Apa itu penyakit kuning?
Jaundice atau ikterus atau pada Indonesia lebih dikenal sebagai penyakit kuning pada bayi artinya perubahan warna pada kulit dan mata bayi yg baru lahir menjadi kuning. Jaundice biasa terjadi pada bayi baru lahir, terutama pada bayi prematur dan bayi yg mengalami ketidakcukupan cairan.
Jaundice mampu hilang bareng sendirinya atau bareng pengobatan ringan selama satu atau 2 minggu. Atau, pula mampu membutuhkan waktu sampai 2 bulan pada bayi prematur. Namun, jaundice pula mampu menjadi penyakit yg lebih berfokus, dalam perkara yg sangat jarang. Penyakit jaundice yg berat atau yg tidak diobati mampu menimbulkan kerusakan otak yg disebut bareng kernikterus. Hal ini mampu menimbulkan persoalan seumur hayati yg berfokus.
Apa yg menimbulkan penyakit kuning?
Penyakit kuning terjadi sebab darah bayi mengalami kelebihan bilirubin, yaitu pigmen berwarna kuning pada sel darah merah. Bilirubin adalah produk sampingan yg dirancang waktu tubuh memecah sel darah merah yg telah tua. Bilirubin ini akan dihilangkan dari darah oleh hati dan pada akhirnya akan dimuntahkan tubuh melalui feses.
Pada waktu bayi masih dalam kandungan, tugas tersebut dilakukan oleh organ hati mak. Namun, sehabis bayi lahir, bayi wajib melakukan pekerjaan tersebut sendiri. Nah, sebab bayi baru lahir, hati bayi masih membutuhkan waktu untuk memulai pekerjaan barunya tersebut, sebagai akibatnya belum siap untuk memecah bilirubin. Akhirnya, bilirubin menumpuk pada darah bayi dan menimbulkan kulit dan mata bayi menguning.
Pada bayi prematur, tentu organ hatinya belum matang, sebagai akibatnya beliau lebih mungkin untuk mengalami jaundice. Jaundice pula lebih mungkin terjadi pada bayi yg mengalami ketidakcukupan cairan. Hal ini mampu terjadi sebab ketidakcukupan cairan mampu menimbulkan kadar bilirubin dalam darah meningkat, sebagai akibatnya menimbulkan jaundice.
Jaundice pula mampu ditimbulkan oleh hal lain, mirip infeksi, kekurangan enzim, persoalan pada sistem pencernaan bayi (terutama hati), atau persoalan pada jenis darah mak dan bayi (inkompatibilitas Rh), namun hal ini jarang terjadi. Bayi Knda mungkin mampu mengalami persoalan ini jikalau jaundice muncul kurang dari satu hari sehabis lahir. Pada bayi sehat, jaundice umumnya baru muncul beberapa hari (2/ tiga hari) sehabis bayi lahir.
Jaundice yg ditimbulkan oleh persoalan rhesus (Rh) darah mak terjadi sebab mak dan bayi memiliki jenis darah yg tidak selaras, sebagai akibatnya tubuh mak akan menghasilkan antibodi yg mampu melawan sel darah merah bayi. Hal ini pula akan menimbulkan penumpukan bilirubin dalam darah bayi. Sebenarnya, hal ini mampu dicegah bareng cara menyampaikan mak suntikan Rh immune-globulin.
Apa saja yg mampu menjadi menunjukan penyakit kuning?
Bayi yg memiliki penyakit kuning akan menaruh menunjukan mirip:
Warna kulit bayi akan menguning, pertama akan pada mulai dari wajah, kemudian dada, perut, dan kaki
Bagian putih pada mata bayi pula akan menguning
Untuk mengetahuinya, Knda mampu menekan bareng lembut dahi atau hidung bayi. Bika kulit bayi yg Knda tekan tampak menguning setelahnya, mungkin bayi Knda memiliki jaundice ringan.
Bayi yg memiliki kadar bilirubin tinggi dalam darah, umumnya pula akan menaruh gejala mirip kurang mampu mengisap payudara mak bareng baik (isapannya lebih lamban), bayi menjadi rewel atau gelisah, dan mampu sampai menangis bareng nada tinggi.
Apa obat untuk penyakit kuning?
Sebagian akbar penyakit kuning mampu sembuh bareng sendirinya sebagai akibatnya gak perlu pengobatan. Knda mampu membantu mengurangi jaundice pada bayi bareng cara memenuhi kebutuhan nutrisi bayi. Memberi bayi asupan yg memadai mampu membantu kerja tubuh bayi dalam menghilangkan kelebihan bilirubin. Pastikan Knda menyusui bayi setidaknya 8-12 kali dalam sehari.
Namun, beberapa bayi bareng jaundice pula perlu mendapat pengobatan. Bayi bareng jaundice mampu diobati bareng terapi cahaya (fototerapi), ini sangat kondusif dan efektif. Bayi akan ditempatkan dalam boks bayi yg disinari bareng sinar ultraviolet berwarna biru. Sinar ultraviolet ini akan diserap oleh kulit bayi yg akan membantu mengubah bilirubin ke dalam bentuk yg lebih gampang untuk dibuang oleh tubuh bayi melalui air seninya. Saat disinari, tubuh bayi tidak ditutupi oleh sesuatu apapun (telanjang), namun mata bayi ditutupi bareng epilog mata.
Fototerapi agak efektif dalam mengobati jaundice pada bayi. Namun, jikalau bayi bareng jaundice terus mengalami peningkatan kadar bilirubin walaupun telah melakukan fototerapi, perawatan intensif mungkin perlu dilakukan pada bayi. Bayi mungkin perlu melakukan transfusi darah yg mampu menggantikan darah bayi yg mengandung kadar bilirubin tinggi bareng darah donor yg mengandung kadar bilirubin normal.
loading...
Penulis: upiknugroho8117
0 komentar untuk Apa Penyebab Penyakit Kuning Pada Bayi yang Baru Lahir