4 Kebiasaan yang Sering Dilakukan Saat Olahraga Outdoor, Tapi Ternyata Salah Besar

4 Kebiasaan yang Sering Dilakukan Saat Olahraga Outdoor, Tapi Ternyata Salah Besar
Meski gym memberikan bermacam-macam fasilitas yg sanggup menunjang kesuksesan acara olahraga, beberapa orang permanen lebih mengarah buat olahraga dalam luar ruangan. Olahraga dalam taman kota tidak hanya sanggup mengusir kebosanan beserta pemandangan yg itu-itu saja, akan tetapi jua membuat tubuh & pikiran lebih rileks. Tapi beberapa istiadat yg mungkin Knda lakukan waktu berolahraga outdoor mungkin sanggup berbalik merugikan Knda. Yakin, Knda terbebas berdasarkan istiadat-istiadat dalam bawah ini?

Kebiasaan olahraga dalam luar ruangan yg tidak baik bagi kesehatan, akan akan tetapi mungkin seringkali Knda lakukan

1. Peregangan sebelum olahraga

Banyak orang percaya apabila melakukan peregangan sebelum olahraga sanggup mengurangi risiko cedera ketika tengah berolahraga. Nyatanya, hal tadi hanya sebuah mitos belaka. Sebuah penelitian yg dilakukan sang American Academy of Orthopedic Surgeons menemukan bahwa peregangan sebelum lari sama sekali nir berdampak dalam cedera. Penelitian lainnya yg diterbitkan dalam Millitary Medical Journal jua menyatakan hal yg serupa.

Peregangan tidak aktif artinya bentuk yg paling awam berdasarkan peregangan yg seringkali Knda temukan sewaktu berolahraga zaman sekolah dulu. Misalnya, menolehkan kepala ke kanan & kiri buat 10 hitungan, menunda lutut, meregangkan tangan ke kanan & kiri, & sebagainya.

Daripada melakukan set peregangan tidak aktif, para peneliti justru menyarankan agar Knda melakukan pemanasan beserta jalan cepat atau jogging beserta tempo lambat sebelum berolahraga. Jenis pemanasan inilah yg akan poly memiliki kegunaan buat sesi latihan Knda selanjutnya.

dua. Lari dalam bagian atas yg empuk

Saat memutuskan buat olahraga dalam luar ruangan, terutama lari, niscaya kebanyakan orang akan mengarah lintasan lari yg lebih empuk dibandingkan yg keras. Pasalnya, orang-orang menerka bahwa jalur yg empuk lebih baik buat persendian. Faktanya, sampai ketika belum muncul bukti yg nisbi terkait istiadat yg satu ini.

Hirofumi Tanaka, PhD, seseorang acara director olahraga berdasarkan University of Texas yg dilansir berdasarkan halaman Women Health Megazine memperingatkan para pelari buat lebih berhati-hati ketika berlari dalam bagian atas yg empuk. Pasalnya, bagian atas yg empuk cenderung lebih nir stabil dibandingkan apabila Knda berlari dalam atas jalan beraspal. Hal tadi justru sanggup menaikkan risiko jatuh & pergelangan kaki terkilir atau keseleo.

tiga. Meningkatkan intensitas olahraga sumber-asalan semata buat berkeringat lebih poly

Berapa poly keringat yg Knda keluarkan selama berolahraga belum tentu artinya tubuh sudah membakar poly kalori. Sebenarnya, kalori yg terbakar waktu Knda lari sejauh lima km ketika cuaca bersuhu 60 derajat akan sama beserta waktu Knda berlari sejauh lima km dalam ketika panas terik bersuhu 85 derajat.

Masing-masing orang menghasilkan keringat dalam jumlah yg bhineka. Sebagai model, perempuan memiliki lebih poly jumlah kelenjar keringat daripada laki-laki, akan tetapi kelenjar keringat laki-laki cenderung bekerja lebih aktif. Artinya, laki-laki secara alami berkeringat lebih cepat & lebih poly daripada perempuan meski jumlah kelenjar keringat yg diaktifkan sama poly & intensitas suhu & kegiatan fisik jua sama homogen.

Demikian jua waktu membandingkan jumlah keringat berdasarkan orang yg aktif berolahraga & yg nir. Orang yg bugar sanggup berkeringat lebih cepat selama berolahraga karena suhu tubuh mereka lebih rendah dibanding orang-orang yg sedentari (kurang aktif beranjak). Namun jumlah keringatnya akan lebih poly dalam orang yg sporadis berolahraga atau nir pernah berolahraga, karena tubuh mereka lebih cepat memanas.

Ada baiknya Knda menghindari melakukan olahraga ketika siang bolong, waktu cuaca sedang panas-panasnya. Tidak hanya berisiko terkena heatstroke, melakukan kegiatan fisik dalam suhu tinggi jua akan menaikkan risiko kanker kulit. Cobalah menjadwalkan olahraga ataupun kegiatan fisik lainnya ketika suhu udara sudah mulai sedikit lebih rendah, contohnya ketika pagi atau sore hari.

4. Jarang minum

Asupan air waktu melakukan olahraga dalam luar ruangan memang krusial. Tapi, ini seluruh tergantung dalam seberapa usang sesi latihan yg Knda lakukan. Aika Knda akan melakukan lari sejauh lima km, otomatis Knda memerlukan air. Tapi, buat kegiatan yg lebih berat, mirip olahraga triathlon atau olimpiade lari jeda jauh lainnya dalam trend panas, air saja nir nisbi buat menggantikan cairan yg hilang selama Knda melakukan kegiatan tadi.

Sebenarnya waktu badan Knda sangat berkeringat, Knda kehilangan kadar garam & elektrolit dalam tubuh. Buruknya, ketika Knda mengisi cairan tubuh hanya beserta meminum air, air itu justru mengencerkan kadar garam & elektrolit tadi yg sanggup membuahkan hiponatremia (kadar natrium rendah yg membuahkan sel membengkak).

Sebagai gantinya, Knda membutuhkan minuman isotonik. Minuman isotonik adalah minuman yg ditujukan buat para atlet, buat menggantikan cairan, elektrolit, & gula dalam atlet secara cepat. Jenis minuman ini sanggup cepat diserap sang tubuh karena memiliki konsentrasi & tekanan osmotik yg sama mirip cairan yg muncul dalam dalam tubuh.
loading...

0 komentar untuk 4 Kebiasaan yang Sering Dilakukan Saat Olahraga Outdoor, Tapi Ternyata Salah Besar