Tes skrining dikala hamil hanya bisa memberi memahami risiko atau kemungkinan adanya syarat langsung dalam janin. Jila imbas tes skrining positif, maka diharapkan lagi tes penaksiran buat mendapatkan imbas yg lebih saksama. Berikut beberapa skrining tes yg menjadi mekanisme rutin buat bunda hamil.
Tes skrining dikala hamil trimester 1
Tes skrining trimester pertama bisa dimulai semenjak kehamilan 10 minggu, yg adalah kombinasi antara ultrasonografi (USG) janin & tes darah bunda.
1. USG
Tes ini dilakukan buat menentukan berukuran & posisi bayi. Selain itu juga membantu menentukan adanya risiko janin mengalami stigma lahir, bareng mengamati struktur tulang & organ bayi.
USG nuchal translucency (NT) adalah pengukuran peningkatan atau ketebalan cairan dalam bagian belakang leher janin dalam usia kehamilan 11-14 minggu bareng USG. Jila muncul cairan lebih poly berasal umumnya, berarti muncul risiko Down syndrome dalam bayi yg lebih tinggi.
2. Tes darah
Selama trimester pertama, dilakukan 2 jenis tes serum darah bunda, yaitu Pregnancy-associated plasma protein (PAPP-A) & hormon hCG (Human chorionic gonadotropin). Ini adalah protein & hormon yg diproduksi sang plasenta dalam awal kehamilan. Aika hasilnya nir normal, berarti muncul peningkatan risiko kelainan kromosom.
Tes darah juga dilakukan buat mengetahui adanya penyakit menular dalam bayi, atau disebut bareng tes TORCH. Tes ini adalah akronim berasal lima jenis infeksi menular yaitu toksoplasmosis, penyakit lain (termasuk HIV, sifilis, & campak), rubella (campak Jerman), sitomegalovirus, & herpes simplex.
Selain itu, tes darah juga akan dipergunakan buat menentukan golongan darah & Rh (rhesus) Enda, yg menentukan interaksi Rh Enda bareng janin yg sedang tumbuh.
3. Chorionic villus sampling
Chorionic villus sampling adalah tes skrining invasif yg dilakukan bareng merogoh potongan harga mini berasal plasenta. Tes ini umumnya dilakukan antara minggu ke 10 & 12 kehamilan.
Tes ini umumnya adalah tes lanjutan berasal USG NT & tes darah yg nir normal. Tes ini dilakukan buat lebih memastikan adanya kelainan genetik dalam janin misalnya Down syndrome.
Tes skrining dikala hamil trimester 2
1. Tes darah
Tes darah dikala hamil trimester ke 2 meliputi beberapa tes darah yg disebut multiple markers. Tes ini dilakukan buat mengetahui adanya risiko stigma lahir atau kelainan genetik dalam bayi. Tes ini usahakan dilakukan dalam minggu ke 16 sampai 18 kehamilan.
Tes darah tadi meliputi:
Kadar alpha-fetoprotein (AFP). Ini adalah protein yg umumnya diproduksi sang hati janin & masih muncul dalam cairan yg mengelilingi janin (cairan amnion atau ketuban), & menyilang plasenta ke dalam darah bunda. Tingkat AFP yg nir normal mungkin menaikkan risiko misalnya spina bifida, sindrom Down atau kelainan kromosom lainnya, stigma dalam perut janin, & kembar.
Kadar hormon yg diproduksi plasenta, diantaranya hCG, estriol, & inhibun.
2. Tes gula darah
Tes gula darah dipergunakan buat mendiagnosis diabetes gestasional. Ini adalah syarat yg bisa berkembang selama kehamilan. Kondisi ini bisa menaikkan kelahiran secara caesar alasannya bayi berasal bunda bareng diabetes gestasional umumnya memiliki berukuran yg lebih akbar.
Tes ini juga bisa dilakukan selesainya hamil apabila perempuan memiliki kadar gula darah tinggi selama kehamilan. Atau apabila Enda memiliki kadar gula darah rendah selesainya melahirkan.
Ini adalah serangkaian tes yg dilakukan selesainya Enda minum cairan bagus yg mengandung gula. Aika Enda positif memiliki diabetes gestasional, Enda memiliki risiko diabetes yg lebih tinggi dalam 10 tahun berikutnya, & Enda wajib mendapatkan tes lagi selesainya kehamilan.
3. Amniocentesis
Selama amniosentesis, cairan ketuban dimuntahkan berasal rahim buat diuji. Ini berisi sel janin bareng susunan genetik yg sama misalnya bayi, & poly sekali bahan kimia yg diproduksi sang tubuh bayi. Ada beberapa jenis amniosentesis.
Tes amniosentesis genetik buat kelainan genetik, contohnya spina bifida. Tes ini umumnya dilakukan selesainya minggu ke 15 kehamilan. Tes ini dianjurkan apabila:
Skrining tes dikala hamil memberitahuakn imbas yg nir normal.
Memiliki kelainan kromosom selama kehamilan sebelumnya.
Ibu hamil berusia 35 tahun atau lebih.
Memiliki riwayat jeluarga bareng kelainan genetik langsung.
Tes skrining dikala hamil trimester 3
Skrining Strepococcus Group B
Strepococcus Group B (GBS) adalah gerombolan bakteri yg bisa menjadikan infeksi berfokus dalam bunda hamil & bayi yg baru lahir. GBS dalam perempuan sehat tidak sporadis ditemukan dalam daerah verbal, tenggorokan, saluran pencernaan, & vagina.
GBS dalam vagina umumnya nir berbahaya bagi perempuan terlepas berasal sedang hamil atau tidaknya. Namun, bisa sangat berbahaya bagi bayi yg baru lahir yg belum memiliki sistem kekebalan tubuh yg bertenaga. GBS bisa menjadikan infeksi berfokus dalam bayi yg terinfeksi dikala lahir. Tes ini dilakukan bareng mengusap vagina & rektum bunda hamil dalam usia kehamilan ke 35 sampai 37 minggu.
Aika imbas skrining GBS positif, Enda akan diberikan antibiotik dikala dalam proses persalinan buat mengurangi risiko bayi terkena infeksi GBS.
loading...
Penulis: upiknugroho8117
0 komentar untuk Daftar Skrining yang Harus Dilakukan Saat Hamil, dari Trimester 1 Sampai 3