otak bayi yg dikandung mak.  Selain itu, paracetamol jua menganggu sistem imun yg jua bisa mensugesti perkembangan sistem saraf dalam janin. Beberapa peneliti jua berkata bahwa parasetamol mungkin mengganggu prosedur genetik dalam janin menjadi akibatnya menimbulkan kasus perkembangan. Teori lain jua mengemukakan bahwa konsumsi parasetamol dalam mak mungkin bisa menimbulkan keracunan dalam janin, menjadi akibatnya eksklusif berdampak dalam pertumbuhannya.

Jadi, apakah paracetamol (acetaminophen) boleh dikonsumsi waktu hamil?

Sampai waktu ini, memang paracetamol atau acetaminophen adalah obat penghilang rasa sakit yg paling baik & kondusif buat dikonsumsi mak hamil, terutama jikalau dibandingkan bareng jenis obat penghilang rasa sakit lainnya misalnya ibuprofen, yg bisa menimbulkan implikasi yg lebih berbahaya buat kesehatan janin & mak. Ibuprofen, dari aneka macam penelitian, dikatakan bisa berakibat risiko keguguran & berbahaya buat ginjal & jantung janin.

Namun yg perlu diperhatikan ialah mak hamil wajib sangat menjaga & membatasi pemakaian obat-obatan walaupun dipercaya kondusif, termasuk paracetamol atau acetaminophen. Sehingga, mak hamil dianjurkan buat mengonsumsi paracetamol jikalau sangat diharapkan & usahakan berdiskusi bareng dokter pakar kandungan ihwal konsumsi obat tadi. Lebih baik mencegah aneka macam infeksi & menerangkan-menerangkan yg mungkin terdapat waktu kehamilan bareng melakukan, olahraga ringan, istirahat yg nisbi, & makan masakan yg sehat.

BACA JUGA

9 Kondisi Kesehatan yg Dapat Membahayakan Kehamilan
Paracetamol vs Ibuprofen: Harus Minum Obat yg Mana?
10 Hal yg Harus Dilakukan Selama Trimester Pertama Kehamilan
loading...

0 komentar untuk Hati-hati, Paracetamol Saat Hamil Bisa Mengganggu Otak Janin